Palangka Raya (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR), Kalimantan Tengah (Kalteng) terus mendorong adanya inklusivitas terhadap seluruh lapisan masyarakat Kalteng dalam meraih pendidikan tinggi.
"Dalam rangka membangun masa depan, maka kampus akan terus membuka peluang mendatangkan orang-orang hebat untuk membagikan keilmuannya baik kepada dosen, mahasiswa dan seluruh segenap civitas akademika," kata Rektor UMPR Dr Muhammad Yusuf di Palangka Raya.
Pernyataan itu diungkapkan Yusuf terkait pelaksanaan seminar nasional yang diinisiasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UMPR dengan tema "Membangun masa depan bersama: Inklusivitas dalam pembangunan nasional untuk kesetaraan dan kesejahteraan".
Pada seminar yang diikuti para mahasiswa dan sejumlah tamu undangan itu, bertindak sebagai pemateri adalah Dr Salahudin selaku dosen Prodi Ilmu Pemerintahan Fisip UMM, Dr Nurhasanah selaku akademisi MAP Fisipol UMPR, Prof Juni Gultom.
Dia mengatakan, sesuai visi dan misinya, UMPR harus menjadi wadah yang mampu menampung semua warga Kalteng yang penuh keberagaman untuk berinteraksi, kolaborasi dan mendapatkan referensi keilmuan yang sama. Dilakukan melalui salah satu sistem yang disebut perkuliahan.
Dalam rangka meningkatkan kesetaraan dan kesejahteraan ikatan,pihaknya dengan para alumni terus kita jalin. Bahkan sebagian besar dosen dan pegawai UMPR adalah alumni yang kemudian memilih mengabdikan diri di perguruan tinggi ini.
Seminar nasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UMPR dengan tema "Membangun masa depan bersama: Inklusivitas dalam pembangunan nasional untuk kesetaraan dan kesejahteraan" di Palangka Raya . ANTARA/HO-Fisipol UMPR.
"Kemudian bagi pegawai yang ingin mengembangkan diri juga kami berikan kesempatan sehingga semakin meningkatkan kemampuan dan daya saing yang dimiliki," katanya.
Yusuf pun menegaskan, UMPR harus terus menjadi pusat keunggulan karena harapan masyarakat terhadap kampus ini sangat besar, meski semua itu belum bisa diwujudkan seutuhnya.
"Kami pun terus menjalin kerja sama dan kolaborasi dengan banyak pihak agar harapan-harapan itu bisa diwujudkan bersama. Terutama terkait peningkatan kualitas SDM di Kalteng," katanya.
Dia menambahkan, dengan jumlah penduduk tidak terlalu banyak, seharusnya Kalteng dan seluruh pihak di dalamnya bisa melakukan lompatan dalam upaya menyetarakan dan meningkatkan kualitas pendidikan masyarakatnya.
"Contohnya seperti yang dilakukan di Kotawaringin Barat yang memobilisasi seluruh warga desa agar bisa mengakses perguruan tinggi melalui program RPL," katanya.
Berbagai kolaborasi dan terobosan ini harus terus disampaikan sehingga nantinya inklusivitas dalam pembangunan nasional untuk kesetaraan dan kesejahteraan akan terwujud.
Baca juga: ANTARA bekali mahasiswa Fisipol cara komunikasi dalam tuntutan pergaulan global
Baca juga: ANTARA-UMPR terus kolaborasi penyebaran informasi pendidikan tinggi
Baca juga: Fisipol UMPR berangkatkan lima mahasiswa program Pertukaran Mahasiswa Merdeka
"Dalam rangka membangun masa depan, maka kampus akan terus membuka peluang mendatangkan orang-orang hebat untuk membagikan keilmuannya baik kepada dosen, mahasiswa dan seluruh segenap civitas akademika," kata Rektor UMPR Dr Muhammad Yusuf di Palangka Raya.
Pernyataan itu diungkapkan Yusuf terkait pelaksanaan seminar nasional yang diinisiasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UMPR dengan tema "Membangun masa depan bersama: Inklusivitas dalam pembangunan nasional untuk kesetaraan dan kesejahteraan".
Pada seminar yang diikuti para mahasiswa dan sejumlah tamu undangan itu, bertindak sebagai pemateri adalah Dr Salahudin selaku dosen Prodi Ilmu Pemerintahan Fisip UMM, Dr Nurhasanah selaku akademisi MAP Fisipol UMPR, Prof Juni Gultom.
Dia mengatakan, sesuai visi dan misinya, UMPR harus menjadi wadah yang mampu menampung semua warga Kalteng yang penuh keberagaman untuk berinteraksi, kolaborasi dan mendapatkan referensi keilmuan yang sama. Dilakukan melalui salah satu sistem yang disebut perkuliahan.
Dalam rangka meningkatkan kesetaraan dan kesejahteraan ikatan,pihaknya dengan para alumni terus kita jalin. Bahkan sebagian besar dosen dan pegawai UMPR adalah alumni yang kemudian memilih mengabdikan diri di perguruan tinggi ini.
"Kemudian bagi pegawai yang ingin mengembangkan diri juga kami berikan kesempatan sehingga semakin meningkatkan kemampuan dan daya saing yang dimiliki," katanya.
Yusuf pun menegaskan, UMPR harus terus menjadi pusat keunggulan karena harapan masyarakat terhadap kampus ini sangat besar, meski semua itu belum bisa diwujudkan seutuhnya.
"Kami pun terus menjalin kerja sama dan kolaborasi dengan banyak pihak agar harapan-harapan itu bisa diwujudkan bersama. Terutama terkait peningkatan kualitas SDM di Kalteng," katanya.
Dia menambahkan, dengan jumlah penduduk tidak terlalu banyak, seharusnya Kalteng dan seluruh pihak di dalamnya bisa melakukan lompatan dalam upaya menyetarakan dan meningkatkan kualitas pendidikan masyarakatnya.
"Contohnya seperti yang dilakukan di Kotawaringin Barat yang memobilisasi seluruh warga desa agar bisa mengakses perguruan tinggi melalui program RPL," katanya.
Berbagai kolaborasi dan terobosan ini harus terus disampaikan sehingga nantinya inklusivitas dalam pembangunan nasional untuk kesetaraan dan kesejahteraan akan terwujud.
Baca juga: ANTARA bekali mahasiswa Fisipol cara komunikasi dalam tuntutan pergaulan global
Baca juga: ANTARA-UMPR terus kolaborasi penyebaran informasi pendidikan tinggi
Baca juga: Fisipol UMPR berangkatkan lima mahasiswa program Pertukaran Mahasiswa Merdeka