Sampit (ANTARA) - Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah, Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Halikinnor mewanti-wanti para pemudik terkait pentingnya persiapan dan kewaspadaan sebelum melaksanakan perjalanan mudik.
“Saya imbau untuk pemudik agar berhati-hati dan usahakan lakukan persiapan keberangkatan sebaik mungkin,” pesan Halikinnor di Sampit, Minggu.
Mudik adalah kegiatan perantau untuk pulang ke kampung halamannya. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan, misalnya Idul Fitri, Idul Adha, maupun Natal.
Begitu pula yang terjadi di Kotim, terlebih kabupaten yang dijuluki Bumi Habaring Hurung tersebut terdapat sejumlah perusahaan besar swasta, khususnya perkebunan kelapa sawit yang sebagian pekerjanya merupakan pendatang dari daerah lain.
Namun, tradisi mudik ini juga memiliki sisi gelap, yakni meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas dan tindak kriminal. Hal ini yang selalu diantisipasi dan diupayakan dicegah oleh pemerintah.
Maka dari itu, ia mengingatkan para pemudik untuk melakukan persiapan dengan matang sebelum melakukan perjalanan, terutama bagi pemudik yang membawa kendaraan pribadi hendaknya untuk mengecek kondisi kendaraan sebelum melakukan perjalanan jauh dan menggunakan atribut keselamatan sesuai anjuran.
“Misalnya, bagi pengendara motor wajib menggunakan helm dan mengecek kendaraan sebelum berangkat. Paling tidak ada persiapan, supaya jangan sampai di jalan terjadi masalah,” ucapnya.
Baca juga: Gelar open house perdana, Bupati Kotim tunggu kedatangan masyarakat
Halikinnor juga mengingatkan agar pemudik tidak memaksakan berkendara dalam kondisi mengantuk atau kelelahan. Sebab,tak jarang kecelakaan terjadi karena keteledoran manusia atau human error. Sehingga, pemudik disarankan memanfaatkan fasilitas rest area untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan.
“Jangan sampai niat baik untuk mudik untuk bertemu keluarga, malah berakhir tidak baik,” ucapnya.
Di samping itu, kewaspadaan sangat penting dalam momentum mudik, baik ketika di perjalanan maupun harta benda yang ditinggalkan.
Ia mengimbau agar pemudik yang meninggalkan rumah dalam kondisi kosong agar berkoordinasi dengan Ketua RT atau tetangga, supaya bisa dibantu untuk menjaga rumah tersebut, baik itu dari risiko terjadinya pencurian maupun musibah kebakaran dan semacamnya.
Kemudian, pemudik diimbau pula untuk waspada dan selalu mengawasi barang bawaan guna menghindari tindak kriminalitas di perjalanan, seperti jambret atau copet.
“Terlepas dari itu, saya mengucapkan selamat mudik dan merayakan Lebaran bagi seluruh masyarakat. Silakan merayakan Lebaran karena kita sudah tidak pandemi COVID-19. Semoga Lebaran tahun ini membawa keberkahan bagi kita semua,” demikian Halikinnor.
Baca juga: Puncak arus mudik, Pelabuhan Sampit tetap terkendali
Baca juga: Dinkes Kotim dirikan posko dan siagakan puskesmas selama Lebaran
Baca juga: Wabup Kotim salurkan zakat dan santunan Baznas untuk 119 mustahik
“Saya imbau untuk pemudik agar berhati-hati dan usahakan lakukan persiapan keberangkatan sebaik mungkin,” pesan Halikinnor di Sampit, Minggu.
Mudik adalah kegiatan perantau untuk pulang ke kampung halamannya. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan, misalnya Idul Fitri, Idul Adha, maupun Natal.
Begitu pula yang terjadi di Kotim, terlebih kabupaten yang dijuluki Bumi Habaring Hurung tersebut terdapat sejumlah perusahaan besar swasta, khususnya perkebunan kelapa sawit yang sebagian pekerjanya merupakan pendatang dari daerah lain.
Namun, tradisi mudik ini juga memiliki sisi gelap, yakni meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas dan tindak kriminal. Hal ini yang selalu diantisipasi dan diupayakan dicegah oleh pemerintah.
Maka dari itu, ia mengingatkan para pemudik untuk melakukan persiapan dengan matang sebelum melakukan perjalanan, terutama bagi pemudik yang membawa kendaraan pribadi hendaknya untuk mengecek kondisi kendaraan sebelum melakukan perjalanan jauh dan menggunakan atribut keselamatan sesuai anjuran.
“Misalnya, bagi pengendara motor wajib menggunakan helm dan mengecek kendaraan sebelum berangkat. Paling tidak ada persiapan, supaya jangan sampai di jalan terjadi masalah,” ucapnya.
Baca juga: Gelar open house perdana, Bupati Kotim tunggu kedatangan masyarakat
Halikinnor juga mengingatkan agar pemudik tidak memaksakan berkendara dalam kondisi mengantuk atau kelelahan. Sebab,tak jarang kecelakaan terjadi karena keteledoran manusia atau human error. Sehingga, pemudik disarankan memanfaatkan fasilitas rest area untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan.
“Jangan sampai niat baik untuk mudik untuk bertemu keluarga, malah berakhir tidak baik,” ucapnya.
Di samping itu, kewaspadaan sangat penting dalam momentum mudik, baik ketika di perjalanan maupun harta benda yang ditinggalkan.
Ia mengimbau agar pemudik yang meninggalkan rumah dalam kondisi kosong agar berkoordinasi dengan Ketua RT atau tetangga, supaya bisa dibantu untuk menjaga rumah tersebut, baik itu dari risiko terjadinya pencurian maupun musibah kebakaran dan semacamnya.
Kemudian, pemudik diimbau pula untuk waspada dan selalu mengawasi barang bawaan guna menghindari tindak kriminalitas di perjalanan, seperti jambret atau copet.
“Terlepas dari itu, saya mengucapkan selamat mudik dan merayakan Lebaran bagi seluruh masyarakat. Silakan merayakan Lebaran karena kita sudah tidak pandemi COVID-19. Semoga Lebaran tahun ini membawa keberkahan bagi kita semua,” demikian Halikinnor.
Baca juga: Puncak arus mudik, Pelabuhan Sampit tetap terkendali
Baca juga: Dinkes Kotim dirikan posko dan siagakan puskesmas selama Lebaran
Baca juga: Wabup Kotim salurkan zakat dan santunan Baznas untuk 119 mustahik