Tamiang Layang (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah terus berupaya meningkatkan efektivitas penggunaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dengan inovasi terbaru SAPARI (Sarana Panduan Administrasi).
"SAPARI dirancang sebagai panduan strategis bagi seluruh unit layanan dalam mengoptimalkan SIMRS secara konsisten," kata Direktur RSUD Tamiang Layang, dr Vinny Safari di Tamiang Layang, Selasa.
Adapun SAPARI diinisiasi olehh Kepala Bagian Tata Usaha RSUD Tamiang Layang, Dianni Legalia pasca mengikuti program Aksi Perubahan dalam Pelatihan, sekaligus peluncuran SAPARI yang bertepatan dengan Evaluasi SIMRS 2024.
Dr Vinny mengatakan optimalisasi SIMRS memberikan manfaat besar bagi peningkatan layanan kesehatan dan mendukung transformasi digital. Sebab, penggunaan SIMRS memudahkan pengelolaan stok obat dan peralatan medis.
"Termasuk mendukung keputusan manajemen, serta meningkatkan layanan terintegrasi, termasuk untuk program jaminan kesehatan seperti BPJS," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, SAPARI juga memperkuat integrasi SIMRS dengan sistem BPJS dan Sistem SATUSEHAT Kementerian Kesehatan, menunjukkan komitmen RSUD Tamiang Layang dalam menyediakan layanan kesehatan berkualitas bagi masyarakat Barito Timur. Untuk itu, peluncuran SAPARI membuat RSUD Tamiang Layang semakin mendekati transformasi digital penuh.
"Tentunya diharapkan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat serta meningkatkan pelayanan kesehatan yang cepat, tepat, dan efisien," kata dr Vinny.
Baca juga: Pemkab Bartim telah ajukan RAPBD 2025 mencapai Rp1,3 triliun
Kepala Bagian Tata Usaha RSUD Tamiang Layang Dianni Legalia menambahkan, SAPARI dirancang sebagai panduan strategis bagi seluruh unit layanan dalam mengoptimalkan SIMRS secara konsisten. Penerapan SIMRS menghadapi tantangan besar karena memerlukan sumber daya dan anggaran yang signifikan, namun RSUD Tamiang Layang berkomitmen untuk terus menyempurnakan sistem ini.
"Sejak penerapannya, RSUD Tamiang Layang merasakan kemudahan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat," kata Dianie.
Dia pun meyakini bahwa SIMRS memungkinkan otomatisasi dan integrasi proses administratif, termasuk penjadwalan, antrian, dan pendaftaran pasien. Sistem ini membantu mengurangi waktu tunggu pasien dan beban kerja staf administrasi, serta menjaga privasi dan keamanan data pasien melalui pengelolaan rekam medis elektronik (ERM).
Baca juga: Pemkab Bartim bantu atasi masalah pelaku UMKM di Kecamatan Awang
Baca juga: Pj Bupati ajak masyarakat Bartim terus meneladani semangat para pahlawan
Baca juga: Pj Bupati Bartim tinjau kesiapan dan keamanan logistik Pilkada 2024
"SAPARI dirancang sebagai panduan strategis bagi seluruh unit layanan dalam mengoptimalkan SIMRS secara konsisten," kata Direktur RSUD Tamiang Layang, dr Vinny Safari di Tamiang Layang, Selasa.
Adapun SAPARI diinisiasi olehh Kepala Bagian Tata Usaha RSUD Tamiang Layang, Dianni Legalia pasca mengikuti program Aksi Perubahan dalam Pelatihan, sekaligus peluncuran SAPARI yang bertepatan dengan Evaluasi SIMRS 2024.
Dr Vinny mengatakan optimalisasi SIMRS memberikan manfaat besar bagi peningkatan layanan kesehatan dan mendukung transformasi digital. Sebab, penggunaan SIMRS memudahkan pengelolaan stok obat dan peralatan medis.
"Termasuk mendukung keputusan manajemen, serta meningkatkan layanan terintegrasi, termasuk untuk program jaminan kesehatan seperti BPJS," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, SAPARI juga memperkuat integrasi SIMRS dengan sistem BPJS dan Sistem SATUSEHAT Kementerian Kesehatan, menunjukkan komitmen RSUD Tamiang Layang dalam menyediakan layanan kesehatan berkualitas bagi masyarakat Barito Timur. Untuk itu, peluncuran SAPARI membuat RSUD Tamiang Layang semakin mendekati transformasi digital penuh.
"Tentunya diharapkan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat serta meningkatkan pelayanan kesehatan yang cepat, tepat, dan efisien," kata dr Vinny.
Baca juga: Pemkab Bartim telah ajukan RAPBD 2025 mencapai Rp1,3 triliun
Kepala Bagian Tata Usaha RSUD Tamiang Layang Dianni Legalia menambahkan, SAPARI dirancang sebagai panduan strategis bagi seluruh unit layanan dalam mengoptimalkan SIMRS secara konsisten. Penerapan SIMRS menghadapi tantangan besar karena memerlukan sumber daya dan anggaran yang signifikan, namun RSUD Tamiang Layang berkomitmen untuk terus menyempurnakan sistem ini.
"Sejak penerapannya, RSUD Tamiang Layang merasakan kemudahan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat," kata Dianie.
Dia pun meyakini bahwa SIMRS memungkinkan otomatisasi dan integrasi proses administratif, termasuk penjadwalan, antrian, dan pendaftaran pasien. Sistem ini membantu mengurangi waktu tunggu pasien dan beban kerja staf administrasi, serta menjaga privasi dan keamanan data pasien melalui pengelolaan rekam medis elektronik (ERM).
Baca juga: Pemkab Bartim bantu atasi masalah pelaku UMKM di Kecamatan Awang
Baca juga: Pj Bupati ajak masyarakat Bartim terus meneladani semangat para pahlawan
Baca juga: Pj Bupati Bartim tinjau kesiapan dan keamanan logistik Pilkada 2024