Sampit (ANTARA) -
Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor akan mengumpulkan enam perwakilan perguruan tinggi untuk membahas merger atau penggabungan guna menindaklanjuti arahan Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran beberapa waktu lalu.
“Gubernur menghendaki agar universitas yang ada di Sampit dimerger menjadi satu, untuk itu kami akan mengundang dan berdialog dulu dengan rektor dari masing-masing universitas meminta tanggapan mereka,” kata Halikinnor di Sampit, Rabu.
Keenam perguruan tinggi yang dimaksud adalah Darwan Ali Sampit, STIH Habaring Hurung, STIE Sampit, Akbid Muhammadiyah Sampit, STKIP Muhammadiyah Sampit, dan Politeknik Sampit.
Diketahui, pada upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-71 Kotim, Sugianto mengungkapkan keinginan membangun universitas provinsi di daerah setempat dan mendukung rencana itu, ia meminta agar semua perguruan tinggi yang ada di Kota Sampit dimerger menjadi satu.
Rencana itu pun disambut baik oleh Pemkab Kotim dengan harapan dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Bumi Habaring Hurung melalui fasilitas pendidikan yang lebih terjangkau, baik dari segi jarak dan biaya.
“Kalau universitas kita sudah jadi satu apalagi universitas negeri, maka mahasiswa kita tidak perlu ke luar kota lagi, cukup kuliah di sini,” ucapnya.
Baca juga: KPU Kotim mulai lakukan pengesetan logistik Pemilu 2024
Baca juga: KPU Kotim mulai lakukan pengesetan logistik Pemilu 2024
Ia juga berharap ke depan SDM Kotim minimal rata-rata lulusan sarjana strata 1 (S-1), sedangkan berdasar data saat ini pendidikan rata-rata di Kotim adalah SMA/sederajat.
Halikinnor menyebut, jika semua universitas dimerger jadi satu maka pembinaan, bantuan, dan lainnya dari pemerintah bisa lebih mudah. Selain itu, Pemkab Kotim juga diminta untuk menyediakan lahan kurang lebih 100 hektare untuk lokasi pembangunan universitas provinsi.
Terkait hal ini, Halikinnor mengaku perlu waktu ekstra, sebab menurutnya tidak mudah untuk menyediakan lahan 100 hektare dalam satu hamparan di dalam Kota Sampit yang cukup padat penduduk.
“Kalau cuma 2-3 hektare mungkin mudah, tapi kalau 100 hektare cukup sulit. Mungkin nanti kita perhitungkan daerah luar kota, tapi tidak terlalu jauh dari Sampit. Mudah-mudahan paling lambat 2025 sudah siap lahannya,” ujar Halikinnor.
Orang nomor satu di Kotim ini melanjutkan, yang utama saat ini adalah merger universitas, karena jika sudah dilakukan merger tidak masalah jika sementara lokasi universitas terpisah-pisah.
Halikinnor juga mengapresiasi komitmen Pemprov Kalteng, khususnya gubernur, untuk memajukan bidang pendidikan, salah satunya dengan menyalurkan beasiswa Kalteng Berkah untuk mahasiswa di Kotim.
“Kami juga berterima kasih kepada gubernur yang menyediakan beasiswa. Pemkab Kotim juga sudah melaksanakan beasiswa yang dinamakan Gerbang Mentaya, dimana hal ini sejalan dengan keinginan gubernur untuk peningkatan kualitas SDM daerah,” tuturnya.
Baca juga: Ketua DPRD optimistis Kotim semakin maju
Baca juga: Bupati Kotim soroti kondisi drainase dan jalan di kawasan perumahan
Baca juga: Bawaslu Kotim: Paling lambat 15 Januari APK tak sesuai aturan harus dibereskan
Baca juga: Ketua DPRD optimistis Kotim semakin maju
Baca juga: Bupati Kotim soroti kondisi drainase dan jalan di kawasan perumahan
Baca juga: Bawaslu Kotim: Paling lambat 15 Januari APK tak sesuai aturan harus dibereskan