Kuala Kurun (ANTARA) - Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah secara resmi telah memiliki kopi lokal khas daerah setempat, yang telah diakui oleh Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian, Kementerian Pertanian RI.
Wakil Bupati Gumas Efrensia LP Umbing di Kuala Kurun, Kamis, mengatakan pemerintah kabupaten komitmen mendukung pelaku usaha lokal sehingga saat ini produk pelaku usaha lokal tadi diakui sebagai produk lokal khas Gumas.
“Awalnya ada petani kopi milenial yang sekaligus pengolah kopi, yang bernama Dedi Setiadi. Pemkab Gumas lalu bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), untuk melakukan penelitian bahwa kopi yang dihasilkan petani milenial tadi benar-benar varietas lokal Gumas,” sambungnya.
Penelitian tadi berbuah hasil yang membanggakan, di mana produk petani kopi milenial tadi ternyata benar-benar merupakan varietas lokal dari kabupaten bermoto ‘Habangkalan Penyang Karuhei Tatau’.
Ia menjelaskan, ada tiga varietas yang telah diakui dan mendapat tanda daftar varietas tanaman dari PPVTPP. Tiga varietas yang dimaksud diberi nama Kopi Coka Kalimantan, Kopi Jagau, dan Kopi Tambun-Bungai.
Baca juga: Wabup Gumas: Jadikan HSP dan Ikbab Kalteng ajang menambah pengetahuan
Masyarakat atau pelaku usaha Gumas diharapkan tidak ragu untuk menyampaikan kepada pemkab, jika ada produk-produk yang merupakan benar-benar khas kabupaten setempat, supaya pemkab bisa mendaftarkan untuk mendapat pengakuan dari PPVTPP.
Selain itu, keberhasilan Dedi Setiadi sebagai petani kopi milenial sekaligus pengolah kopi diharap dapat menjadi inspirasi dan motivasi, bagi generasi muda khususnya generasi muda Gumas.
Sementara itu, Petani kopi milenial Dedi Setiadi mengatakan kopi yang dihasilkan olehnya merupakan kopi yang ditanam di wilayah Desa Tumbang Jutuh Kecamatan Rungan. Selain bertani kopi, ia juga membuka kafe di Palangka Raya.
Saat ini produk kopi yang dihasilkan olehnya banyak digemari oleh masyarakat umum, bahkan dari mancanegara tepatnya dari Negara Kincir Angin Belanda.
“Sudah ada pembelian dari Belanda sebanyak sekian kilogram,” demikian Dedi Setiadi.
Baca juga: Pemkab Gumas jalankan strategi wujudkan ketahanan pangan
Baca juga: Pemkab minta Baznas Gumas terus berkontribusi tingkatkan kesejahteraan masyarakat
Baca juga: Pemkab Gumas subsidi sejumlah komoditas saat GPM di Kuala Kurun