Jakarta (ANTARA) - Kanker payudara merupakan masalah kesehatan yang serius bagi wanita yang dipicu oleh banyak faktor seperti penambahan berat badan, konsumsi alkohol, dan kurangnya olahraga teratur.
Ditulis laman Hindustan Times, Jumat (5/7) Dr. Ritika Harjani Hinduja, Konsultan Onkologi Radiasi, Rumah Sakit PD Hinduja dan MRC, mengatakan, risiko seorang wanita terkena kanker payudara terkait dengan paparannya terhadap hormon yang diproduksi oleh ovariumnya (estrogen dan progesteron endogen).
"Faktor reproduksi yang meningkatkan durasi dan atau kadar paparan hormon ovarium, yang merangsang pertumbuhan sel, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara. Faktor-faktor seperti menstruasi dini, menopause terlambat, dan faktor-faktor lain juga bertanggung jawab atas kemungkinan jaringan payudara terpapar hormon tingkat tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama, seperti usia kehamilan pertama yang lebih tua dan belum pernah melahirkan," katanya.
Baca juga: Olahraga 30 menit dapat tingkatkan jumlah sel pembunuh kanker payudara
Baca juga: Pro kontra kecerdasan artifisial untuk deteksi kanker payudara
Ahli onkologi menjelaskan kehamilan dan menyusui mengurangi jumlah siklus menstruasi wanita seumur hidup dan dengan demikian paparan kumulatifnya terhadap hormon endogen dikaitkan dengan penurunan risiko kanker payudara.
Menyebabkan sel-sel payudara berdiferensiasi atau matang sehingga dapat memproduksi susu secara efektif adalah jenis dampak yang ditimbulkan kehamilan dan menyusui pada tubuh wanita. Sel-sel ini lebih tahan terhadap kanker.
Selain itu, usia saat seorang wanita melahirkan anak pertamanya dan berapa kali ia melahirkan berhubungan dengan risiko kanker payudara. Kehamilan dapat meningkatkan risiko kanker jangka pendek bagi seorang wanita, sementara itu juga mengurangi risiko kanker dalam jangka panjang.
Wanita yang melahirkan anak pertama mereka di usia muda lebih kecil kemungkinannya untuk terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang memilih untuk hamil di usia lanjut atau tidak melahirkan anak sama sekali.
Ahli onkologi juga menjelaskan, sel-sel payudara mengalami pertumbuhan yang cepat selama kehamilan. Oleh karena itu, segala jenis kerusakan genetik pada sel-sel payudara selama kehamilan juga akan ikut berkembang seiring pertumbuhannya.
Replikasi kerusakan genetik yang cepat ini juga dapat menyebabkan kanker payudara.
Sementara itu, kelahiran kembar kadang-kadang dapat menyebabkan pertumbuhan sel-sel hormon-negatif yang tidak normal dan menyebabkan jenis kanker hormon-negatif yang lebih agresif.
Ditulis laman Hindustan Times, Jumat (5/7) Dr. Ritika Harjani Hinduja, Konsultan Onkologi Radiasi, Rumah Sakit PD Hinduja dan MRC, mengatakan, risiko seorang wanita terkena kanker payudara terkait dengan paparannya terhadap hormon yang diproduksi oleh ovariumnya (estrogen dan progesteron endogen).
"Faktor reproduksi yang meningkatkan durasi dan atau kadar paparan hormon ovarium, yang merangsang pertumbuhan sel, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara. Faktor-faktor seperti menstruasi dini, menopause terlambat, dan faktor-faktor lain juga bertanggung jawab atas kemungkinan jaringan payudara terpapar hormon tingkat tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama, seperti usia kehamilan pertama yang lebih tua dan belum pernah melahirkan," katanya.
Baca juga: Olahraga 30 menit dapat tingkatkan jumlah sel pembunuh kanker payudara
Baca juga: Pro kontra kecerdasan artifisial untuk deteksi kanker payudara
Ahli onkologi menjelaskan kehamilan dan menyusui mengurangi jumlah siklus menstruasi wanita seumur hidup dan dengan demikian paparan kumulatifnya terhadap hormon endogen dikaitkan dengan penurunan risiko kanker payudara.
Menyebabkan sel-sel payudara berdiferensiasi atau matang sehingga dapat memproduksi susu secara efektif adalah jenis dampak yang ditimbulkan kehamilan dan menyusui pada tubuh wanita. Sel-sel ini lebih tahan terhadap kanker.
Selain itu, usia saat seorang wanita melahirkan anak pertamanya dan berapa kali ia melahirkan berhubungan dengan risiko kanker payudara. Kehamilan dapat meningkatkan risiko kanker jangka pendek bagi seorang wanita, sementara itu juga mengurangi risiko kanker dalam jangka panjang.
Wanita yang melahirkan anak pertama mereka di usia muda lebih kecil kemungkinannya untuk terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang memilih untuk hamil di usia lanjut atau tidak melahirkan anak sama sekali.
Ahli onkologi juga menjelaskan, sel-sel payudara mengalami pertumbuhan yang cepat selama kehamilan. Oleh karena itu, segala jenis kerusakan genetik pada sel-sel payudara selama kehamilan juga akan ikut berkembang seiring pertumbuhannya.
Replikasi kerusakan genetik yang cepat ini juga dapat menyebabkan kanker payudara.
Sementara itu, kelahiran kembar kadang-kadang dapat menyebabkan pertumbuhan sel-sel hormon-negatif yang tidak normal dan menyebabkan jenis kanker hormon-negatif yang lebih agresif.