Sukamara (ANTARA) -
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah, Yunus, menilai Gerakan Merdeka Belajar telah membuka peluang sekaligus tantangan besar dalam memajukan pendidikan. Meski tidak mudah, transformasi sistem pendidikan yang luas mulai menunjukkan hasil positif.
"Bukan hal sederhana untuk mengubah perspektif pembelajaran. Perubahan membutuhkan perjuangan, dan rasa tidak nyaman kerap menyertai setiap langkah menuju kemajuan," ujar Yunus, Kamis (3/12).
Ia mengakui bahwa perjalanan awal untuk membawa perubahan di dunia pendidikan cukup menantang. Situasi menjadi semakin kompleks dengan hadirnya pandemi yang mengubah cara hidup serta proses belajar-mengajar secara drastis.
Namun, Yunus melihat pandemi sebagai peluang untuk mempercepat perubahan. "Dengan bergotong-royong, kita berjuang pulih dan bangkit kembali, bahkan menjadi lebih kuat. Ini adalah akselerasi menuju wajah baru pendidikan dan kebudayaan," tegasnya.
Perubahan kini mulai terasa. Gerakan Merdeka Belajar telah menciptakan ruang lebih luas bagi siswa, guru, mahasiswa, dan pelaku budaya untuk berinovasi. "Anak-anak kini lebih berani bermimpi karena merasa merdeka saat belajar. Guru-guru lebih percaya diri mencoba hal baru, dan mahasiswa bisa belajar di luar kampus. Para seniman pun kembali produktif dengan dukungan yang diberikan," jelas Yunus.
Ia menekankan pentingnya kesinambungan dalam upaya ini. "Semua yang telah kita capai harus diteruskan sebagai bagian dari perjalanan menuju pendidikan yang kita cita-citakan," tambahnya.
Yunus berharap Gerakan Merdeka Belajar terus menjadi gerakan berkelanjutan yang didukung oleh semangat gotong-royong. "Mari melanjutkan gerakan ini dengan ketulusan dan harapan untuk mewujudkan masa depan pendidikan yang lebih baik," pungkasnya.