Sampit (ANTARA) - Hujan deras yang mengguyur Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah pada Kamis (11/1) kemarin, menyebabkan sejumlah kawasan tergenang, seperti yang terjadi di sekitar Jalan Sampoerna, Kecamatan Baamang.
"Air naik mulai tadi malam, kira-kira jam 12 malam, karena kemarin sore sampai malam hujan deras," kata salah seorang warga Tukiman di Sampit, Jumat.
Tukiman menyebut, genangan kurang lebih 10 - 20 cm dari permukaan tanah. Debit air yang menggenang bertahan cukup lama bahkan cenderung meningkat dikarenakan pada waktu yang bersamaan sungai di sekitar sedang pasang.
Menurutnya, kondisi ini biasa terjadi ketika musim hujan yang ditandai dengan peningkatan intensitas hujan dan dibarengi dengan air sungai yang sedang pasang.
"Sudah biasa kalau musim hujan, tapi kalau sungai surut biasanya cepat saja keringnya," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, Multazam mengatakan pihaknya telah melakukan ground check atau pengecekan lapangan terkait lokasi yang terendam.
"Memang ada banjir genangan di sekitar wilayah Baamang, contohnya di Jalan Imam Bonjol. Kami melakukan asesmen di lapangan dan pengecekan Sungai Mentaya, sembari berkoordinasi dengan dinas terkait," ujarnya.
Dari hasil ground check BPBD Kotim sejumlah ruas jalan yang terendam antara lain Jalan Sampoerna Barat RT 36 kedalaman 20 cm, Jalan Sangga Buana kedalaman 35 cm, Jalan Jaya Wijaya kedalaman 10 cm, Jalan Imam Bonjol kedalaman 10 cm, dan Jalan Suka Bangsa RT 31 kedalaman 25 cm.
Selain jalan, genangan tersebut juga berdampak pada sejumlah fasilitas umum, yakni 3 mushala, 1 MTs, 1 Sekolah Dasar, dan 3 unit warung UMKM. Sedangkan, jumlah warga yang terdampak ada sekitar 45 Kepala Keluarga.
"Kegiatan masyarakat masih berjalan lancar, yang terganggu hanya pada aktivitas sekolah, rumah ibadah, dan ekonomi dari pemilik warung," kata Multazam.
Baca juga: Wabup ajak pemilih pemula di SMKN 1 Sampit gunakan hak pilih
Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG Kotim, pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk waspada terjadi peningkatan debit air, karena masih berpotensi terjadi hujan sedang hingga lebat di wilayah Kotim pada 12 Januari 2024.
Disamping intensitas hujan yang cukup tinggi serta durasi yang lama, genangan juga disebabkan tidak lancarnya aliran drainase di sekitar lokasi. Terkait hal ini Multazam mengaku pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, Bina Konstruksi, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman agar dapat dilakukan normalisasi atau pembersihan drainase.
Multazam menambahkan, genangan banjir saat ini meliputi wilayah kota, sedangkan wilayah utara Kotim yang umumnya rawan banjir masih tergolong aman, karena intensitas hujan di utara terbilang rendah dalam beberapa waktu terakhir.
Baca juga: Pemkab Kotim terapkan pajak hiburan 40 persen
Baca juga: Dinsos Kotim dampingi penderita HIV/AIDS yang gagal berlayar
Baca juga: Bupati segera kumpulkan perwakilan perguruan tinggi di Sampit
"Air naik mulai tadi malam, kira-kira jam 12 malam, karena kemarin sore sampai malam hujan deras," kata salah seorang warga Tukiman di Sampit, Jumat.
Tukiman menyebut, genangan kurang lebih 10 - 20 cm dari permukaan tanah. Debit air yang menggenang bertahan cukup lama bahkan cenderung meningkat dikarenakan pada waktu yang bersamaan sungai di sekitar sedang pasang.
Menurutnya, kondisi ini biasa terjadi ketika musim hujan yang ditandai dengan peningkatan intensitas hujan dan dibarengi dengan air sungai yang sedang pasang.
"Sudah biasa kalau musim hujan, tapi kalau sungai surut biasanya cepat saja keringnya," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, Multazam mengatakan pihaknya telah melakukan ground check atau pengecekan lapangan terkait lokasi yang terendam.
"Memang ada banjir genangan di sekitar wilayah Baamang, contohnya di Jalan Imam Bonjol. Kami melakukan asesmen di lapangan dan pengecekan Sungai Mentaya, sembari berkoordinasi dengan dinas terkait," ujarnya.
Dari hasil ground check BPBD Kotim sejumlah ruas jalan yang terendam antara lain Jalan Sampoerna Barat RT 36 kedalaman 20 cm, Jalan Sangga Buana kedalaman 35 cm, Jalan Jaya Wijaya kedalaman 10 cm, Jalan Imam Bonjol kedalaman 10 cm, dan Jalan Suka Bangsa RT 31 kedalaman 25 cm.
Selain jalan, genangan tersebut juga berdampak pada sejumlah fasilitas umum, yakni 3 mushala, 1 MTs, 1 Sekolah Dasar, dan 3 unit warung UMKM. Sedangkan, jumlah warga yang terdampak ada sekitar 45 Kepala Keluarga.
"Kegiatan masyarakat masih berjalan lancar, yang terganggu hanya pada aktivitas sekolah, rumah ibadah, dan ekonomi dari pemilik warung," kata Multazam.
Baca juga: Wabup ajak pemilih pemula di SMKN 1 Sampit gunakan hak pilih
Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG Kotim, pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk waspada terjadi peningkatan debit air, karena masih berpotensi terjadi hujan sedang hingga lebat di wilayah Kotim pada 12 Januari 2024.
Disamping intensitas hujan yang cukup tinggi serta durasi yang lama, genangan juga disebabkan tidak lancarnya aliran drainase di sekitar lokasi. Terkait hal ini Multazam mengaku pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, Bina Konstruksi, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman agar dapat dilakukan normalisasi atau pembersihan drainase.
Multazam menambahkan, genangan banjir saat ini meliputi wilayah kota, sedangkan wilayah utara Kotim yang umumnya rawan banjir masih tergolong aman, karena intensitas hujan di utara terbilang rendah dalam beberapa waktu terakhir.
Baca juga: Pemkab Kotim terapkan pajak hiburan 40 persen
Baca juga: Dinsos Kotim dampingi penderita HIV/AIDS yang gagal berlayar
Baca juga: Bupati segera kumpulkan perwakilan perguruan tinggi di Sampit