Sampit (ANTARA) - Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah mencatat sebanyak 7.756 pemudik diberangkatkan dari Pelabuhan Sampit pada H-2 Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.
“Sampai dengan hari ini jumlah pemudik atau penumpang naik yang meninggalkan Pelabuhan Sampit sebanyak 7.756 orang, sedangkan penumpang turun sebanyak 1.671 orang dari total sembilan call selama arus mudik Lebaran 2025,” kata Ketua Posko Angkutan Laut Lebaran 2025 di Pelabuhan Sampit Gusti Muchlis di Sampit, Sabtu.
Ia menjelaskan, jumlah itu merupakan penghitungan jumlah penumpang naik sejak posko Angkutan Laut Lebaran 2025 di Pelabuhan Sampit diberlakukan, yakni sejak H-10 Lebaran atau 21 Maret 2025.
Ada sembilan kapal yang diberangkatkan pada rentang waktu tersebut, yakni lima kapal dari PT Dharma Lautan Utama dan empat kapal dari PT Pelayaran Nasional Indonesia atau Pelni (Persero). Rincian jumlah penumpang naik sebagai berikut;
KM Dharma Ferry VI rute Sampit-Surabaya Jumat 21 Maret 2025 dengan 478 penumpang, KM Kirana III rute Sampit-Semarang Jumat 21 Maret 2025 dengan 700 penumpang, KM Kelimutu rute Sampit-Semarang Sabtu 22 Maret 2025 dengan 851 penumpang.
KM Leuser rute Sampit-Semarang Senin 24 Maret 2025 dengan 1.415 penumpang, KM Dharma Ferry VI rute Sampit-Surabaya Selasa 25 Maret 2025 dengan 446 penumpang, KM Lawit rute Sampit-Surabaya Rabu 26 Maret 2025 dengan 1.422 penumpang.
Baca juga: Anggaran perbaikan jalan Lingkar Selatan berkurang 89 persen
KM Kirana III rute Sampit-Surabaya Jumat 28 Maret 2025 dengan 700 penumpang, KM Kelimutu rute Sampit-Semarang Jumat 28 Maret 2025 dengan 1.298 penumpang dan terakhir KM Dharma Ferry VI rute Sampit-Surabaya Sabtu 29 Maret 2025 dengan 446 penumpang.
“Jadi hari ini adalah keberangkatan kapal terakhir sekaligus kapal kesembilan dari total sembilan call yang melayani untuk keberangkatan selama arus mudik Lebaran 2025 di Pelabuhan Sampit,” lanjutnya.
Gusti meneruskan, jika dibandingkan Angkutan Laut Lebaran 2024 lalu, jumlah pemudik yang berangkat pada rentang waktu yang sama mengalami penurunan sekitar 10 persen. Tahun lalu, jumlah pemudik yang berangkat sebelum Lebaran mencapai 9.900 orang.
Dijelaskan, hal ini bukan disebabkan menurunnya minat pemudik dan sebagainya, melainkan karena periode Angkutan Laut Lebaran di Pelabuhan Sampit tahun ini lebih singkat lantaran menyesuaikan dengan kebijakan efisiensi anggaran.
Jika biasanya periode Angkutan Laut Lebaran berlangsung selama 30 hari, yakni H-15 hingga H+15 Lebaran, sedangkan tahun ini hanya 20 hari terhitung dari H-10 hingga H+10 Lebaran.
“Jadi kami menghitung jumlah pemudik itu sesuai dengan periode Angkutan Laut Lebaran, selain itu hasil pantauan kami cukup banyak penumpang yang memilih mudik lebih awal bahkan sejak minggu pertama Ramadhan,” terangnya.
Ia menambahkan, secara umum kegiatan arus mudik di Pelabuhan Sampit sejauh ini berjalan aman dan lancar.
Meskipun ada beberapa calon penumpang yang tidak terangkut karena kapasitas kapal yang sudah maksimal, namun jumlahnya tidak banyak, hanya sekitar 15 orang.
“Untuk calon penumpang yang tidak terangkut itu terjadi kemarin, dikarenakan kapasitas penumpang yang sudah maksimal dan kami sudah menyarankan mereka ke pelabuhan alternatif, seperti Pelabuhan Kuman di Pangkalan Bun,” demikian Gusti.
Baca juga: Wabup Kotim salurkan bantuan untuk korban kebakaran di Samuda
Baca juga: 1.998 penumpang berangkat dari Pelabuhan Sampit pada puncak arus mudik
Baca juga: Disdukcapil Kotim tetap berikan pelayanan saat libur Lebaran