Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Halikinnor menyampaikan akan mengkaji ulang keberadaan depo sampah di samping SMPN 3 Sampit, yang selama ini sering dikeluhkan masyarakat, terutama pihak sekolah.

"Memang ada surat dari pihak sekolah terkait usulan pemindahan depo sampah itu. Saya sudah disposisi ke Sekretaris Daerah (Sekda) untuk dirapatkan, karena memang depo sampah itu dikeluhkan oleh sekolah lantaran bau," kata Halikinnor di Sampit, Selasa.

Dirinya mengakui, keberadaan depo sampah yang berlokasi di Jalan Christopel Mihing Sampit ini sudah sering dikeluhkan masyarakat, terutama pihak SMPN 3 Sampit, lantaran dinilai menimbulkan polusi udara yang mengganggu kegiatan belajar mengajar,. Bahkan, kondisi ini tidak hanya mengganggu konsentrasi siswa, tetapi juga berpotensi membahayakan kesehatan seluruh warga sekolah.

Sementara berdasarkan laporan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH), bahwa depo sampah tersebut sudah dibersihkan, sehingga tidak lagi menimbulkan bau menyengat, tetapi keluhan yang masuk tidak berhenti.

Bupati Kotim itu pun menginstruksikan Sekda bersama dinas terkait, agar melakukan kajian terkait keberadaan depo sampah tersebut guna meminimalkan dampak yang muncul di kemudian hari.

"Perlu kita kaji dulu. Kalau kita tutup, bagaimana kebutuhan depo sampah di wilayah itu bisa terpenuhi. Itu juga yang menjadi pertimbangan kami," beber dia.

Ia melanjutkan, di satu sisi keberadaan depo sampah ini dikeluhkan masyarakat karena dinilai menimbulkan polusi udara. Namun disisi lain, depo sampah juga menjadi kebutuhan untuk penampungan sampah sementara sebelum dibawa ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

Apabila depo sampah itu ditutup, maka risikonya akan terjadi masalah dalam pengelolaan sampah di wilayah sekitar, sebab tidak mungkin armada pengangkut sampah mendatangi rumah satu per satu.  Alhasil, potensi sampah dibuang sembarangan akan meningkat dan kondisi ini tentunya akan memicu keresahan masyarakat.

"Tapi kalau memang itu betul-betul mengganggu maka akan kami pertimbangkan untuk ditutup tapi harus ada alternatif supaya jangan nanti ketika itu ditutup timbul masalah baru," imbuhnya.

Baca juga: Pemkab Kotim susun dokumen perencanaan menuju eliminasi ATM 2030

Ia melanjutkan, sebelum sampai pada keputusan untuk menutup depo sampah tersebut, pihaknya akan mengupayakan solusi lain terlebih dulu. Solusi yang direncanakan saat ini adalah dengan membersihkan betul-betul depo tersebut lalu menutup rapat untuk menguji ada atau tidak bau yang tercium di luar, khususnya di lingkungan sekolah yang berada di samping depo.

Adapun menutup yang dimaksud dalam hal ini dilakukan secara harfiah, dengan semua pintu masuk maupun ventilasi udara di depo itu ditutup rapat untuk meminimalkan bau yang menyebar keluar.

Ia menekankan, bahwa pemerintah daerah akan berupaya untuk mencari solusi terbaik agar sampah tetap bisa tertangani dan sekolah pun tidak terganggu.

"Nanti kita coba saat jam pelajaran dan ada sampah di depo itu, saya sendiri bersama Dinas Pendidikan, DLH, guru serta masyarakat akan mengetes apakah masih bau atau tidak kalau ditutup rapat. Kalau memang bau maka jangan dibiarkan, karena itu mengganggu anak-anak yang belajar," demikian Halikinnor.

Baca juga: BKSDA Sampit imbau warga waspada kemunculan buaya saat banjir

Baca juga: DPRD Kotim dukung kerja sama Agrinas dan BUMD kelola sawit

Baca juga: Apresiasi Bunda PAUD Kotim diharap lahirkan inovasi baru


Pewarta : Devita Maulina
Uploader : Admin 3
Copyright © ANTARA 2025