Palangka Raya (ANTARA) - Ketua Komisi III DPRD Kota Palangka Raya, Sigit Widodo, mendesak pemerintah kota untuk memberikan perhatian lebih terhadap pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Salah satu langkah yang diusulkan adalah dengan memperbanyak kegiatan pelatihan, terutama yang berbasis teknologi digital, guna memaksimalkan jangkauan pemasaran produk UMKM.
Sigit mengatakan bahwa pelatihan digital marketing sangat penting untuk membantu para pelaku UMKM agar dapat menghadapi persaingan di era digital yang semakin ketat. “Digital marketing sangat krusial bagi UMKM saat ini. Dengan pelatihan ini, diharapkan para pelaku usaha bisa memperluas pasar dan meningkatkan daya saing mereka,” ujarnya, baru-baru ini.
Menurut Sigit, tidak semua pelaku UMKM memiliki pemahaman yang cukup tentang digitalisasi, sehingga mereka memerlukan bimbingan agar dapat memanfaatkan teknologi untuk kepentingan pemasaran. “Meskipun banyak pelaku UMKM yang sudah menggunakan media sosial, mereka masih membutuhkan pelatihan agar bisa lebih efektif dalam memasarkan produk secara online,” tambahnya.
Selain digital marketing, Sigit juga menekankan pentingnya pelatihan dalam berbagai aspek lain yang mendukung keberlanjutan usaha, seperti pengemasan produk, sertifikasi halal, menjaga kualitas produk, dan konsistensi usaha. Ia berharap pemerintah kota dapat menggandeng dinas-dinas terkait, seperti Dinas Tenaga Kerja dan Dinas Perindustrian, untuk menyusun program pelatihan yang komprehensif.
“Pelatihan ini harus menyentuh aspek-aspek penting dalam pengelolaan UMKM agar mereka bisa terus berkembang. Terutama untuk ibu-ibu yang banyak memanfaatkan media sosial untuk berjualan, mereka harus diberikan wawasan dan keterampilan lebih dalam pemasaran digital,” jelas Sigit.
Sigit mengatakan bahwa pelatihan digital marketing sangat penting untuk membantu para pelaku UMKM agar dapat menghadapi persaingan di era digital yang semakin ketat. “Digital marketing sangat krusial bagi UMKM saat ini. Dengan pelatihan ini, diharapkan para pelaku usaha bisa memperluas pasar dan meningkatkan daya saing mereka,” ujarnya, baru-baru ini.
Menurut Sigit, tidak semua pelaku UMKM memiliki pemahaman yang cukup tentang digitalisasi, sehingga mereka memerlukan bimbingan agar dapat memanfaatkan teknologi untuk kepentingan pemasaran. “Meskipun banyak pelaku UMKM yang sudah menggunakan media sosial, mereka masih membutuhkan pelatihan agar bisa lebih efektif dalam memasarkan produk secara online,” tambahnya.
Selain digital marketing, Sigit juga menekankan pentingnya pelatihan dalam berbagai aspek lain yang mendukung keberlanjutan usaha, seperti pengemasan produk, sertifikasi halal, menjaga kualitas produk, dan konsistensi usaha. Ia berharap pemerintah kota dapat menggandeng dinas-dinas terkait, seperti Dinas Tenaga Kerja dan Dinas Perindustrian, untuk menyusun program pelatihan yang komprehensif.
“Pelatihan ini harus menyentuh aspek-aspek penting dalam pengelolaan UMKM agar mereka bisa terus berkembang. Terutama untuk ibu-ibu yang banyak memanfaatkan media sosial untuk berjualan, mereka harus diberikan wawasan dan keterampilan lebih dalam pemasaran digital,” jelas Sigit.