Buntok (ANTARA) - Asisten III Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah, Mirwansyah menyatakan bahwa strategi dalam mengatasi permasalahan sampah di wilayah ini, memerlukan koordinasi dan komunikasi serta kolaborasi dari semua pihak.
Permasalahan sampah ini juga memerlukan pendekatan yang menghargai kearifan dan karakteristik lokal, kata Mirwansyah saat acara peluncuran kolaborasi pengelolaan sampah Panca Karya Barasih Sasameh, di Buntok, Rabu.
"Jadi, semua strategi yang nantinya akan dilakukan, diharapkan dapat berdampak terhadap permasalahan sampah yang berdaya guna dan berhasil guna," ucapnya.
Dirinya pun sangat mendukung peluncuran program yang di inisiasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Barito Selatan, karena inovasi dianggap dapat menjawab tantangan permasalahan pengelolaan sampah saat ini.
Meski begitu, dia tetap mengharapkan kepada DLH Barito Selatan, dapat terus berinovasi dan melakukan terobosan yang terukur dalam mengatasi permasalahan sampah.
"Pengelolaan sampah ini tidak hanya diatasi oleh pemerintah daerah, namun juga memerlukan peran dari masyarakat," ucapnya saat membacakan sambutan Penjabat Bupati Barito Selatan, Deddy Winarwan.
Menurut dia, pelibatan dari masyarakat ini perlu terus didorong dan ditingkatkan, sehingga mereka memiliki peranan dalam mengatasi permasalahan sampah.
"Termasuk sektor swasta dan pelaku usaha perlu diberikan akses untuk berkontribusi dalam pengelolaan sampah di daerah," kata dia.
Baca juga: KPK bersama DPRD Barsel rakor program pemberantasan korupsi terintegrasi
Ia berharap, dengan adanya program kolaborasi pengelolaan sampah Panca Karya Barasih Sasameh ini bisa efektif dalam mengatasi permasalahan sampah di daerah ini.
Kepala DLH Barito Selatan, Bilivson mengatakan program ini merupakan kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha serta masyarakat dalam pengelolaan sampah. Dalam program kolaborasi ini, pihaknya akan turun ke Rukun Tetangga (RT) percontohan guna melakukan pembenahan agar sampah dalam rumah tangga dapat dikurangi, sehingga pengangkutan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dapat berkurang.
"Pengurangan sampah dalam rumah tangga tersebut dengan pendekatan dan menghargai kearifan lokal pada setiap RT," demikian Bilivson.
Baca juga: Pemkab berangkatkan kafilah Barsel ikuti FASI XII tingkat Provinsi Kalteng
Baca juga: Pemkab Barsel kembali raih penghargaan dari Kemenpan RB
Baca juga: Kesbangpol Kalteng edukasi masyarakat Barsel terkait pencegahan dan penanggulangan ekstremisme
Permasalahan sampah ini juga memerlukan pendekatan yang menghargai kearifan dan karakteristik lokal, kata Mirwansyah saat acara peluncuran kolaborasi pengelolaan sampah Panca Karya Barasih Sasameh, di Buntok, Rabu.
"Jadi, semua strategi yang nantinya akan dilakukan, diharapkan dapat berdampak terhadap permasalahan sampah yang berdaya guna dan berhasil guna," ucapnya.
Dirinya pun sangat mendukung peluncuran program yang di inisiasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Barito Selatan, karena inovasi dianggap dapat menjawab tantangan permasalahan pengelolaan sampah saat ini.
Meski begitu, dia tetap mengharapkan kepada DLH Barito Selatan, dapat terus berinovasi dan melakukan terobosan yang terukur dalam mengatasi permasalahan sampah.
"Pengelolaan sampah ini tidak hanya diatasi oleh pemerintah daerah, namun juga memerlukan peran dari masyarakat," ucapnya saat membacakan sambutan Penjabat Bupati Barito Selatan, Deddy Winarwan.
Menurut dia, pelibatan dari masyarakat ini perlu terus didorong dan ditingkatkan, sehingga mereka memiliki peranan dalam mengatasi permasalahan sampah.
"Termasuk sektor swasta dan pelaku usaha perlu diberikan akses untuk berkontribusi dalam pengelolaan sampah di daerah," kata dia.
Baca juga: KPK bersama DPRD Barsel rakor program pemberantasan korupsi terintegrasi
Ia berharap, dengan adanya program kolaborasi pengelolaan sampah Panca Karya Barasih Sasameh ini bisa efektif dalam mengatasi permasalahan sampah di daerah ini.
Kepala DLH Barito Selatan, Bilivson mengatakan program ini merupakan kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha serta masyarakat dalam pengelolaan sampah. Dalam program kolaborasi ini, pihaknya akan turun ke Rukun Tetangga (RT) percontohan guna melakukan pembenahan agar sampah dalam rumah tangga dapat dikurangi, sehingga pengangkutan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dapat berkurang.
"Pengurangan sampah dalam rumah tangga tersebut dengan pendekatan dan menghargai kearifan lokal pada setiap RT," demikian Bilivson.
Baca juga: Pemkab berangkatkan kafilah Barsel ikuti FASI XII tingkat Provinsi Kalteng
Baca juga: Pemkab Barsel kembali raih penghargaan dari Kemenpan RB
Baca juga: Kesbangpol Kalteng edukasi masyarakat Barsel terkait pencegahan dan penanggulangan ekstremisme