Sampit (ANTARA) -
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah melalui Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Pangkalan Bun melepasliarkan “Asan” si orang utan yang berhasil dievakuasi dari kawasan Bandara Haji Asan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
 
“Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) SKW II bersama Yayasan Orangutan Foundation International (OFI) telah melakukan translokasi orang utan Asan di Camp Siswoyo, Suaka Margasatwa (SM) Lamandau,” kata Kepala BKSDA Kalteng SKW II Pangkalan Bun Dendi Sutiadi saat dikonfirmasi, Senin.
 
Ia menjelaskan, setiap orang utan hasil rescue atau penyelamatan langsung diobservasi oleh tim medis saat pembiusan awal ketika proses rescue, meliputi pemeriksaan kesehatan, pengambilan sampel darah dan rambut, serta pemeriksaan gigi.
 
Jika satwa hasil rescue mengalami cedera atau luka yang perlu ditangani, maka akan dilakukan rehabilitasi terlebih dahulu. Sedangkan, apabila kondisinya dinilai layak akan langsung dilaksanakan translokasi atau pelepasliaran ke lokasi baru.
 
Asan dinilai dalam kondisi yang cukup baik, sehingga sehari setelah evakuasi satwa tersebut langsung dilepasliarkan di SM Lamandau.

Baca juga: Penuh perjuangan, 'Asan' si orang utan dievakuasi dari kawasan bandara di Sampit

Baca juga: Sampit terkepung banjir, BPBD bantu dan evakuasi warga terdampak
 
Tujuan pelepasliaran ini selain untuk mengembalikan satwa ke habitatnya, juga agar dapat berkembang biak secara alami untuk menghindari kepunahan dan terjaganya ekosistem yang ada.
 
“SM Lamandau dipilih sebagai tujuan translokasi, karena itu merupakan area konservasi yang dikelola BKSDA dan memang habitatnya orang utan. Dengan begitu diharapkan orang utan tersebut dapat segera beradaptasi," tambahnya.
 
Diketahui, pada Jumat 26 April 2024, BKSDA Kalteng dibantu oleh Yayasan OFI, Petugas Bandara Haji Asan Sampit, Manggala Agni Pondok Kerja Sampit dan komunitas reptil Sampit melakukan evakuasi atau penyelamatan terhadap satu individu orang utan jantan yang sempat berkeliaran di kawasan Bandara Haji Asan Sampit.
 
Proses evakuasi orang utan yang memiliki bobot 82,6 kilogram tersebut memakan waktu kurang lebih 3 jam, dengan 3 kali pembiusan yang meliputi 2 ½ dosis obat bius. Sebelum berhasil dievakuasi satwa tersebut sempat berkeliaran di sekitar kawasan bandara sekitar satu minggu. 
 
Namun, karena terus berpindah-pindah sehingga membuat petugas BSKDA setempat kesulitan menentukan lokasi keberadaannya, terlebih orang utan tersebut sempat terlihat memanjat pagar menuju hutan di seberang landasan pacu dan diduga keluar dari kawasan bandara.
 
Sampai pada Jumat pagi, hewan primata tersebut kembali muncul di kawasan bandara, sehingga BKSDA Resort Sampit langsung menghubungi tim WRU untuk melaksanakan evakuasi.
 
Diduga satwa itu masuk ke kawasan bandara untuk mencari makan, karena di bagian barat kawasan bandara terdapat kebun buah milik warga. 

Baca juga: Diskominfo Kotim usulkan pembangunan 35 BTS hingga ke pelosok

Baca juga: Wabup Kotim minta masyarakat tidak ikut-ikutan menyebarkan konten pornografi

Baca juga: Puluhan calon guru penggerak Kotim pamerkan panen hasil belajar

Pewarta : Devita Maulina
Editor : Muhammad Arif Hidayat
Copyright © ANTARA 2024