Sampit (ANTARA) - Wakil Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Irawati meminta penanganan medis terbaik untuk bocah perempuan yang menjadi satu-satunya korban selamat dari kecelakaan lalu lintas tragis di Desa Bajarau, Kecamatan Parenggean.

“Kami pemerintah daerah turut berbela sungkawa atas kecelakaan di Desa Bajarau, saya juga meminta pihak perusahaan agar betul-betul memberikan pelayanan terbaik agar korban selamat mendapat penanganan medis,” ucap Irawati di Sampit, Senin.

Hal tersebut ia sampaikan saat mengunjungi korban kecelakaan di RSUD dr Murjani Sampit, yakni seorang bocah perempuan berusia enam tahun.

Minggu (19/5) terjadi kecelakaan lalu lintas atau laka lantas maut yang terjadi di Jalan Poros Desa Bajarau, Kecamatan Parenggean antara pengendara motor dan truk CPO.

Pengendara motor dengan nomor polisi KH 2653 FD merupakan satu keluarga yang terdiri atas ayah berinisial YMS berusia 34 tahun, ibu berinisial RS berusia 30 tahun, bocah perempuan tersebut dan adiknya yang berusia 1,5 tahun. Sementara sopir truk CPO dengan nomor polisi KH 8927 LN masih dalam penyelidikan kepolisian.

Peristiwa tersebut menyebabkan YMS, RS dan anak bungsunya meninggal dunia, sementara bocah perempuan itu mengalami luka dan patah tulang kaki. Korban sempat mendapat penanganan darurat di RS Pratama Parenggean sebelum dirujuk ke RSUD dr Murjani Sampit.

Irawati melanjutkan, berdasarkan keterangan dari tetangga korban diketahui satu keluarga korban kecelakaan tersebut merupakan perantau dari Medan. Disebutkan pula, bahwa YMS tercatat sebagai karyawan aktif di PT Sinar Citra Cemerlang (SCC) yang berlokasi di Kecamatan Cempaga Hulu.

Kejadian nahas ini telah disampaikan ke pihak keluarga korban di Medan. Kabarnya pihak keluarga telah tiba di Palangka Raya untuk menjemput jenazah tiga korban yang meninggal dunia.

Baca juga: DPKP Kotim: Hasil uji sampel babi di Telawang negatif ASF

“Jenazah ayah, ibu dan adiknya diberangkatkan ke kampung halamannya dari Palangka Raya - Jakarta, lalu Jakarta - Medan untuk segera dimakamkan di sana,” lanjutnya.

Kemudian, karena sebelum kecelakaan YMS masih tercatat sebagai karyawan PT SCC, maka ia meminta pihak perusahaan agar mengurus keperluan penanganan medis dari anak korban yang masih selamat. 

Mulanya, bocah Malang itu akan dirujuk ke RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya, namun harus menunggu antrean hingga dua minggu baru bisa menjalani operasi. Menurut Irawati waktu antrean tersebut terlalu lama, terlebih saat ia menjenguk anak tersebut kerap tersentak menangan kesakitan.

Di sisi lain, korban tidak hanya mengalami luka fisik tapi juga trauma yang begitu berat, baik disebabkan kecelakaan maupun kehilangan orang-orang terdekat. 

“Jadi saya minta agar anak tersebut bisa dirujuk ke RS Betang Pambelum (RS swasta), karena di sana katanya siap untuk segera melakukan operasi,” lanjutnya.

Akan tetapi, menurut diagnosa dokter dengan kondisi patah tulang yang dialami Y perlu dana setidaknya Rp60 juta untuk penanganan medis. Sedangkan, dana yang bisa dicairkan saat ini hanya dari Jasa Raharja yang nominalnya terbatas Rp25 juta.

Irawati juga mengaku telah berkomunikasi dengan pihak BPJS Ketenagakerjaan untuk pencairan dana dari akun BPJS miliki almarhum YMS agar dapat digunakan untuk pengobatan anak almarhum. Sebab, ia belum bisa terkoneksi dengan PT SCC.

Ia juga menginstruksikan, Camat Cempaga Hulu Gusti Mukafi untuk berkoordinasi dengan pihak perusahaan dan kabarnya telah ada respons positif

“Saya juga minta Camat Cempaga Hulu untuk berkoordinasi dengan pihak perusahaan dan telah ada respons positif. Intinya mereka telah bersurat ke HRD agar anak ini bisa mendapat penanganan medis terbaik,” demikian Irawati.

Baca juga: Pemkab Kotim berhasil pertahankan opini WTP sepuluh kali berturut-turut

Baca juga: DPRD Kotim setujui Raperda Masyarakat Hukum Adat Dayak dan KLA

Baca juga: Waket DPRD Kotim minta sopir truk CPO didisiplinkan


Pewarta : Devita Maulina
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024