Sampit (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Umar Kaderi menyampaikan tahun 2024 ini pihaknya akan merenovasi dan meningkatkan standar bangunan dua puskesmas sesuai prototipe dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Tahun ini ada dua puskesmas yang akan ditingkatkan sesuai prototipe Kemenkes, yakni Puskesmas Bapinang dan Puskesmas Parenggean," kata Umar di Sampit, Minggu.
Ia menjelaskan, dampak pandemi COVID-19 mendorong pemerintah membuat inovasi dalam bidang kesehatan. Dalam hal ini, Kemenkes menerbitkan peraturan nomor 43 tahun 2019 tentang puskesmas, salah satunya mengatur tentang standar bangunan puskesmas sesuai prototipe.
Berdasarkan prototipe tersebut, rancangan interior bangunan puskesmas diatur dengan keselarasan prinsip meliputi pelayanan kesehatan terintegrasi, pencegahan, pengendalian infeksi, tinjauan dari aspek 5R (ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin), aspek keandalan bangunan yang mencakup keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan, dan aspek responsif gender, serta aspek bangunan ramah lingkungan.
"Sesuai peraturan Kemenkes semua puskesmas harus sesuai dengan prototipe dan alhamdulillah Bupati pun komitmen untuk mendukung program tersebut," beber Umar.
Sejak peraturan tersebut diterbitkan, Pemkab Kotim melalui Dinkes secara bertahap melakukan peningkatan terhadap puskesmas yang ada di wilayah tersebut. Dari 21 puskesmas di Kotim, 11 diantaranya sudah ditingkatkan sesuai prototipe Kemenkes.
Kemudian, tahun ini rencananya giliran Puskesmas Bapinang, Kecamatan Pulau Hanaut, dan Puskesmas Parenggean, Kecamatan Parenggean yang akan ditingkatkan dengan estimasi anggaran mencapai Rp 10,5 miliar bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik bidang kesehatan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kotim.
Ia melanjutkan, peningkatan bangunan puskesmas ini berdasarkan usulan yang disetujui oleh Kemenkes. Sebab, data setiap puskesmas sudah ada di database kementerian, lalu pihaknya mengusulkan untuk peningkatan. Kemudian, puskesmas yang disetujui oleh Kemenkes maka akan diprioritaskan untuk ditingkatkan.
"Untuk indikator puskesmas yang lebih dulu ditingkatkan itu ada di kementerian, tentunya disana ada pertimbangan tersendiri misalnya dari segi luasan dan tahun berapa dibangun," kata Umar.
Baca juga: Bawaslu Kotim gelar apel siaga pengawasan masa tenang dan pungut hitung
Belum lama ini, Bupati Kotim Halikinnor meresmikan bangunan Puskesmas Kota Besi yang telah ditingkatkan sesuai prototipe Kemenkes, dengan total anggaran Rp2,5 miliar. Untuk standar pelayanan di tingkat kecamatan Puskesmas Kota Besi terbilang lengkap, karena sudah memiliki tenaga medis dan tenaga kesehatan yang sesuai standar.
Walaupun, sebagian SDM masih berstatus tenaga kontrak, sehingga kondisi-kondisi tertentu bisa ditangani dan diselesaikan di Puskesmas tersebut tanpa harus merujuk pasien ke rumah sakit.
Dengan peningkatan infrastruktur, diharapkan Puskesmas Kota Besi dapat memberikan akses pelayanan kesehatan yang lebih baik untuk masyarakat. Ia juga meminta pihak Puskesmas agar bisa berkolaborasi dengan Posyandu, Pustu, dan Poskesdes dalam integrasi pelayanan kesehatan.
