Jerman tak berlakukan 'lockdown' sebelum Natal

id Jerman,lockdown,natal,hari raya natal,tahun baru,ppkm

Jerman tak berlakukan 'lockdown' sebelum Natal

Menteri Kesehatan Jerman Karl Lauterbach menyuntikkan vaksin ke Frida saat kunjungan ke pusat vaksinasi penyakit virus korona (COVID-19) di Hanover, Jerman, Jumat (17/12/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Fabian Bimmer/hp/cfo (REUTERS/FABIAN BIMMER)

Berlin (ANTARA) - Menteri Kesehatan Jerman Karl Lauterbach meniadakan penguncian atau lockdown Natal pada Minggu.

Namun, dia memperingatkan gelombang kelima COVID-19 tidak dapat dicegah dan vaksinasi wajib sebagai satu-satunya cara untuk menghentikan pandemi.

“Tidak akan ada penguncian sebelum Natal di sini. Namun, kita akan menghadapi gelombang kelima. Kita sudah melampaui angka kritis infeksi Omicron,” kata Lauterbach dalam siaran ARD.

“Gelombang ini tidak bisa lagi sepenuhnya dihentikan,” katanya.

Baca juga: Jerman temukan kasus pertama Omicron di Berlin

Dalam wawancara dengan BILD, Lauterbach menambahkan pihaknya juga tidak memperkirakan akan ada penguncian ketat setelah liburan.

Negara tetangga, Belanda, memulai penguncian pada Minggu (19/12) setidaknya sampai 14 Januari 2022 untuk mengantisipasi lonjakan virus.

Jerman melarang warga yang belum divaksin untuk memasuki tempat-tempat yang tidak penting awal bulan ini guna mengendalikan kenaikan kasus di tengah penyebaran varian Omicron.

Lauterbach mengatakan pemerintah masih harus menjelaskan kepada rakyatnya apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama musim liburan tanpa merinci tindakan apa yang sedang dibahas.

Panel penasihat ilmiah pemerintah dalam keterangannya mengatakan pada Minggu bahwa perlu membatasi kontak antarorang lebih lanjut dengan data yang menunjukkan booster itu sendiri akan cukup untuk menahan laju penyebaran virus.

Rumah sakit diperkirakan akan mengalami kelebihan kapasitas mengingat betapa cepat dan luasnya varian Omicron menyebar dengan kasus yang berlipat ganda setiap dua hingga empat hari di Jerman saat ini.

Baca juga: Jerman terapkan pembatasan bagi orang yang tak divaksin

Angka tersebut lebih lambat dari tingkat pertumbuhan kasus di Inggris, tetapi lebih cepat ketimbang penyebaran varian lain di Jerman.

Hampir 70 persen penduduk sudah divaksin COVID-19, menurut data per 17 Desember 2021.

Jerman melaporkan 29.348 kasus baru pada Minggu dan 180 kematian, menurut lembaga untuk penyakit menular, Institut Robert Koch.

Jumlah kasus baru harian meningkat signifikan pada Oktober dan November, tetapi sudah mulai perlahan menurun sejak awal Desember.

Lauterbach menegaskan kembali seruannya untuk mewajibkan vaksinasi dalam wawancara dengan ARD, Minggu.

Kebijakan itu akan digodok tahun depan dan Kanselir Olaf Scholz sudah menyatakan dukungannya.

“Saya percaya kita bisa melawan ini jika kita menutup kesenjangan dalam vaksinasi dengan vaksin wajib. Itu adalah keyakinan saya yang jelas,” ujar Lauterbach.

Sumber: Reuters