Palangka Raya (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, sejak 14 Juli 2024 mencatat ada 3,88 hektare lahan yang terbakar dan lokasinya tersebar di beberapa tempat.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kota Palangka Raya, Hendrikus Satria Budi di Palangka Raya, Kamis, mengatakan kejadian kebakaran lahan terjadi sejak 14-17 Juli 2024 tercatat dua kejadian, satu kelurahan dan satu kecamatan.

"Dari 3,88 hektare lahan yang terbakar, berhasil dipadamkan oleh tim gabungan baik TNI-Polri dan personel BPBD setempat yang selama ini berkolaborasi agar kebakaran hutan dan lahan tidak meluas," kata Budi.

Dia menjelaskan, upaya BPBD setempat untuk mengantisipasi terjadinya karhutla, personelnya terus melaksanakan patroli ke sejumlah kelurahan yang wilayahnya dianggap rawan terjadi karhutla.

Selain itu pula, pihaknya juga gencar melakukan mengedukasi masyarakat agar tidak membakar lahan sembarangan saat memasuki musim kemarau seperti sekarang ini.

"Edukasi ada yang dilakukan langsung mendatangi ke pemukiman warga dan ada juga melalui media sosial maupun media cetak dan elektronik, agar masyarakat benar-benar memahami terkait persoalan tersebut," katanya.

Selain itu pula, kata Kepala BPBD Kota Palangka Raya itu juga meminta kepada masyarakat, agar segera melaporkan apabila melihat terjadi karhutla di sekitar pemukiman.

Kemudian jangan sampai persoalan karhutla tidak dilaporkan ke instansi terkait, karena apabila karhutla meluas tentunya akan berdampak untuk daerah serta masyarakat di daerah itu.

Baca juga: Pemkot Palangka Raya prioritaskan peningkatan layanan pendidikan-kesehatan

"Salah satunya sendi-sendi perekonomian terganggu, kesehatan masyarakat juga terganggu hal negatif lainnya," ujarnya.

Budi juga menambahkan, pihaknya juga gencar mengedukasi para pelajar yang berada di Kota Palangka Raya. Untuk materi yang sering diberikan kepada para pelajar tersebut yakni, terkait mitigasi kebencanaan yang sering terjadi di daerah setempat.

"Mereka pelajar juga kita berikan pengertian terkait kebencanaan, sehingga mereka memiliki rasa kesadaran diri ketika melihat sebuah kejadian seperti karhutla serta lain sebagainya," demikian Hendrikus Satrian Budi.

Baca juga: Pemkot Palangka Raya diminta siapkan strategi hadapi era sulit

Baca juga: Warga Palangka Raya usia 106 tahun dapat prioritas perekaman E-KTP

Baca juga: Pemkot Palangka Raya tebar 100.000 bibit ikan betok di Danau Teluk

Pewarta : Adi Wibowo
Uploader : Admin 3
Copyright © ANTARA 2024