Sampit (ANTARA) - Harga ayam potong pasar tradisional Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah melejit pada H-2 Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 1445 Hijriah.
"Harga daging ayam sekarang sudah Rp48 ribu per kilogram. Besok kemungkinan naik lagi sekitar Rp3.000," kata salah seorang pedagang ayam potong di Pasar Subuh Sampit, Siah di Sampit, Senin.
Siah menyampaikan, kenaikan harga terjadi sejak lima hari terakhir dengan selisih harga setiap harinya berkisar Rp2.000 - Rp3.000. Di mana harga ayam potong yang biasanya dibanderol Rp35.000 - Rp37.000 per kilogram kini sudah tembus di Rp48.000 per kilogram, bahkan diprediksi masih akan mengalami kenaikan harga hingga di atas Rp50.000 per kilogram.
Ia melanjutkan, kenaikan harga tersebut menyesuaikan harga yang diperoleh dari pemasok yang telah mengalami kenaikan. Menurutnya, kondisi ini terjadi dikarenakan tingginya permintaan masyarakat terhadap daging ayam menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah penjualan di lapak miliknya. Jika pada hari biasa ia dapat menjual sekitar 200 kilogram ayam, namun dalam dua hari terakhir ia mampu menjual hingga 600 kilogram ayam.
"Mungkin karena permintaannya meningkat makanya pemasok menaikkan harga. Apalagi barang sudah mulai kosong dan hari ini terakhir ada pemasok ayam, karena besok sudah mulai libur Lebaran," ujarnya.
Kenaikan harga ayam potong yang cukup signifikan tentunya mendatangkan keluhan dari para konsumen. Kendati demikian, daya beli masyarakat terhadap ayam potong masih cukup tinggi.
Siah mengatakan, pembeli yang datang ke lapaknya tetap ramai, baik itu dari per orangan maupun usaha rumah makan dan semacamnya. Pasalnya, meningkatnya pembelian jelang Lebaran ini juga dipengaruhi kebiasaan masyarakat untuk menyiapkan hidangan istimewa untuk menyambut hari raya.
Baca juga: Bupati Kotim ingatkan pemudik pentingnya persiapan dan kewaspadaan
Hal tersebut didukung dengan pengakuan salah seorang pembeli ayam potong, Fatimah mengaku membeli ayam untuk stok bahan masakan di Hari Raya Idul Fitri.
"Kenaikan harga yang tinggi memang meresahkan, tapi ini sudah biasa setiap jelang Lebaran. Saya tetap beli untuk masak-masak di hari Lebaran, karena bakal banyak keluarga yang berkunjung," ucapnya.
Ia sengaja membeli dua hari lebih awal, karena khawatir ketersediaan ayam di pasaran akan menipis seiring dengan banyaknya orang yang libur Lebaran. Fatimah hanya berharap harga ayam dapat segera turun setelah Lebaran.
Baca juga: Gelar open house perdana, Bupati Kotim tunggu kedatangan masyarakat
Baca juga: Puncak arus mudik, Pelabuhan Sampit tetap terkendali
Baca juga: Dinkes Kotim dirikan posko dan siagakan puskesmas selama Lebaran
"Harga daging ayam sekarang sudah Rp48 ribu per kilogram. Besok kemungkinan naik lagi sekitar Rp3.000," kata salah seorang pedagang ayam potong di Pasar Subuh Sampit, Siah di Sampit, Senin.
Siah menyampaikan, kenaikan harga terjadi sejak lima hari terakhir dengan selisih harga setiap harinya berkisar Rp2.000 - Rp3.000. Di mana harga ayam potong yang biasanya dibanderol Rp35.000 - Rp37.000 per kilogram kini sudah tembus di Rp48.000 per kilogram, bahkan diprediksi masih akan mengalami kenaikan harga hingga di atas Rp50.000 per kilogram.
Ia melanjutkan, kenaikan harga tersebut menyesuaikan harga yang diperoleh dari pemasok yang telah mengalami kenaikan. Menurutnya, kondisi ini terjadi dikarenakan tingginya permintaan masyarakat terhadap daging ayam menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah penjualan di lapak miliknya. Jika pada hari biasa ia dapat menjual sekitar 200 kilogram ayam, namun dalam dua hari terakhir ia mampu menjual hingga 600 kilogram ayam.
"Mungkin karena permintaannya meningkat makanya pemasok menaikkan harga. Apalagi barang sudah mulai kosong dan hari ini terakhir ada pemasok ayam, karena besok sudah mulai libur Lebaran," ujarnya.
Kenaikan harga ayam potong yang cukup signifikan tentunya mendatangkan keluhan dari para konsumen. Kendati demikian, daya beli masyarakat terhadap ayam potong masih cukup tinggi.
Siah mengatakan, pembeli yang datang ke lapaknya tetap ramai, baik itu dari per orangan maupun usaha rumah makan dan semacamnya. Pasalnya, meningkatnya pembelian jelang Lebaran ini juga dipengaruhi kebiasaan masyarakat untuk menyiapkan hidangan istimewa untuk menyambut hari raya.
Baca juga: Bupati Kotim ingatkan pemudik pentingnya persiapan dan kewaspadaan
Hal tersebut didukung dengan pengakuan salah seorang pembeli ayam potong, Fatimah mengaku membeli ayam untuk stok bahan masakan di Hari Raya Idul Fitri.
"Kenaikan harga yang tinggi memang meresahkan, tapi ini sudah biasa setiap jelang Lebaran. Saya tetap beli untuk masak-masak di hari Lebaran, karena bakal banyak keluarga yang berkunjung," ucapnya.
Ia sengaja membeli dua hari lebih awal, karena khawatir ketersediaan ayam di pasaran akan menipis seiring dengan banyaknya orang yang libur Lebaran. Fatimah hanya berharap harga ayam dapat segera turun setelah Lebaran.
Baca juga: Gelar open house perdana, Bupati Kotim tunggu kedatangan masyarakat
Baca juga: Puncak arus mudik, Pelabuhan Sampit tetap terkendali
Baca juga: Dinkes Kotim dirikan posko dan siagakan puskesmas selama Lebaran