Palangka Raya (ANTARA) - PLN berhasil menstandarkan Miniature Circuit Breaker (MCB) pada Alat Pengukur dan Pembatas (APP) atau kWh Meter ratusan pelanggan melalui kegiatan Gerakan Eksekusi Serentak kWh Max (GASAX) Series II.
General Manager PLN UID Kalselteng Muhammad Joharifin melalui pernyataan yang diterima di Palangka Raya, Jumat menyampaikan, kegiatan itu sesuai amanah pemerintah melalui Peraturan Menteri ESDM nomor 3 Tahun 2024 tentang Pemberian Subsidi Tarif Tenaga Listrik untuk Rumah Tangga Konsumen.
"Sejatinya subsidi listrik yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat pelanggan yang disubsidi dengan daya 450 Volt Ampere (VA) dan 900 VA tidak mampu memiliki batas 720 jam nyala," beber dia.
Jika penggunaannya lebih dari waktu tersebut, maka negara akan membayar lebih dari subsidi yang seharusnya sehingga perlu dievaluasi dan ditertibkan.
Dalam kegiatan serentak yang berlangsung pada 12 hingga 14 Juni 2024 di seluruh Kalsel dan Kalteng tersebut, PLN UID Kalselteng menerjunkan 97 Personel gabungan dan dibantu oleh personel pengamanan dari Polri.
"PLN akan secara rutin melakukan kegiatan GASAX ini bekerja sama aparat kepolisian untuk memastikan kondusifitas kegiatan. Namun, seluruh proses di lapangan dilakukan dengan pendekatan yang humanis," ujarnya.
Pada GASAX series II tersebut, PLN menyisir sebanyak 672 pelanggan dan berhasil menstandarkan 597 MCB yang tidak sesuai yang selanjutnya dilakukan proses penambahan daya.
"Alhamdulilah kerja keras tim GASAX berhasil mengamankan beberapa MCB yang tidak standar dan juga berterima kasih kepada pelanggan yang bersedia melakukan tambah daya," kata Joharifin.
Baca juga: PLN serahkan bantuan puluhan peralatan produksi untuk UMKM
Ia juga menambahkan, pembesaran MCB yang bukan standar sangat berbahaya karena bisa menyebabkan korsleting hingga kebakaran. Di mana instalasi APP yang dipasang oleh PLN di rumah pelanggan telah dilakukan perhitungan, sehingga sangat aman digunakan oleh pelanggan.
"Namun jika dilakukan perubahan secara sepihak oleh pelanggan, tentunya sangat berbahaya, bisa menyebabkan kesetrum ataupun kebakaran yang meluas,” tegasnya.
Pelaksanaan GASAX tidak hanya untuk pengamanan subsidi listrik, akan tetapi hal tersebut adalah bentuk kepedulian PLN kepada masyarakat terkait keselamatan penggunaan tenaga listrik agar terhindar dari bahaya yang sangat berisiko.
Subsidi yang tepat sasaran tentunya akan membantu pemerintah guna mewujudkan listrik berkeadilan bagi semua masyarakat hingga ke pelosok negeri.
"Mari kita sama-sama bijak menggunakan listrik sesuai dengan MCB yang ada, nikmati manfaatnya, terhindar penertiban juga selamat dari bahaya kebakaran," kata Joharifin.
Baca juga: PLN masuk 10 besar perusahaan terbaik Asia Tenggara versi Fortune
Baca juga: PLN siagakan 1.934 personel jaga keandalan listrik jelang Idul Adha
Baca juga: Tips aman meninggalkan rumah saat libur Idul Adha 2024
General Manager PLN UID Kalselteng Muhammad Joharifin melalui pernyataan yang diterima di Palangka Raya, Jumat menyampaikan, kegiatan itu sesuai amanah pemerintah melalui Peraturan Menteri ESDM nomor 3 Tahun 2024 tentang Pemberian Subsidi Tarif Tenaga Listrik untuk Rumah Tangga Konsumen.
"Sejatinya subsidi listrik yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat pelanggan yang disubsidi dengan daya 450 Volt Ampere (VA) dan 900 VA tidak mampu memiliki batas 720 jam nyala," beber dia.
Jika penggunaannya lebih dari waktu tersebut, maka negara akan membayar lebih dari subsidi yang seharusnya sehingga perlu dievaluasi dan ditertibkan.
Dalam kegiatan serentak yang berlangsung pada 12 hingga 14 Juni 2024 di seluruh Kalsel dan Kalteng tersebut, PLN UID Kalselteng menerjunkan 97 Personel gabungan dan dibantu oleh personel pengamanan dari Polri.
"PLN akan secara rutin melakukan kegiatan GASAX ini bekerja sama aparat kepolisian untuk memastikan kondusifitas kegiatan. Namun, seluruh proses di lapangan dilakukan dengan pendekatan yang humanis," ujarnya.
Pada GASAX series II tersebut, PLN menyisir sebanyak 672 pelanggan dan berhasil menstandarkan 597 MCB yang tidak sesuai yang selanjutnya dilakukan proses penambahan daya.
"Alhamdulilah kerja keras tim GASAX berhasil mengamankan beberapa MCB yang tidak standar dan juga berterima kasih kepada pelanggan yang bersedia melakukan tambah daya," kata Joharifin.
Baca juga: PLN serahkan bantuan puluhan peralatan produksi untuk UMKM
Ia juga menambahkan, pembesaran MCB yang bukan standar sangat berbahaya karena bisa menyebabkan korsleting hingga kebakaran. Di mana instalasi APP yang dipasang oleh PLN di rumah pelanggan telah dilakukan perhitungan, sehingga sangat aman digunakan oleh pelanggan.
"Namun jika dilakukan perubahan secara sepihak oleh pelanggan, tentunya sangat berbahaya, bisa menyebabkan kesetrum ataupun kebakaran yang meluas,” tegasnya.
Pelaksanaan GASAX tidak hanya untuk pengamanan subsidi listrik, akan tetapi hal tersebut adalah bentuk kepedulian PLN kepada masyarakat terkait keselamatan penggunaan tenaga listrik agar terhindar dari bahaya yang sangat berisiko.
Subsidi yang tepat sasaran tentunya akan membantu pemerintah guna mewujudkan listrik berkeadilan bagi semua masyarakat hingga ke pelosok negeri.
"Mari kita sama-sama bijak menggunakan listrik sesuai dengan MCB yang ada, nikmati manfaatnya, terhindar penertiban juga selamat dari bahaya kebakaran," kata Joharifin.
Baca juga: PLN masuk 10 besar perusahaan terbaik Asia Tenggara versi Fortune
Baca juga: PLN siagakan 1.934 personel jaga keandalan listrik jelang Idul Adha
Baca juga: Tips aman meninggalkan rumah saat libur Idul Adha 2024