Sampit (ANTARA) - Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah mengusulkan bantuan pembangunan gudang dan pabrik beras modern kepada Bulog karena sangat dibutuhkan untuk mengimbangi permintaan yang terus meningkat.
"Untuk memperkuat program Swasembada Pangan di 2026, pemerintah berencana menyuntikkan modal melalui Bulog untuk pembangunan 100 titik gudang dan infrastruktur pasca panen (IPP) di seluruh Indonesia. Kita di Kotim akan mengusulkan. Mudah-mudahan usulan kita disetujui," kata Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Kotawaringin Timur, Muhammad Azwar Fuad di Sampit, Jumat.
Rencana pembangunan 100 gudang dan IPP secara nasional ini menjadi kesempatan Kotawaringin Timur untuk mengusulkan bantuan tersebut. Apalagi, daerah ini sangat membutuhkan gudang dan pabrik beras modern demi meningkatkan kapasitas dan kualitas beras yang disalurkan kepada masyarakat.
Bulog Kotawaringin Timur diminta mengajukan atau mengusulkan di mana saja lokasi yang secara Feasibility Study (FS) atau studi kelayakan itu dinyatakan layak untuk dibangun gudang dan IPP.
Bulog sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan serta DPRD Kotawaringin Timur untuk meminta rekomendasi terkait lokasi titik dan hibah tanah untuk pembangunan gudang dan IPP.
Tanah untuk pembangunan gudang dan IPP harus disediakan sendiri oleh daerah karena anggaran yang diberikan pemerintah hanya untuk bantuan membangun gudang dan pabrik beras modern.
Belum lama ini Bulog bersama Ketua Komisi II DPRD Kotawaringin Timur Akhyannoor meninjau lokasi tanah yang disiapkan untuk pembangunan gudang dan IPP tersebut.
Fuad menyebutkan, lokasi tanah yang disiapkan tersebut berlokasi di Desa Lampuyang Kecamatan Teluk Sampit. Tanah seluas 2,6 hektare itu milik Kepala Desa Regei Lestari yang menyatakan siap menghibahkannya jika Bulog memang pasti akan membangun gudang dan IPP di tanah tersebut.
Untuk itu saat ini Bulog Kotawaringin Timur bersama pihak terkait sedang mengurus legalitas hibah tanah tersebut. Luasan tersebut sudah sesuai dengan yang disyaratkan oleh Bulog untuk kebutuhan pembangunan gudang dan pabrik penggilingan beras.
"Kalau usulan ini dikabulkan maka kami dari Bulog berharap bisa maksimal lagi dalam menyerap gabah petani di Desa Lampuyang dan sekitarnya sampai Kuala Pembuang Kabupaten Seruyan karena kebetulan ini satu arah, ada sentra padi yaitu di Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kabupaten Seruyan," timpal Fuad.
Bulog Kotawaringin Timur mengusulkan membangun dua unit gudang berkapasitas 3500 ton sehingga total 7000 ton. Selain itu ada fasilitas penggilingan modern, mulai dari dryer, mesin poles, color sorter dan peralatan lainnya.
Baca juga: Pelayanan KB MOW gratis di Kotim disambut antusias
Jika ini terwujud maka Kotawaringin Timur bisa memproduksi beras premium. Ini akan menjadi fokus baru karena masalah di sisi hulu relatif sudah terpenuhi karena Menteri Pertanian dirasa sudah maksimal memberikan bantuan untuk tahap produksi seperti pupuk, bibit dan obat-obatan sehingga hasil panen meningkat.
Permasalahan saat ini, ketika hasil panen meningkat, kemampuan kapasitas pengeringan dan penggilingan milik mitra Bulog belum sebanding kebutuhan, baik dari jumlah maupun kualitas. Akibatnya ketika panen dan digiling, beras yang dihasilkan sebagian rata-rata patah-patah remuk karena pengeringan belum optimal.
Jika sudah memiliki penggilingan modern dan gudang yang memadai maka Bulog bisa melakukan pengeringan dan penggilingan dengan mekanisasi agar gabah bisa kering merata sehingga ketika digiling berasnya utuh dan bersih. Dampaknya, nilai tambahnya juga besar dan pada akhirnya bisa meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya di Desa Lampuyang dan secara umum di Kabupaten Kotawaringin Timur.
Pembangunan gudang dan pabrik modern ini juga dibutuhkan karena produksi beras di daerah ini terus meningkat. Saat ini saja sawah yang digarap petani di Desa Lampuyang sudah mencapai 5000 hektare.
Informasi diterima Bulog, hasil optimasi lahan dan cetak sawah ada sekitar 4000 hektare. Artinya pada 2026 nanti lahan yang ditanam sekitar 9000 hektare. Jika satu hektare hasilnya minimal ton, maka total hasilnya diperkirakan mencapai 36.000 ton potensi gabah yang bisa dihasilkan petani Desa Lampuyang.
Jumlah tersebut belum termasuk hasil panen dari kabupaten tetangga yaitu Seruyan yang diperkirakan ada sekitar 5000 hektare dengan produksi diestimasikan 20.000 ton gabah.
Jika dihitung, diperkirakan total 56.000 ton gabah kering panen yang bisa dihasilkan, sedangkan kapasitas penggilingan saat ini, baik penggilingan perorangan maupun penggilingan kelompok tani hanya ratusan ton. Jadi tidak seimbang dengan jumlah yang nantinya akan dipanen.
"Itulah salah urgensi mengapa kita mengusulkan agar di Kotim ini bisa terpilih untuk pembangunan gudang dan pabrik beras modern," timpal Fuad.
Langkah ini juga menjadi upaya agar hasil panen petani di Kotawaringin Timur tidak lagi dibawa tengkulak hingga ke luar daerah. Jika semua diproses di daerah sendiri maka nilai ekonominya juga akan lebih besar bagi petani.
Ini nantinya juga akan dapat meningkatkan kemampuan Bulog dalam menyerap hasil panen sehingga berapapun gabah yang dihasilkan maka akan bisa diserap maksimal oleh Bulog.
"Pemerintah menargetkan Bulog sudah mulai membangun di 2026. Jadi mungkin di awal 2027 harus sudah operasional. Pengelolaannya nanti oleh Bulog melalui struktur organisasi sendiri yaitu Sentra Penggilingan Padi modern (SPPM)," demikian Fuad.
Baca juga: Bupati Kotim pastikan bonus kafilah tetap jalan meski efisiensi anggaran
Baca juga: Hubungi Wamendagri, Bupati Kotim harap daerah diberi keleluasaan atur efisiensi anggaran
Baca juga: Fraksi Golkar Kotim usulkan ritel modern wajib serap produk lokal