New York (Antaranews Kalteng) - Kurs dolar AS menguat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena data ekonomi yang lemah dari beberapa ekonomi utama menyebabkan kekhawatiran atas pertumbuhan global dan memicu permintaan terhadap aset-aset safe haven termasuk mata uang AS.
Setelah memperhitungkan faktor-saktor musiman, Indeks Pembelian Manajer (PMI) Manufaktur Zona Euro dari IHS Markit mencatat angka akhir 51,4 pada Desember, turun dari 51,8 pada November.
Meskipun memperpanjang perjalanan ekspansi saat ini menjadi lima setengah tahun, angka PMI terbaru adalah yang terendah sejak Februari 2016, kata penyedia data IHS Markit pada Rabu (2/1).
Indeks dolar AS, sebut Xinhua, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,71 persen menjadi 96,8145 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1344 dolar AS dari 1,1459 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2609 dolar AS dari 1,2738 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,6997 dolar AS dari 0,7048 dolar AS.
Dolar AS dibeli 109,19 yen Jepang, lebih rendah dari 109,67 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9903 franc Swiss dari 0,9824 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3585 dolar Kanada dari 1,3635 dolar Kanada.
Baca juga: Yuan China melemah terhadap dolar AS
Berita Terkait
Kurs rupiah Rabu pagi naik 55 poin
Rabu, 24 April 2024 11:30 Wib
Nilai tukar rupiah Selasa pagi turun 7 poin
Selasa, 23 April 2024 9:11 Wib
Kurs rupiah Senin pagi naik 45 poin
Senin, 22 April 2024 10:00 Wib
Staf khusus Menteri BUMN bantah Erick Thohir minta borong dolar
Jumat, 19 April 2024 14:55 Wib
Benarkah uang keluaran terbaru setara satu juta rupiah? Ini faktanya
Jumat, 19 April 2024 8:57 Wib
Kurs rupiah Kamis pagi menguat 43 poin
Kamis, 18 April 2024 9:22 Wib
Kurs rupiah Senin pagi turun 240 poin
Selasa, 16 April 2024 11:29 Wib
Apple lagi-lagi hadapi gugatan, kali ini dengan nilai 1 miliar dolar AS
Senin, 15 April 2024 15:03 Wib