Palangka Raya (ANTARA) - Tim dosen Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Palangka Raya (UPR) bersama PKBM Darussa’adah dan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Palangka Raya melaksanakan pelatihan bertajuk “Penulisan Puisi Naratif sebagai Rekam Jejak Warna Budaya” untuk peserta didik.

"Kegiatan ini berlangsung pada November 2025. Bertujuan menumbuhkan literasi kreatif sekaligus memperkuat keterhubungan generasi muda dengan budaya lokal," kata Ketua Tim pengabdian kepada masyarakat (PkM), Susanty SS MHum di Palangka Raya, Kamis.

Pada pelatihan itu, Susanty turut dibantu Alifiah Nurachmana SS MPd, Lesly Martha C Meka SS MPd, Sulamit Syeba MPd dan dua mahasiswa Pendiidkan Bahasa Inggris dan Pendidikan Bahasa Indonesia.

Dia mengatakan, seiring perkembangan teknologi dan perubahan gaya hidup, nilai dan tradisi yang diwariskan leluhur semakin terpinggirkan. Melalui puisi naratif, budaya dapat direkam dan disampaikan kembali dalam bentuk karya sastra yang sarat makna.

“Puisi bukan hanya keindahan bahasa, tapi memori kolektif sebuah masyarakat,” jelasnya.

Pelatihan ini menghadirkan materi tentang teori dan karakteristik puisi naratif, termasuk bagaimana menggali cerita rakyat, adat, atau pengalaman personal sebagai sumber ide.

Pendekatan yang digunakan bersifat partisipatif, mendorong peserta berdiskusi, berefleksi, dan mengeksplorasi kembali kekayaan budaya Dayak serta budaya Indonesia yang lebih luas.

Dengan adanya kegiatan ini, Universitas Palangka Raya menunjukkan peran nyata perguruan tinggi dalam memberdayakan masyarakat dan memperkuat akar budaya melalui pendidikan literasi.

Upaya berkelanjutan diperlukan agar ekosistem literasi lokal tumbuh bukan hanya produktif, tetapi juga berakar kuat pada nilai kearifan lokal.

Sementara itu, Kepala PKBM Darussa’adah Pujono SSos MM menyambut baik kolaborasi ini karena membuka kesempatan bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi literasi dalam suasana belajar yang menyenangkan dan relevan dengan kehidupan mereka.

Program ini diharapkan dapat meningkatkan minat baca-tulis di kalangan peserta, menumbuhkan kepedulian terhadap pelestarian budaya, serta menghasilkan karya puisi yang dapat diwariskan lintas generasi.

“Kami ingin membangun jembatan antara literasi dan budaya. Ketika anak muda menulis, mereka sedang menjaga identitas,” katanya.

Baca juga: Mahasiswa PAI UMPR juara II Nasional Poster di ajang PAI FAIR 2025

Baca juga: Mahasiswa PAI UMPR melaju ke final PAI Fair 2025 di Ancol

Baca juga: Workshop literasi digital UMPR hadirkan influencer Gen Z


Pewarta : Rendhik Andika
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2025