Gaya hidup tak sehat tingkatkan risiko demensia

Selasa, 28 Mei 2024 17:34 WIB

Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Neurologi RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono, Ratih Puspa menjelaskan bahwa sejumlah gaya hidup yang tidak sehat, seperti konsumsi rokok dan vape, serta begadang, dapat meningkatkan risiko demensia.

Dalam siaran "Cegah Demensia Pada Lansia!" oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Jakarta, Selasa, Ratih mengatakan demensia adalah sebuah keadaan dimana kemampuan kognitif seseorang terganggu yaitu kemampuan berpikir secara baik.

Selain kemampuan kognitif, kata dia, terdapat gangguan pada neuropsikiatri penderitanya, dimana penderitanya menjadi sering marah-marah, berhalusinasi, atau berjalan-jalan di tengah malam untuk berkegiatan. Dia menjelaskan umumnya hal itu ditemukan pada penderita demensia berat.

Ratih menuturkan demensia banyak ditemui pada orang lanjut usia, karena pada masa itu terjadi proses degeneratif dimana fungsi tubuh menurun. Namun, lanjutnya, terdapat faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko demensia, contohnya stroke berulang.

Baca juga: Konsumsi stroberi setiap hari bisa kurangi risiko demensia

Dia menjelaskan di Indonesia jenis demensia yang banyak ditemui adalah demensia vaskular, yang disebabkan oleh stroke. Hal tersebut, menurutnya, karena gaya hidup yang tidak sehat.

Adapun gaya hidup tidak sehat yang dimaksud adalah konsumsi rokok serta vape, dan terlalu sering begadang.

Ia mengatakan saat begadang, proses alami dalam tubuh berubah, seperti metabolisme, zat-zat yang mengatur keseimbangan dalam tubuh, sehingga risiko terjadinya demensia meningkat.

Dia menilai apabila dilakukan sesekali untuk bekerja tidak apa-apa, namun jika terlalu sering maka berbahaya.

Oleh karena itu, kata dia, sebaiknya mengadopsi gaya hidup yang lebih sehat, seperti makan sayur-sayuran, buah-buahan, serta sering melakukan aktivitas fisik, contohnya senam lansia.

Baca juga: Konsumsi stroberi setiap hari kurangi risiko demensia

Ratih mengatakan senam lansia bukan hanya untuk lansia saja, namun bisa dilakukan oleh semua golongan usia, bahkan yang jarang berolahraga sekalipun, karena gerakannya yang mudah. Hal itu, katanya, dapat menjadi awal untuk berolahraga yang lebih intens atau untuk mencoba jenis olahraga lain seperti aerobik.

Adapun faktor-faktor lain yang menyebabkan demensia, menurut dia, seperti trauma akibat kecelakaan dan terbentur hingga harus operasi, sehingga terdapat penurunan fungsi-fungsi otak.

Selain itu, lanjutnya, masalah autoimun juga dapat menyebabkan demensia.

Dia menyebut penting untuk memeriksakan diri guna mengetahui risiko terkena demensia, terutama apabila memiliki faktor risiko penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah semisal penyakit jantung, hipertensi, yang diturunkan keluarga.

Baca juga: Ini perawatan yang dapat dilakukan pada orang dengan demensia

Baca juga: Ini penyebab Alzheimer yang jarang disadari

Baca juga: Kekurangan vitamin D bisa tingkatkan risiko demensia

Pewarta : Mecca Yumna Ning Prisie
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Kehadiran beras 'Ketapang Gaya' diharap pacu masyarakat Gumas

06 June 2024 10:04 Wib

Beras Ketapang Gaya dipatok Rp16 ribu per kilogram

27 May 2024 17:08 Wib

OJK Kalteng: Ketapang Gaya bantu perekonomian di Gunung Mas

27 May 2024 17:07 Wib

Berikut 8 perubahan gaya hidup untuk menurunkan kolesterol

26 May 2024 10:06 Wib

Program Ketapang Gaya mulai membuahkan hasil

21 May 2024 14:17 Wib
Terpopuler

Warga Muara Teweh ini kagum layanan JKN ringankan biaya persalinan

Kabar Daerah - 25 June 2024 7:22 Wib

Gunung Mas kirim 225 orang ikut Pesparawi XVII Kalteng

Kabar Daerah - 23 June 2024 15:07 Wib

Jay ENHYPEN batasi penampilannya karena sakit lutut

Lifestyle - 27 June 2024 18:10 Wib

Presiden Jokowi ajak menteri blusukan di Pasar Pata Katingan

Kabar Daerah - 26 June 2024 16:29 Wib

KPU Katingan: 469 Pantarlih mulai lakukan coklit data pemilih pilkada

Kabar Daerah - 25 June 2024 7:34 Wib