Washington (ANTARA) -
Mantan Presiden AS Donald Trump mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa ia akan berbicara dengan FBI pada Kamis tentang insiden percobaan pembunuhan terhadapnya saat kampanye di Butler, Pennsylvania pada awal Juli.
"(FBI) akan datang pada hari Kamis untuk menemui saya," kata Trump kepada Fox News, Senin (29/7).
Trump lebih lanjut mengatakan bahwa ia yakin seharusnya ada petugas keamanan di atap gedung tempat pria bersenjata itu berada selama penembakan.
Calon presiden dari Partai Republik itu juga mengatakan bahwa Dinas Rahasia AS seharusnya berkomunikasi dengan polisi setempat, tetapi kenyataannya tidak.
Pada 13 Juli, Trump menderita luka tembak di telinga kanannya dan sempat dirawat di rumah sakit setelah terjadi percobaan pembunuhan saat kampanye di Butler. Thomas Crooks, 20 tahun, membunuh seorang penonton dan melukai dua orang lainnya di kerumunan sebelum Dinas Rahasia melumpuhkannya.
Baca juga: Georgia sebut kemenangan Trump di Pilpres akhiri perang Ukraina lebih cepat
FBI terus menyelidiki percobaan pembunuhan tersebut. Insiden tersebut mendorong Direktur Dinas Rahasia AS Kimberly Cheatle untuk mengundurkan diri setelah mendapat kritikan karena tidak mencegah upaya pembunuhan tersebut.
Lebih lanjut, Trump juga mengomentari kemungkinan dirinya berdebat dengan calon presiden dari Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris. Keduanya dijadwalkan untuk berpartisipasi dalam debat yang diselenggarakan ABC pada 10 September.
Baca juga: Donald Trump serukan persatuan dan lawan kejahatan usai upaya pembunuhan
"Jawabannya adalah ya. Saya mungkin akan berakhir dengan berdebat. Jawabannya adalah ya, tetapi saya juga dapat mengajukan alasan untuk tidak melakukannya," ucap Trump.
Trump menjelaskan bahwa dia bisa memutuskan untuk membatalkan debat karena ia tidak ingin memberi penghargaan kepada "berita palsu," seraya menambahkan bahwa ABC dapat meraup puluhan juta dolar dari debat tersebut. Ia juga menggambarkan jaringan ABC sebagai "perusahaan yang buruk."
Sumber : Sputnik
Baca juga: FBI ungkap identitas pelaku penembakan Donald Trump
Baca juga: Presiden Jokowi terkejut dan sedih atas peristiwa penembakan Trump
Baca juga: Begini kondisi Trump usai insiden penembakan di Pennsylvania
"(FBI) akan datang pada hari Kamis untuk menemui saya," kata Trump kepada Fox News, Senin (29/7).
Trump lebih lanjut mengatakan bahwa ia yakin seharusnya ada petugas keamanan di atap gedung tempat pria bersenjata itu berada selama penembakan.
Calon presiden dari Partai Republik itu juga mengatakan bahwa Dinas Rahasia AS seharusnya berkomunikasi dengan polisi setempat, tetapi kenyataannya tidak.
Pada 13 Juli, Trump menderita luka tembak di telinga kanannya dan sempat dirawat di rumah sakit setelah terjadi percobaan pembunuhan saat kampanye di Butler. Thomas Crooks, 20 tahun, membunuh seorang penonton dan melukai dua orang lainnya di kerumunan sebelum Dinas Rahasia melumpuhkannya.
Baca juga: Georgia sebut kemenangan Trump di Pilpres akhiri perang Ukraina lebih cepat
FBI terus menyelidiki percobaan pembunuhan tersebut. Insiden tersebut mendorong Direktur Dinas Rahasia AS Kimberly Cheatle untuk mengundurkan diri setelah mendapat kritikan karena tidak mencegah upaya pembunuhan tersebut.
Lebih lanjut, Trump juga mengomentari kemungkinan dirinya berdebat dengan calon presiden dari Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris. Keduanya dijadwalkan untuk berpartisipasi dalam debat yang diselenggarakan ABC pada 10 September.
Baca juga: Donald Trump serukan persatuan dan lawan kejahatan usai upaya pembunuhan
"Jawabannya adalah ya. Saya mungkin akan berakhir dengan berdebat. Jawabannya adalah ya, tetapi saya juga dapat mengajukan alasan untuk tidak melakukannya," ucap Trump.
Trump menjelaskan bahwa dia bisa memutuskan untuk membatalkan debat karena ia tidak ingin memberi penghargaan kepada "berita palsu," seraya menambahkan bahwa ABC dapat meraup puluhan juta dolar dari debat tersebut. Ia juga menggambarkan jaringan ABC sebagai "perusahaan yang buruk."
Sumber : Sputnik
Baca juga: FBI ungkap identitas pelaku penembakan Donald Trump
Baca juga: Presiden Jokowi terkejut dan sedih atas peristiwa penembakan Trump
Baca juga: Begini kondisi Trump usai insiden penembakan di Pennsylvania