Palangka Raya (ANTARA) - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menghasilkan tujuh rekomendasi kebijakan untuk mewujudkan Indonesia Emas lewat disertasi berjudul “Transformational Leadership and Human Resources Orchestration towards Indonesia Emas 2045”.
Melalui pernyataan yang diterima di Palangka Raya, Selasa, diterangkan, rekomendasi itu disampaikan pada Ujian Doktor Terbuka yang berlangsung di Universitas Airlangga.
"Tujuh rekomendasi kebijakan itu, dirumuskan dari hasil permasalahan yang ia temukan di lapangan dan kemudian disimpulkan ke dalam lima poin," kata AHY.
Dia menerangkan, rekomendasi pertama faktor kunci transformasi ekonomi terletak pada kepemimpinan yang efektif, kapasitas SDM, serta tata kelola yang kuat yang mendukung inovasi dan daya saing tinggi.
"Kedua, terdapat ketidaksesuaian antara prodi yang berkembang di dunia pendidikan nasional dengan kebutuhan sektor industri di mana bidang studi non-STEM lebih dominan," kata putra kedua SBY itu.
Permasalahan ketiga yang ia temukan adalah terdapat ketidakselarasan antara output yang diproduksi oleh dunia pendidikan dengan prioritas penelitian nasional yang menunjang transformasi ekonomi, khususnya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing global.
Keempat, untuk keluar dari jebakan middle income trap, menurut Menteri AHY Indonesia perlu mengorkestrasi sektor prioritas ekonomi strategis baik dari industri primer, sekunder, maupun tersier.
"Tentu dengan penguatan utama pada sub dimensi Research and Development (RnD) khususnya melalui peningkatan produktivitas smart home appliances," katanya.
Baca juga: BPN Palangka Raya selesaikan 15.000 hektere pemetaan bidang lengkap
Kelima dibutuhkan kepemimpinan transformasional di semua lini untuk mengorkestrasi SDM melalui sektor pendidikan industri berbasis pada keunggulan dan potensi sumber daya lokal masyarakat kita.
Rekomendasi kebijakan ketujuh untuk mengatasi hal tersebut antara lain dengan memastikan agar prodi perguruan tinggi di Indonesia selaras dengan kebutuhan industri.
Kemudian, dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pendidikan tinggi hingga 60 persen, meningkatkan proporsi lulusan berbasis STEM yang fokus pada RnD hingga 40 persen dan terakhir dengan meningkatkan belanja RnD dari 0,28 persen hingga 2 persen dari GDP.
"Kita juga perlu melakukan evaluasi program beasiswa yang bersumber dari APBN agar selaras dengan industri strategis dan dapat memenuhi kebutuhan SDM menopang transformasi ekonomi," katanya.
Selain itu, perlu menetapkan sektor prioritas strategis yang harus dikembangkan serta menciptakan kawasan percontohan untuk membangkitkan kekuatan ekonomi baru di sejumlah daerah.
"Selain itu juga menyiapkan pemimpin yang transformasional yang visioner dan efektif dalam mengorkestrasi SDM yang bisa mengisi sektor prioritas strategis utama," kata AHY.
Menteri AHY dinyatakan lulus dalam masa studi 3,1 tahun dengan predikat Cumlaude alias Dengan Pujian. Ia juga menjadi Doktor ke-88 dari Program Studi Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Rektor Universitas Airlangga, Prof Dr Moh Nasih SE MT Ak Menteri AHY sebagai Doktor lulusan Universitas Airlangga yang excellence with morality.
Baca juga: BPN Palangka Raya-ANTARA kerja sama penyebarluasan informasi pembangunan
Baca juga: Kepastian keamanan sertifikat elektronik
Baca juga: Pemkab Barito Utara maksimalkan implementasi reforma agraria
Melalui pernyataan yang diterima di Palangka Raya, Selasa, diterangkan, rekomendasi itu disampaikan pada Ujian Doktor Terbuka yang berlangsung di Universitas Airlangga.
"Tujuh rekomendasi kebijakan itu, dirumuskan dari hasil permasalahan yang ia temukan di lapangan dan kemudian disimpulkan ke dalam lima poin," kata AHY.
Dia menerangkan, rekomendasi pertama faktor kunci transformasi ekonomi terletak pada kepemimpinan yang efektif, kapasitas SDM, serta tata kelola yang kuat yang mendukung inovasi dan daya saing tinggi.
"Kedua, terdapat ketidaksesuaian antara prodi yang berkembang di dunia pendidikan nasional dengan kebutuhan sektor industri di mana bidang studi non-STEM lebih dominan," kata putra kedua SBY itu.
Permasalahan ketiga yang ia temukan adalah terdapat ketidakselarasan antara output yang diproduksi oleh dunia pendidikan dengan prioritas penelitian nasional yang menunjang transformasi ekonomi, khususnya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing global.
Keempat, untuk keluar dari jebakan middle income trap, menurut Menteri AHY Indonesia perlu mengorkestrasi sektor prioritas ekonomi strategis baik dari industri primer, sekunder, maupun tersier.
"Tentu dengan penguatan utama pada sub dimensi Research and Development (RnD) khususnya melalui peningkatan produktivitas smart home appliances," katanya.
Baca juga: BPN Palangka Raya selesaikan 15.000 hektere pemetaan bidang lengkap
Kelima dibutuhkan kepemimpinan transformasional di semua lini untuk mengorkestrasi SDM melalui sektor pendidikan industri berbasis pada keunggulan dan potensi sumber daya lokal masyarakat kita.
Rekomendasi kebijakan ketujuh untuk mengatasi hal tersebut antara lain dengan memastikan agar prodi perguruan tinggi di Indonesia selaras dengan kebutuhan industri.
Kemudian, dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pendidikan tinggi hingga 60 persen, meningkatkan proporsi lulusan berbasis STEM yang fokus pada RnD hingga 40 persen dan terakhir dengan meningkatkan belanja RnD dari 0,28 persen hingga 2 persen dari GDP.
"Kita juga perlu melakukan evaluasi program beasiswa yang bersumber dari APBN agar selaras dengan industri strategis dan dapat memenuhi kebutuhan SDM menopang transformasi ekonomi," katanya.
Selain itu, perlu menetapkan sektor prioritas strategis yang harus dikembangkan serta menciptakan kawasan percontohan untuk membangkitkan kekuatan ekonomi baru di sejumlah daerah.
"Selain itu juga menyiapkan pemimpin yang transformasional yang visioner dan efektif dalam mengorkestrasi SDM yang bisa mengisi sektor prioritas strategis utama," kata AHY.
Menteri AHY dinyatakan lulus dalam masa studi 3,1 tahun dengan predikat Cumlaude alias Dengan Pujian. Ia juga menjadi Doktor ke-88 dari Program Studi Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Rektor Universitas Airlangga, Prof Dr Moh Nasih SE MT Ak Menteri AHY sebagai Doktor lulusan Universitas Airlangga yang excellence with morality.
Baca juga: BPN Palangka Raya-ANTARA kerja sama penyebarluasan informasi pembangunan
Baca juga: Kepastian keamanan sertifikat elektronik
Baca juga: Pemkab Barito Utara maksimalkan implementasi reforma agraria