Baca juga: Momentum Perayaan Imlek, Bupati dan FKPD Kotim anjangsana ke rumah warga Tionghoa
Baca juga: Lepas distribusi logistik Pemilu 2024, Bupati Kotim ingatkan masyarakat tidak golput
Baca juga: Aktivasi IKD di Kotim baru mencapai 14,91 persen, hadapi sejumlah kendala
"Tahun ini ada dua puskesmas yang akan ditingkatkan sesuai prototipe Kemenkes, yakni Puskesmas Bapinang dan Puskesmas Parenggean," kata Umar di Sampit, Minggu.
Ia menjelaskan, dampak pandemi COVID-19 mendorong pemerintah membuat inovasi dalam bidang kesehatan. Dalam hal ini, Kemenkes menerbitkan peraturan nomor 43 tahun 2019 tentang puskesmas, salah satunya mengatur tentang standar bangunan puskesmas sesuai prototipe.
Berdasarkan prototipe tersebut, rancangan interior bangunan puskesmas diatur dengan keselarasan prinsip meliputi pelayanan kesehatan terintegrasi, pencegahan, pengendalian infeksi, tinjauan dari aspek 5R (ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin), aspek keandalan bangunan yang mencakup keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan, dan aspek responsif gender, serta aspek bangunan ramah lingkungan.
"Sesuai peraturan Kemenkes semua puskesmas harus sesuai dengan prototipe dan alhamdulillah Bupati pun komitmen untuk mendukung program tersebut," beber Umar.
Sejak peraturan tersebut diterbitkan, Pemkab Kotim melalui Dinkes secara bertahap melakukan peningkatan terhadap puskesmas yang ada di wilayah tersebut. Dari 21 puskesmas di Kotim, 11 diantaranya sudah ditingkatkan sesuai prototipe Kemenkes.
Kemudian, tahun ini rencananya giliran Puskesmas Bapinang, Kecamatan Pulau Hanaut, dan Puskesmas Parenggean, Kecamatan Parenggean yang akan ditingkatkan dengan estimasi anggaran mencapai Rp 10,5 miliar bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik bidang kesehatan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kotim.
Ia melanjutkan, peningkatan bangunan puskesmas ini berdasarkan usulan yang disetujui oleh Kemenkes. Sebab, data setiap puskesmas sudah ada di database kementerian, lalu pihaknya mengusulkan untuk peningkatan. Kemudian, puskesmas yang disetujui oleh Kemenkes maka akan diprioritaskan untuk ditingkatkan.
"Untuk indikator puskesmas yang lebih dulu ditingkatkan itu ada di kementerian, tentunya disana ada pertimbangan tersendiri misalnya dari segi luasan dan tahun berapa dibangun," kata Umar.
Baca juga: Bawaslu Kotim gelar apel siaga pengawasan masa tenang dan pungut hitung
Belum lama ini, Bupati Kotim Halikinnor meresmikan bangunan Puskesmas Kota Besi yang telah ditingkatkan sesuai prototipe Kemenkes, dengan total anggaran Rp2,5 miliar. Untuk standar pelayanan di tingkat kecamatan Puskesmas Kota Besi terbilang lengkap, karena sudah memiliki tenaga medis dan tenaga kesehatan yang sesuai standar.
Walaupun, sebagian SDM masih berstatus tenaga kontrak, sehingga kondisi-kondisi tertentu bisa ditangani dan diselesaikan di Puskesmas tersebut tanpa harus merujuk pasien ke rumah sakit.
Dengan peningkatan infrastruktur, diharapkan Puskesmas Kota Besi dapat memberikan akses pelayanan kesehatan yang lebih baik untuk masyarakat. Ia juga meminta pihak Puskesmas agar bisa berkolaborasi dengan Posyandu, Pustu, dan Poskesdes dalam integrasi pelayanan kesehatan.
Baca juga: Momentum Perayaan Imlek, Bupati dan FKPD Kotim anjangsana ke rumah warga Tionghoa
Baca juga: Lepas distribusi logistik Pemilu 2024, Bupati Kotim ingatkan masyarakat tidak golput
Baca juga: Aktivasi IKD di Kotim baru mencapai 14,91 persen, hadapi sejumlah kendala