Dokter jelaskan penyebab papiledema

Rabu, 3 April 2024 14:49 WIB

Jakarta (ANTARA) - Dokter dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Dr. dr. Syntia Nusanti mengatakan papiledema disebabkan oleh sejumlah hal, salah satunya tumor di otak yang menyebabkan peningkatan tekanan di bagian intrakranial atau hambatan dalam pengeluaran cairan di otak.

"Papiledema ini adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Jadi dua-duanya bukan satu. Kalau satu mata kita sebutnya kebalikannya, edema papil," katanya dalam siaran radio di Jakarta, Rabu.

Dia menjelaskan bahwa papiledema bukan penyakit yang berhubungan dengan usia dan banyak sekali penyebabnya. Selain tumor di otak dan hambatan pengeluaran cairan, kata dia, terdapat sebab-sebab lain, contohnya infeksi di otak, seperti meningitis.

Baca juga: Kenali gejala cara pengobatan tumor otak

"Namun ada juga yang kita sebut sebagai idiopatik. Nah idiopatik ini terjadi peningkatan tekanan di intrakaranya tanpa sebab khusus gitu," katanya.

Menurut dia, untuk papiledema yang sifatnya idiopatik banyak ditemukan pada perempuan-perempuan obesitas berusia kisaran 30-40 tahun. Dia juga mengatakan, papiledema dijumpai pada pasien-pasien dengan hipertensi, terutama hipertensi emergensi yang menyebabkan tekanan darah naik hingga saraf mata bengkak.

Adapun gejala-gejalanya, ujar dokter itu, biasanya berupa sakit kepala hebat yang membuat rasa mual bahkan muntah. Kemudian, secara penglihatan, keburaman tidak serta-merta terjadi, namun perlahan-lahan dan sementara.

"Terjadi penurunan tajam penglihatan sementara saat pasien biasanya bangun dari jongkok kemudian dia batuk gitu ya, jadi segala sesuatu yang menyebabkan terjadi peningkatan penanganan intrakranial," kata Syntia.

Baca juga: Violis jalani operasi tumor otak sambil main biola

Dia juga mengatakan, contoh lainnya adalah ketika mengedan saat buang air besar, di mana selama satu hingga dua menit terjadi penurunan penglihatan.

"Biasanya pertama mungkin kehilangan kemampuan melihat warna atau kemudian kontras, jadi terang gelap itu akan jadi sulit dan lama-lama akan terjadi penurunan terhadap penglihatan. Kadang-kadang ini disertai juga dengan penglihatan ganda," dia menambahkan.

Perawatan yang diberikan untuk papiledema, katanya, berbeda tergantung pada penyebabnya. Sebagai contoh, pada kasus perempuan-perempuan obesitas, biasanya digunakan obat-obatan serta terapi gizi guna menurunkan berat badan.

"Indikasi operasinya adalah kalau setelah pengobatan jangka waktu tertentu kemudian tidak juga turun tekanannya baru kita mulai bersikap tindakan operasi," katanya.

Apabila disebabkan oleh tumor, katanya, maka yang perlu ditangani terlebih dahulu adalah tumornya, begitu pula yang disebabkan oleh infeksi.

Baca juga: Hati-hati, pusing tak kunjung reda bisa jadi tumor otak

Baca juga: Hati-hati! Sering Menelepon Berjam-jam, Beresiko Tumor Otak

Pewarta : Mecca Yumna Ning Prisie
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Pendaftaran CPNS Barito Selatan 15 September

13 September 2014 7:13 Wib, 2014

Election - Panwaslu Not Seriously Investigating Money Politics

14 April 2014 17:11 Wib, 2014

Elections - Campaigners Asked To Avoid Black Campaign

27 March 2014 15:36 Wib, 2014

Elections - Golkar Asks Legislative Candidates Not To Belittle Each Other

24 March 2014 21:29 Wib, 2014

Bpjs Kesehatan Diminta Sosialisasikan JKN Kepada Karyawan

04 January 2014 6:45 Wib, 2014
Terpopuler

Liverpool perlebar jarak dengan City di klasemen Liga Inggris

Olahraga - 11 November 2024 19:55 Wib

Pemkab Bartim bantu atasi masalah pelaku UMKM di Kecamatan Awang

Kabar Daerah - 12 November 2024 15:04 Wib

Timnas MLBB putra Indonesia menang atas Guam di IESF WEC 2024

Olahraga - 13 November 2024 8:39 Wib

Rodri mulai membaik, ingin tetap tampil musim ini

Olahraga - 13 November 2024 20:41 Wib

Malut United maksimalkan kesiapan jelang laga kandang lawan Persita

Olahraga - 14 November 2024 10:48 Wib