Sampit (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah mengeluarkan peringatan dini sekaligus imbauan kepada masyarakat untuk mewaspadai banjir pesisir atau rob.

"Dengan adanya informasi peringatan dini terkait potensi terjadinya banjir pesisir pada 6-13 Desember 2025 diimbau untuk masyarakat selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG," kata Kepala Pelaksana BPBD Kotawaringin Timur, Multazam di Sampit, Senin.

Multazam mengatakan, peringatan dini ini disampaikan menindaklanjuti peringatan dini yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait potensi banjir pesisir atau rob yang disebabkan kondisi pasang tinggi air laut.

Kejadian ini karena adanya fase Perigee, yaitu jarak terdekat bulan ke bumi dan bulan purnama pada 4 Desember 2025. Kondisi ini berpotensi memicu meningkatnya ketinggian muka air laut maksimum.

Berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut, banjir pesisir atau rob berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir Indonesia, salah satunya di pesisir Kalimantan Tengah. Secara khusus, banjir pesisir berpotensi terjadi di perairan Teluk Sampit pada 6-13 Desember 2025

Potensi banjir pesisir secara umum berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat.

Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut serta memperhatikan  perkembangan informasi cuaca maritim dari BMKG setempat.

Baca juga: Legislator Kotim ingatkan masyarakat waspadai calo tiket jelang Nataru

Ancaman banjir rob ini perlu diwaspadai karena pernah melanda Pantai Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit. Berdasarkan data, Senin (23/5/2022) lalu, banjir rob melanda pantai Desa Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit.

Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 12.10 WIB itu menyebabkan enam rumah nelayan di Dusun Kalap Desa Ujung Pandaran hancur akibat disapu banjir rob.

Saat itu banjir rob atau pasang air laut dengan ketinggian sekitar satu meter tiba-tiba menghantam kawasan itu. Untungnya warga setempat sempat menyelamatkan diri sehingga tidak sampai ada korban jiwa.

Banjir yang kemudian surut sekitar pukul 17.00 WIB menyebabkan lima rumah hancur total terbawa banjir akibat tiangnya tercabut dan satu rumah rusak parah.

Banjir rob juga pernah berdampak hingga ke bantaran sungai Sungai Mentaya. Dampak utama yang terlihat adalah banjir cukup dalam di permukiman di bantaran sungai di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.

"Kami juga terus memantau perkembangan situasi, berkoordinasi dengan banyak pihak. Kami mengimbau masyarakat untuk selalu waspada. Kalau ada situasi darurat, silakan menghubungi kami di nomor 08514753637 via Messanger Whatsapp," demikian Multazam.

Baca juga: Kotim sarankan HET beras premium direvisi

Baca juga: Bupati Kotim minta ASN berintegritas, inovatif dan efisien

Baca juga: Puluhan pejabat Pemkab Kotim mendaftar seleksi 11 jabatan


Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 3
Copyright © ANTARA 2025