Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah bergerak cepat membantu korban di Kelurahan Kota Besi Hulu, Kecamatan Kota Besi akibat kebakaran yang menghanguskan tiga rumah.

“Sebelumnya sudah disalurkan bantuan sandang pangan berupa sembako, lalu hari ini saya meninjau langsung ke lokasi sekaligus menyampaikan titipan dari Pak Gubernur untuk para korban,” kata Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Kotim Shalahuddin di Kota Besi, Senin.

Dalam 10 hari terakhir terjadi dua kebakaran di Kecamatan Kota Besi yang melahap habis tiga rumah warga dan satu lainnya terdampak. Dalam hal ini pemerintah daerah telah menyalurkan bantuan logistik, berupa sembako, peralatan dapur, matras dan lainnya. 

Selanjutnya, juga ada bantuan dari Dinas Sosial (Dinsos) Kotim sebesar Rp15 juta untuk tiga rumah yang terbakar dan bantuan dari Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, Bina Konstruksi, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (SDABMBKPRKP) maksimal Rp50 juta per rumah untuk biaya pembangunan rumah termasuk material bangunan.

“Dari Dinas SDABMBKPRKP juga ada anggaran untuk program bantuan pembangunan rumah, satu rumah maksimal dianggarkan Rp50 juta. Anggaran Rp40 juta untuk material bangunan lalu Rp10 juta untuk upahnya,” jelasnya.

Selain itu, pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kalteng ini juga menyampaikan amanah dari Gubernur Kalteng Sugianto Sabran berupa bantuan dana total Rp35 juta untuk korban kebakaran.

Baca juga: Bawaslu Kotim : peran media penting untuk lawan berita hoax jelang Pilkada

Masing-masing korban yang rumahnya habis terbakar mendapat bantuan gubernur sebesar Rp10 juta dan untuk warga yang rumahnya terdampak mendapat bantuan Rp5 juta. Hal ini sebagai bentuk kepedulian sekaligus keprihatinan orang nomor satu di Bumi Tambun Bungai tersebut kepada masyarakat yang terkena musibah.

“Bantuan ini merupakan bantuan pribadi beliau (gubernur) sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat Kalteng, dengan harapan paling tidak sedikit meringankan beban masyarakat yang tengah dilanda musibah,” tuturnya.

Sehubungan dengan maraknya kebakaran yang disebabkan korsleting listrik, Shalahuddin berharap hal ini menjadi perhatian pihak PT PLN agar melakukan evaluasi dan peremajaan terhadap jaringan-jaringan listrik yang sudah tua, dengan biaya yang tidak terlalu membebani masyarakat.

Jaringan atau kabel listrik umumnya perlu diperbaharui secara berkala, karena seiring bertambahnya usia komponennya akan rusak dan aus. Kabel yang sudah usang akan lebih mudah terkelupas akibat gesekan atau hewan pengerat, sehingga dapat menimbulkan korsleting yang memicu kebakaran.

“Instalasi listrik itu salah satu yang memicu terjadinya kebakaran, kalau sudah tua dan usang lalu digerogoti tikus dan sebagainya, kemudian terkoyak bisa menyebabkan korsleting. Makanya, perlu dilakukan peremajaan, tapi dengan biaya murah karena kasihan masyarakat kita,” ucapnya.

Shalahuddin juga mengimbau masyarakat agar lebih waspada sebelum keluar rumah atau bepergian, dengan memastikan kompor maupun peralatan elektronik telah dimatikan guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Baca juga: DPRD Kotim paripurnakan pimpinan definitif periode 2024-2029

Baca juga: Kepolisian imbau warga Kotim tak sembarangan pinjamkan kendaraan

Baca juga: Polres Kotim siagakan pengamanan logistik Pilkada 1x24 jam

Pewarta : Devita Maulina
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024