Pulang Pisau (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah mengingatkan status siaga banjir kepada pemerintah kecamatan dan desa di kabupaten setempat dengan meningkatnya intensitas curah hujan.
“Berdasarkan prakiraan cuaca informasi dari BMKG mulai awal hingga akhir bulan Januari ini, intensitas curah hujan di atas normal,” kata Kalaksa BPBD Kabupaten Pulang Pisau Osa Maliki melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana Tekson di Pulang Pisau, Senin.
Dikatakan Tekson, prakiraan tingginya curah hujan di atas normal ini signifikan terjadi di empat kecamatan daerah pesisir selatan yaitu Kecamatan Maliku, Pandih Batu, Sebangau Kuala, dan Kahayan Kuala. Untuk di daerah atas seperti Kecamatan Banama Tingang dan Kahayan Tengah intensitas curah hujan masih dalam potensi sedang.
Terjadinya banjir di beberapa daerah di Kalimantan Tengah, terang Tekson, membuat pemerintah provinsi mengingatkan status siaga untuk semua kabupaten/kota. Pemerintah setempat juga meneruskan himbauan ini kepada pemerintah kecamatan hingga desa untuk selalu siaga terhadap bencana banjir yang bisa saja terjadi setiap saat.
Tekson mengungkapkan bahwa intensitas curah hujan di atas normal ini berdampak terjadinya cuaca ekstrem yang menimbulkan gelombang tinggi. Berdasarkan informasi yang diterima dari sejumlah kepala desa yang berada di wilayah pesisir, tingginya gelombang laut sudah terjadi sejak bulan Desember lalu.
Baca juga: Delapan desa di Pulang Pisau menjadi titik rawan pemilu
“Tingginya gelombang disertai cuaca yang tidak menentu dan bisa berubah setiap saat membuat masyarakat khususnya para nelayan di lima desa pesisir tidak berani melaut dengan jarak yang cukup jauh untuk mencari ikan berlama-lama. Paling hanya tiga jam melaut lalu kembali,” ucapnya.
Menurut Tekson, BPBD setempat terus mengingatkan kepada masyarakat untuk selalu waspada bencana banjir. Siklus banjir di kabupaten setempat yang bisa mempertemukan air kiriman dari daerah atas DAS Kahayan dan air pasang sungai bisa menyebabkan banjir di daerah Kecamatan Jabiren Raya seperti tahun-tahun sebelumnya.
Lanjutnya, masyarakat juga diminta untuk berhati-hati karena banjir dan air pasang bisa menyebabkan hewan liar seperti ular, buaya dan hewan lainnya mencari tempat berlindung ke dataran dan rumah-rumah penduduk. Aktifkan kembali sistem keamanan masyarakat untuk antisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi.
Terkait dengan antisipasi banjir dari BPBD setempat, Tekson mengatakan bahwa perkembangan cuaca terus dipantau setiap hari dengan memastikan kesiapan sarana dan prasarana pendukung. Apabila status bencana telah dinaikkan dan ditetapkan, maka BPBD langsung mengaktifkan pos antisipasi komando kedaruratan.
“Kesiapan logistik dalam penanganan juga dipersiapkan sesuai dengan arahan Penjabat Bupati Pulang Pisau agar dalam praktiknya terjadi bencana, logistik bantuan seimbang dengan masyarakat terdampak dan kebutuhan di lapangan,” demikian Tekson.
Baca juga: Pemkab Pulang Pisau terus tingkatkan sarana pendidikan
Baca juga: Karang Taruna diminta bersinergi dengan pemerintah
Baca juga: Pj Bupati Pulang Pisau laporkan kinerja triwulan pertama ke Kemendagri
“Berdasarkan prakiraan cuaca informasi dari BMKG mulai awal hingga akhir bulan Januari ini, intensitas curah hujan di atas normal,” kata Kalaksa BPBD Kabupaten Pulang Pisau Osa Maliki melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana Tekson di Pulang Pisau, Senin.
Dikatakan Tekson, prakiraan tingginya curah hujan di atas normal ini signifikan terjadi di empat kecamatan daerah pesisir selatan yaitu Kecamatan Maliku, Pandih Batu, Sebangau Kuala, dan Kahayan Kuala. Untuk di daerah atas seperti Kecamatan Banama Tingang dan Kahayan Tengah intensitas curah hujan masih dalam potensi sedang.
Terjadinya banjir di beberapa daerah di Kalimantan Tengah, terang Tekson, membuat pemerintah provinsi mengingatkan status siaga untuk semua kabupaten/kota. Pemerintah setempat juga meneruskan himbauan ini kepada pemerintah kecamatan hingga desa untuk selalu siaga terhadap bencana banjir yang bisa saja terjadi setiap saat.
Tekson mengungkapkan bahwa intensitas curah hujan di atas normal ini berdampak terjadinya cuaca ekstrem yang menimbulkan gelombang tinggi. Berdasarkan informasi yang diterima dari sejumlah kepala desa yang berada di wilayah pesisir, tingginya gelombang laut sudah terjadi sejak bulan Desember lalu.
Baca juga: Delapan desa di Pulang Pisau menjadi titik rawan pemilu
“Tingginya gelombang disertai cuaca yang tidak menentu dan bisa berubah setiap saat membuat masyarakat khususnya para nelayan di lima desa pesisir tidak berani melaut dengan jarak yang cukup jauh untuk mencari ikan berlama-lama. Paling hanya tiga jam melaut lalu kembali,” ucapnya.
Menurut Tekson, BPBD setempat terus mengingatkan kepada masyarakat untuk selalu waspada bencana banjir. Siklus banjir di kabupaten setempat yang bisa mempertemukan air kiriman dari daerah atas DAS Kahayan dan air pasang sungai bisa menyebabkan banjir di daerah Kecamatan Jabiren Raya seperti tahun-tahun sebelumnya.
Lanjutnya, masyarakat juga diminta untuk berhati-hati karena banjir dan air pasang bisa menyebabkan hewan liar seperti ular, buaya dan hewan lainnya mencari tempat berlindung ke dataran dan rumah-rumah penduduk. Aktifkan kembali sistem keamanan masyarakat untuk antisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi.
Terkait dengan antisipasi banjir dari BPBD setempat, Tekson mengatakan bahwa perkembangan cuaca terus dipantau setiap hari dengan memastikan kesiapan sarana dan prasarana pendukung. Apabila status bencana telah dinaikkan dan ditetapkan, maka BPBD langsung mengaktifkan pos antisipasi komando kedaruratan.
“Kesiapan logistik dalam penanganan juga dipersiapkan sesuai dengan arahan Penjabat Bupati Pulang Pisau agar dalam praktiknya terjadi bencana, logistik bantuan seimbang dengan masyarakat terdampak dan kebutuhan di lapangan,” demikian Tekson.
Baca juga: Pemkab Pulang Pisau terus tingkatkan sarana pendidikan
Baca juga: Karang Taruna diminta bersinergi dengan pemerintah
Baca juga: Pj Bupati Pulang Pisau laporkan kinerja triwulan pertama ke Kemendagri