Sampit (ANTARA) - Proyek percontohan penerapan digital farming komoditas cabai di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah terbukti sukses, sehingga Wakil Bupati Irawati berharap ini dapat dicontoh oleh kelompok tani (poktan) lainnya, disesuaikan dengan komoditas pertanian masing-masing.
“Saya berharap OPD (organisasi perangkat daerah) teknis dapat mensosialisasikan digital farming ini kepada poktan yang ada di Kotim, khususnya bidang pertanian hortikultura sebagai salah satu solusi menjaga ketersediaan dan ketahanan pangan di Kotim,” kata Irawati di Sampit, Jumat.
Hal ini ia sampaikan saat menghadiri panen perdana program digital farming komoditas cabai yang dikelola Poktan Margo Mulyo Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.
Kegiatan ini digelar oleh Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah dan turut dihadiri Staf Ahli Gubernur Kalteng Yuas Elko, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalteng, Asisten II Setda Kotim, jajaran Pemprov Kalteng dan Pemkab Kotim.
BI Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah menunjuk dan memilih Poktan Margo Mulyo yang ada di Kotim sebagai pilot project atau proyek percontohan penerapan digital farming dengan komoditas cabai.
Digital farming atau pertanian digital merupakan salah satu langkah penting dalam upaya mengintegrasikan teknologi digital ke dalam sektor pertanian. Di era industri 4.0 teknologi digital telah menjadi pilar utama dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas di berbagai sektor, termasuk pertanian.
Pemanfaatan teknologi mampu menyajikan data real time dan kemudahan akses mampu diberikan efisiensi dan efektivitas pada seluruh proses pertanian dari sisi hulu ke hilir, sehingga mampu meningkatkan kualitas hasil pertanian, serta mendukung ketahanan pangan nasional.
“Dalam hal ini saya menyampaikan terima kasih kepada BI Perwakilan Kalteng yang menunjuk poktan di Kotim untuk pilot project penerapan digital farming. Kalau ini berhasil dan sukses diterapkan secara otomatis dapat mengendalikan angka inflasi di Kalteng, khususnya Kotim,” ucapnya.
Baca juga: Pemkab Kotim turunkan status tanggap darurat jadi pemulihan bencana banjir
Kepala Perwakilan BI Kalimantan Tengah, Taufiq Saleh menyampaikan bahwa Bank Indonesia berupaya meningkatkan produksi pangan strategis dalam rangka mendukung program pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional dan pengendalian inflasi yang disebabkan komoditas pangan.
Salah satunya melalui program digital farming yang pilot project atau uji cobanya diterapkan di Poktan Margo Mulyo di Kotim.
“Alhamdulillah, pilot project digital farming di Kotim cukup bagus dan sukses untuk pertanian cabai rawit. Dengan hasil ini tentu kedepannya sangat berpotensi untuk terus diperluas di wilayah Kalteng, khususnya daerah pertanian yang memungkinkan untuk tanaman cabai rawit,” tuturnya.
Taufiq mengaku pihaknya juga mengembangkan teknologi pertanian di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau, hasilnya juga bagus namun dengan pendekatan berbeda disesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja, geografis, cuaca dan lainnya.
Melalui program ini, BI ingin mendorong masyarakat agar mau menggeluti dunia pertanian, khususnya tanaman pangan. Sehingga kedepannya berdampak pada peningkatan produksi pangan, terutama komoditas pangan yang mempengaruhi inflasi seperti cabai rawit dan cabai merah.
Apabila berbagai jenis tanaman hortikultura bisa tumbuh dan dikembangkan di Kalimantan Tengah otomatis tidak perlu mendatangkan dari daerah lain. Distribusinya pun lebih dekat dan lebih mudah sehingga harga diharapkan bisa lebih murah.
“Dengan produksi yang memadai otomatis pasokan stabil sepanjang tahun dan harga tidak berfluktuasi atau stabil. Itulah yang kita cita-citakan,” imbuhnya.
Bantuan yang diberikan BI Perwakilan Kalteng kepada Poktan Margo Mulyo berupa peralatan dan pendampingan. Tidak ada kendala yang berarti selama menjalankan program digital farming ini, peralatan yang dibutuhkan pun cukup mudah didapat karena pihaknya telah menjalin kerjasama dengan tenaga penyedia.
Baca juga: Wabup Kotim sebut FBIM sarana menjaga budaya agar tetap lestari
Taufik menambahkan BI Perwakilan Kalteng tidak akan berhenti untuk membangun perekonomian di Kalteng, baik pada sektor pertanian dan lainnya. Dalam hal ini dukungan pemerintah daerah dan masyarakat akan sangat berarti dalam kesuksesan program tersebut.
Pelaksana program digital farming dari Poktan Margo Mulyo, Agus Suyanto mengaku sangat diuntungkan dengan adanya program dari BI Perwakilan Kalteng ini. Metode digital farming disebut memberikan banyak manfaat kemudahan dan hasil panen yang lebih baik.
“Manfaat digital farming yang saya rasakan sangat banyak, memudahkan dalam pemupukan dan pengairan. Memantaunya pun lebih mudah daripada cara manual,” ujarnya.
Metode digital farming berfokus kepada pemenuhan kebutuhan air tanaman, meminimalkan tenaga kerja dan hasil yang lebih bagus, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
Dengan metode ini ia dapat melakukan pengairan secara otomatis maupun secara manual, serta mengatur jadwal pemberian pupuk atau nutrisi bagi tanaman dan dosisnya. Ia juga bisa memantau ketika tanamannya terserang penyakit atau kekurangan nutrisi.
Biaya perawatan menjadi lebih sedikit dan hasil panennya pun lebih maksimal. Dengan luas lahan kurang lebih setengah hektar ia bisa mendapat 200 sampai 300 kilogram dalam sekali panen dan panennya dilakukan 5 hingga 6 kali dalam sebulan.
“Kalau dengan metode konvensional atau manual hasil panennya mungkin hanya 20 persen tapi dengan digital farming meningkat jadi 40 persen hingga 50 persen. Bobot cabai nya pun lebih berat dibanding dengan panen biasa,” sebutnya.
Agus juga menyebutkan, pengoperasian peralatan juga mudah ditambah mereka mendapatkan pendampingan dari BI perwakilan Kalteng selama tiga bulan. Iya Bun berterima kasih kepada BI Perwakilan Kalteng yang telah membantunya meningkatkan produktivitas dan kualitas pertaniannya.
Baca juga: Perkuat dukungan, Halikinnor daftar ke PKB
Baca juga: 85 anggota PPK siap bertugas di Pilkada Kotim
Baca juga: Kotim dapat bantuan benih jagung untuk tanam 390 hektare