Anak lelakinya, Pasha, menyatakan sang ayah meninggal karena serangan jantung di rumahnya di Redwood City, California, dikutip dari laman NY Times.
Larry Roberts pada 1966 berusia 29 tahun, dia membuat coretan abstrak di selembar kertas. Beberapa bilang itu rancangan baru, yang lainnya menganggap konstelasi bintang di angkasa.
Coretan itu sebenernya rancangan topologi suatu hal yang akan dikenal sebagai "internet". Lulusan Massachusetts Institute of Technology ini kemudian menjadi manajer di Advanced Research Project Agency (ARPA) Pentagon.
Dia merancang Arpanet, yang dikenal sebagai pendahulu internet, yang dipakai di ARPA pada 1969. Bersama dengan teman-teman kerjanya, dia merancang hal-hal teknis Arpanet dan bagaimana arus data.
Dia memakai teknik "packet switching", bagaimana data dipecah kemudian diubah menjadi bundel yang akan dikirim lewat berbagai jalur dalam sebuah jaringan. Data itu akhirnya dirakit kembali di tujuan pengiriman.
Packet switching menjadi dasar dari Arpanet, yang kemudian diadopsi internet. Roberts juga yang merancang agar kontrol distribusi jaringan ada di banyak komputer, yang juga menjadi pondasi internet zaman sekarang.
Tidak lama setelah Arpanet berjalan, dia mendorong rekan-rekannya untuk membuat aplikasi untuk jaringan turunannya. Salah satu implementasi Arpanet adalah dengan email, ARPA menjadi salah satu organisasi yang banyak memakai email saat itu.
Pengembangan email disponsori ARPA dan memakan waktu cukup lama, namun, menjadi implementasi yang paling populer dari Arpanet.
Roberts keluar dari ARPA pada 1973 untuk mendirikan Telenet, perusahaan yang juga menggunakan teknik packet switching dalam jaringan. Sayangnya, Telenet tidak sukses, dia menjualnya tujuh tahun seteleh didirikan.
Beberapa bulan lalu di tahun 2018, dia diwawancara dan berpendapat meski pun Telenet tidak menguntungkan secara finansial, dia menyukainya karena membuatnya benar-benar memahami cara kerja internet.
Dia pun sempat menyoroti perkembangan internet dan problem terbesar di tahun ini, yaitu keamanan siber.
"Saya harap suatu hari nanti ada perangkat lunak yang bisa masuk ke dalam jaringan untuk menghalau serangan. Tapi, akan sulit sekali," kata dia.
"Perangkat itu harus didistribusikan di sekitar jaringan untuk mengatasi masalah. Itu proyek yang sering saya pikirkan, tapi, saya tidak punya solusinya," kata Roberts.
Penerjemah: Natisha Andarningtyas