Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah mencatat ekonomi di provinsi setempat triwulan I tahun 2024 dibanding triwulan I tahun 2023 atau year on year mengalami pertumbuhan 5,01 persen.
Hampir seluruh lapangan usaha tumbuh positif dan hanya jasa lainnya mengalami kontraksi sekitar 3,18 persen, kata Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro saat memaparkan perkembangan pertumbuhan ekonomi Kalteng di Palangka Raya, Senin.
"Lapangan usaha pertumbuhan tertinggi yakni Pertambangan dan Penggalian 13,10 persen, diikuti Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 11,03 persen, serta Informasi dan Komunikasi 7,96 persen," ucapnya.
Adapun struktur perekonomian di provinsi terluas di Indonesia pada triwulan I tahun 2024 didominasi lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mencapai 22,27 persen, diikuti Industri Pengolahan 16,40 persen, Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 13,13 persen dan Pertambangan dan Penggalian 11,48 persen.
"Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Kalteng mencapai 63,29 persen," ungkap Eko Marsoro.
Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I-2024 (y-on-y), Pertambangan dan Penggalian menjadi sumber pertumbuhan terbesar yaitu sebesar 1,82 persen,
diikuti oleh Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 0,60 persen, dan
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,54 persen.
Baca juga: BI anggap angka inflasi Kalteng selama April masih wajar
Meski secara year on year alami pertumbuhan, namun ekonomi Kalteng untuk q to q atau triwulan 1-2024 terhadap triwulan IV-2023, masih mengalami kontraksi sekitar 6,23 persen. Hal itu disebabkan, delapan dari seluruh lapangan usaha di provinsi ini mengalami kontraksi.
Lapangan usaha yang mengalami kontraksi terbesar adalah Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 39,26 persen, diikuti Konstruksi 24,63 persen dan Pertambangan dan Penggalian 6,92 persen.
"Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran dominan di provinsi ini juga mengalami kontraksi sebesar 2,89 persen secara q to q," demikian Eko Marsoro.
Baca juga: Ekspor Kalteng selama Februari 2024 mencapai US$ 416,68 juta
Baca juga: Kenaikan harga hasil produksi lebih besar dari dibayar petani Kalteng
Baca juga: Daging ayam ras dan beras masih tetap menjadi penyumbang inflasi di Kalteng
Hampir seluruh lapangan usaha tumbuh positif dan hanya jasa lainnya mengalami kontraksi sekitar 3,18 persen, kata Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro saat memaparkan perkembangan pertumbuhan ekonomi Kalteng di Palangka Raya, Senin.
"Lapangan usaha pertumbuhan tertinggi yakni Pertambangan dan Penggalian 13,10 persen, diikuti Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 11,03 persen, serta Informasi dan Komunikasi 7,96 persen," ucapnya.
Adapun struktur perekonomian di provinsi terluas di Indonesia pada triwulan I tahun 2024 didominasi lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mencapai 22,27 persen, diikuti Industri Pengolahan 16,40 persen, Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 13,13 persen dan Pertambangan dan Penggalian 11,48 persen.
"Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Kalteng mencapai 63,29 persen," ungkap Eko Marsoro.
Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I-2024 (y-on-y), Pertambangan dan Penggalian menjadi sumber pertumbuhan terbesar yaitu sebesar 1,82 persen,
diikuti oleh Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 0,60 persen, dan
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,54 persen.
Baca juga: BI anggap angka inflasi Kalteng selama April masih wajar
Meski secara year on year alami pertumbuhan, namun ekonomi Kalteng untuk q to q atau triwulan 1-2024 terhadap triwulan IV-2023, masih mengalami kontraksi sekitar 6,23 persen. Hal itu disebabkan, delapan dari seluruh lapangan usaha di provinsi ini mengalami kontraksi.
Lapangan usaha yang mengalami kontraksi terbesar adalah Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 39,26 persen, diikuti Konstruksi 24,63 persen dan Pertambangan dan Penggalian 6,92 persen.
"Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran dominan di provinsi ini juga mengalami kontraksi sebesar 2,89 persen secara q to q," demikian Eko Marsoro.
Baca juga: Ekspor Kalteng selama Februari 2024 mencapai US$ 416,68 juta
Baca juga: Kenaikan harga hasil produksi lebih besar dari dibayar petani Kalteng
Baca juga: Daging ayam ras dan beras masih tetap menjadi penyumbang inflasi di Kalteng