Sampit (ANTARA) - Anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Abdul Kadir meminta pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat menggencarkan sosialisasi terkait demam berdarah dengue (DBD) seiring dengan masuknya musim hujan.
“Kami minta pemda melalui dinas terkait untuk memberikan imbauan dan edukasi untuk mencegah DBD kepada masyarakat seiring dengan meningkatkan curah hujan di Kotim, apalagi nanti kalau sudah masuk November-Desember,” kata Abdul Kadir di Sampit, Minggu.
Ketua Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) menuturkan, pada musim hujan salah satu penyakit yang rawan muncul adalah penyakit DBD yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti. Hujan yang menimbulkan genangan air dimana-mana menjadi habitat ideal bagi nyamuk tersebut.
Telur nyamuk ini dapat bertahan lama di tempat yang kering dan akan menetas ketika terendam air hujan, sehingga populasinya meningkat dan hal itu juga meningkatkan risiko penyebaran penyakit DBD.
Oleh karena itu, perlu adanya langkah konkret untuk mencegah penyebaran virus tersebut, salah satunya melalui peran Dinkes dalam melakukan sosialisasi yang intensif kepada masyarakat agar dapat lebih memahami langkah-langkah pencegahan DBD.
Baca juga: Hindari konflik jelang Pilkada, DPRD Kotim ingatkan tragedi 2001
“Lebih baik mewaspadai sejak dini terkait wabah DBD ini, apalagi mengingat pada 2023 lalu kasus DBD di Kotim paling tinggi di Kalimantan Tengah. Untuk itu kita berharap untuk tahun ini kasus DBD bisa ditekan,” ujarnya.
Disebutkan, berdasarkan data Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah pada 2023 kasus DBD mencapai 3.150 kasus selama periode Januari-Desember 2023. Dari 14 kabupaten/kota di Kalteng, tercatat bahwa Kotim merupakan kabupaten dengan kasus DBD tertinggi, yakni 623 kasus. Hal ini perlu menjadi perhatian bersama agar setidaknya kasus DBD tahun ini bisa ditekan.
Disamping itu, anggota Komisi I DPRD Kotim ini juga mendorong para camat melalui lurah maupun kepala desa hingga RT dan RW agar bisa menggerakkan masyarakat untuk melakukan gotong royong membersihkan lingkungan, terutama drainase di wilayah masing-masing.
Menjaga lingkungan yang bersih merupakan salah satu cara untuk menekan perkembangbiakan nyamuk di tempat-tempat yang bisa tergenang air, seperti kaleng, botol bekas dan lainnya.
“Kebersihan drainase atau saluran air ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah daerah atau petugas kebersihan saja, tetapi tanggung jawab kita bersama. Terlebih dalam upaya pencegahan DBD ini penting untuk keselamatan diri sendiri maupun keluarga tercinta,” demikian Abdul Kadir.
Baca juga: Ketua DPRD Kotim minta Bawaslu tegas terhadap pelanggar aturan pilkada
Baca juga: Ketua DPRD Kotim berjanji tindaklanjuti usulan relokasi warga Desa Rantau Suang
Baca juga: DPRD Kotim sarankan pegawai RSUD Murjani diberi pelatihan peningkatan pelayanan
“Kami minta pemda melalui dinas terkait untuk memberikan imbauan dan edukasi untuk mencegah DBD kepada masyarakat seiring dengan meningkatkan curah hujan di Kotim, apalagi nanti kalau sudah masuk November-Desember,” kata Abdul Kadir di Sampit, Minggu.
Ketua Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) menuturkan, pada musim hujan salah satu penyakit yang rawan muncul adalah penyakit DBD yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti. Hujan yang menimbulkan genangan air dimana-mana menjadi habitat ideal bagi nyamuk tersebut.
Telur nyamuk ini dapat bertahan lama di tempat yang kering dan akan menetas ketika terendam air hujan, sehingga populasinya meningkat dan hal itu juga meningkatkan risiko penyebaran penyakit DBD.
Oleh karena itu, perlu adanya langkah konkret untuk mencegah penyebaran virus tersebut, salah satunya melalui peran Dinkes dalam melakukan sosialisasi yang intensif kepada masyarakat agar dapat lebih memahami langkah-langkah pencegahan DBD.
Baca juga: Hindari konflik jelang Pilkada, DPRD Kotim ingatkan tragedi 2001
“Lebih baik mewaspadai sejak dini terkait wabah DBD ini, apalagi mengingat pada 2023 lalu kasus DBD di Kotim paling tinggi di Kalimantan Tengah. Untuk itu kita berharap untuk tahun ini kasus DBD bisa ditekan,” ujarnya.
Disebutkan, berdasarkan data Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah pada 2023 kasus DBD mencapai 3.150 kasus selama periode Januari-Desember 2023. Dari 14 kabupaten/kota di Kalteng, tercatat bahwa Kotim merupakan kabupaten dengan kasus DBD tertinggi, yakni 623 kasus. Hal ini perlu menjadi perhatian bersama agar setidaknya kasus DBD tahun ini bisa ditekan.
Disamping itu, anggota Komisi I DPRD Kotim ini juga mendorong para camat melalui lurah maupun kepala desa hingga RT dan RW agar bisa menggerakkan masyarakat untuk melakukan gotong royong membersihkan lingkungan, terutama drainase di wilayah masing-masing.
Menjaga lingkungan yang bersih merupakan salah satu cara untuk menekan perkembangbiakan nyamuk di tempat-tempat yang bisa tergenang air, seperti kaleng, botol bekas dan lainnya.
“Kebersihan drainase atau saluran air ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah daerah atau petugas kebersihan saja, tetapi tanggung jawab kita bersama. Terlebih dalam upaya pencegahan DBD ini penting untuk keselamatan diri sendiri maupun keluarga tercinta,” demikian Abdul Kadir.
Baca juga: Ketua DPRD Kotim minta Bawaslu tegas terhadap pelanggar aturan pilkada
Baca juga: Ketua DPRD Kotim berjanji tindaklanjuti usulan relokasi warga Desa Rantau Suang
Baca juga: DPRD Kotim sarankan pegawai RSUD Murjani diberi pelatihan peningkatan pelayanan