Jakarta (ANTARA) - Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komaruddin menilai pertarungan antara Kaesang Pangarep dengan tokoh yang diusung PDIP dalam Pilkada 2024 di Jawa Tengah akan berjalan sengit.
"PDIP juga punya gigi taring sendiri di Jawa Tengah, karena itu seandainya Kaesang maju di Jawa Tengah maka
pertarungan akan sengit," kata Ujang di Jakarta, Jumat.
Menurut Ujang, ada beberapa alasan Ketua Umum PSI itu menjadi sosok yang sepadan dengan calon-calon yang akan diusung PDIP di Jawa Tengah.
Salah satu alasannya yakni Kaesang memiliki elektabilitas tinggi karena punya nilai historis dengan Jawa Tengah lantaran ayahnya, Presiden RI Joko Widodo, pernah menjabat sebagai Wali Kota Solo.
Di satu sisi, Jawa Tengah sedari dulu merupakan salah satu wilayah yang menjadi lumbung suara PDIP.
Hal tersebut terlihat dari kesuksesan PDIP mengusung Ganjar Pranowo sehingga mampu menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah selama dua periode.
Dia melanjutkan, kesempatan Kaesang menang juga bisa terancam jika ada tokoh lain yang memiliki elektabilitas tinggi maju di Pilkada Jawa Tengah.
Oleh karena itu, Ujang menilai hingga saat ini Jawa Tengah akan menjadi arena pertarungan politik antara dua pihak yang sepadan, yakni Kaesang dan calon yang diusung PDIP.
Di saat yang sama, Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad memiliki pendapat yang berbeda lantaran dia menilai belum ada sosok sepadan untuk Kaesang dalam Pilkada Jawa Tengah.
Terang saja, menurut data yang dia miliki, tingkat pengenalan warga terhadap nama-nama calon gubernur potensial masih rendah, yakni di bawah 50 persen.
"Saya melihat belum ada tokoh yang benar-benar dominan dalam pemilihan gubernur di Jawa Tengah. Di antara nama-nama yang ada, Ahmad Luthfi dan Kaesang Pangarep sedikit lebih unggul dibanding yang lain, namun keunggulan keduanya tidak dominan," kata Sadiman.
"PDIP juga punya gigi taring sendiri di Jawa Tengah, karena itu seandainya Kaesang maju di Jawa Tengah maka
pertarungan akan sengit," kata Ujang di Jakarta, Jumat.
Menurut Ujang, ada beberapa alasan Ketua Umum PSI itu menjadi sosok yang sepadan dengan calon-calon yang akan diusung PDIP di Jawa Tengah.
Salah satu alasannya yakni Kaesang memiliki elektabilitas tinggi karena punya nilai historis dengan Jawa Tengah lantaran ayahnya, Presiden RI Joko Widodo, pernah menjabat sebagai Wali Kota Solo.
Di satu sisi, Jawa Tengah sedari dulu merupakan salah satu wilayah yang menjadi lumbung suara PDIP.
Hal tersebut terlihat dari kesuksesan PDIP mengusung Ganjar Pranowo sehingga mampu menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah selama dua periode.
Dia melanjutkan, kesempatan Kaesang menang juga bisa terancam jika ada tokoh lain yang memiliki elektabilitas tinggi maju di Pilkada Jawa Tengah.
Oleh karena itu, Ujang menilai hingga saat ini Jawa Tengah akan menjadi arena pertarungan politik antara dua pihak yang sepadan, yakni Kaesang dan calon yang diusung PDIP.
Di saat yang sama, Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad memiliki pendapat yang berbeda lantaran dia menilai belum ada sosok sepadan untuk Kaesang dalam Pilkada Jawa Tengah.
Terang saja, menurut data yang dia miliki, tingkat pengenalan warga terhadap nama-nama calon gubernur potensial masih rendah, yakni di bawah 50 persen.
"Saya melihat belum ada tokoh yang benar-benar dominan dalam pemilihan gubernur di Jawa Tengah. Di antara nama-nama yang ada, Ahmad Luthfi dan Kaesang Pangarep sedikit lebih unggul dibanding yang lain, namun keunggulan keduanya tidak dominan," kata Sadiman.