Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie mengaku prihatin sekaligus memahami keputusan yang diambil Airlangga Hartarto untuk mundur sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
"Dewan Pembina merasa prihatin, tetapi memahami atas keputusan yang diambil Airlangga untuk mundur dari posisi ketua umum," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Dia meyakini keputusan Airlangga untuk mundur sebagai Ketua Umum Partai Golkar dilakukan demi mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi maupun kelompok.
Dia menilai keputusan Airlangga mundur dari kursi pimpinan partai berlambang pohon beringin itu lantaran ingin fokus dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan dari Presiden RI Joko Widodo ke pemerintahan Prabowo Subianto sebagai pemenang Pilpres 2024.
Dia juga menyadari tugas dan kompleksitas yang diemban Airlangga sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), sehingga menurutnya Airlangga perlu ekstra fokus agar transisi pemerintahan berjalan baik.
"Airlangga ingin fokus di pemerintahan sebagai Menko Perekonomian mengingat tantangan ekonomi dunia ke depan juga semakin kompleks," ujarnya
Terlepas dari hal tersebut, Aburizal menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya atas kinerja Airlangga yang telah menakhodai Partai Golkar sejak tahun 2017.
Dia menyinggung di masa kepemimpinan Airlangga, Partai Golkar berhasil memperoleh kenaikan suara pada Pileg 2024.
"Untuk itu Dewan Pembina mengapresiasi capaian Airlangga sebagai ketua umum yang berhasil meningkatkan kursi DPR dari 85 menjadi 102 atau 18 persen suara di DPR," katanya.
Selain itu, lanjut dia, turut memenangkan pula Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming pada Pilpres 2024.
"Sekaligus mengantarkan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029," ujar dia.
Sebelumnya, Minggu (11/8), Airlangga Hartarto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar terhitung sejak Sabtu (10/8) malam.
Dalam video resmi yang disiarkan Partai Golkar, Airlangga menjelaskan alasan dia mundur karena ingin menjaga keutuhan Partai Golkar dan memastikan stabilitas selama transisi pemerintahan dari Presiden RI Joko Widodo ke pemerintahan Prabowo Subianto sebagai pemenang Pilpres 2024.
"Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, serta atas petunjuk Tuhan Yang Maha Besar, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar," kata Airlangga dalam video tersebut.
"Dewan Pembina merasa prihatin, tetapi memahami atas keputusan yang diambil Airlangga untuk mundur dari posisi ketua umum," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Dia meyakini keputusan Airlangga untuk mundur sebagai Ketua Umum Partai Golkar dilakukan demi mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi maupun kelompok.
Dia menilai keputusan Airlangga mundur dari kursi pimpinan partai berlambang pohon beringin itu lantaran ingin fokus dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan dari Presiden RI Joko Widodo ke pemerintahan Prabowo Subianto sebagai pemenang Pilpres 2024.
Dia juga menyadari tugas dan kompleksitas yang diemban Airlangga sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), sehingga menurutnya Airlangga perlu ekstra fokus agar transisi pemerintahan berjalan baik.
"Airlangga ingin fokus di pemerintahan sebagai Menko Perekonomian mengingat tantangan ekonomi dunia ke depan juga semakin kompleks," ujarnya
Terlepas dari hal tersebut, Aburizal menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya atas kinerja Airlangga yang telah menakhodai Partai Golkar sejak tahun 2017.
Dia menyinggung di masa kepemimpinan Airlangga, Partai Golkar berhasil memperoleh kenaikan suara pada Pileg 2024.
"Untuk itu Dewan Pembina mengapresiasi capaian Airlangga sebagai ketua umum yang berhasil meningkatkan kursi DPR dari 85 menjadi 102 atau 18 persen suara di DPR," katanya.
Selain itu, lanjut dia, turut memenangkan pula Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming pada Pilpres 2024.
"Sekaligus mengantarkan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029," ujar dia.
Sebelumnya, Minggu (11/8), Airlangga Hartarto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar terhitung sejak Sabtu (10/8) malam.
Dalam video resmi yang disiarkan Partai Golkar, Airlangga menjelaskan alasan dia mundur karena ingin menjaga keutuhan Partai Golkar dan memastikan stabilitas selama transisi pemerintahan dari Presiden RI Joko Widodo ke pemerintahan Prabowo Subianto sebagai pemenang Pilpres 2024.
"Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, serta atas petunjuk Tuhan Yang Maha Besar, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar," kata Airlangga dalam video tersebut.