Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis akupuntur dr. Irma Nareswari Sp.Ak mengatakan metode akupuntur dapat mengatasi efek samping dan keluhan setelah terapi kemo pada pasien kanker.
"Radiasi sendiri itu juga bisa menyebabkan mual muntah, termasuk juga kemoterapi yang paling sering adalah mulut kering, jadi berbagai keluhan yang akan timbul pada pasien-pasien yang sedang pengobatan kemoradiasi sendiri itu bisa membantu mengatasi efek samping itu," ucapnya dalam webinar HUT RSCM ke 103 tahun mengenai akupuntur untuk pasien kanker yang diikuti di Jakarta, Senin.
Metode akupuntur yang biasa digunakan untuk pasien kanker adalah menggunakan jarum akupuntur, laser akupuntur dan plester akupuntur. Tidak hanya untuk pasien dewasa, metode ini juga bisa terapkan pada pasien kanker anak-anak.
"Kadang-kadang yang paling kasihan pasien anak-anak pada saat pengobatan kemo pasien mual muntah, sebagai orang tua pasti enggak tega. Sekarang sudah ada penelitiannya yang dilakukan oleh RSCM FK UI bahwa akupuntur itu dapat mengatasi gangguan atau keluhan mual dan muntah ternyata hasilnya baik sekali jadi anak-anak keluhannya berkurang dan bisa menuntaskan kemoterapinya," ucap Irma.
Selain mual dan muntah, kata Irma, pengobatan kemoterapi kadang juga bisa menyebabkan kelelahan kebas atau kesemutan di area tangan atau kaki, bahkan menimbulkan nyeri dan sulit tidur serta rasa cemas.
Baca juga: Benarkah akupuntur bisa atasi migrain?
Metode akupuntur terbukti bisa mengatasi reaksi efek samping tersebut agar pasien kanker dapat menuntaskan pengobatannya.
"Akupuntur sangat membantu supaya kualitas hidup pasien, kualitas hidup keluarganya juga dapat teratasi sehingga pengobatannya bisa tuntas," jelasnya.
Lebih lanjut Irma mengatakan dengan bantuan metode akupuntur juga dapat menurunkan dosis obat-obatan yang biasa diberikan pada pasien kanker. Sehingga bisa ikut meringankan rasa nyeri yang dirasakan selama terapi pengobatan.
"Kadang-kadang kita memberikan dosis morfin atau golongan opioid untuk meredakan nyeri yang terus muncul. Jadi dengan akupuntur nyerinya berkurang, dosis pengobatannya juga berkurang supaya pasiennya bisa segera pulang berkumpul dengan keluarga," ucapnya.
Untuk pasien anak-anak biasanya menggunakan laser akupuntur atau jarum khusus anak agar anak nyaman dan minim rasa sakit, lalu dkombinasikan dengan press needle yang berbentuk seperti plester.
"Dan satu lagi kita bisa menggunakan plester akupuntur, bentuknya seperti plester kita bisa tempel di area pergelangan tangan atau di area-area akupuntur, supaya nanti anaknya sendiri atau orang tuanya bisa menstimulasi titik tersebut supaya keluhuannya hilang," ucap dokter dari RS Cipto Mangunkusumo ini.
Irma menjelaskan pengobatan akupuntur untuk pasien kanker bisa dilakukan setiap hari atau tiga kali seminggu tergantung kondisi dan tingkat nyeri pasien. Dan tetap berintegrasi dengan pemberian obat oleh dokter.
"Ada beberapa pasien yang kita berikan akupunturnya setiap hari nanti kita lihat responnya. Biasanya tiga hari pertama akan diberikan setiap hari, kita lihat responnya frekuensi akupunturnya bisa dikurangi," ucap Irma.
Baca juga: Bantu atasi gangguan tidur dengan akupuntur medik
Baca juga: Nutrisi optimal tunjang keberhasilan terapi pasien kanker
Baca juga: Bisakah risiko efek samping kemoterapi pasien kanker diminimalisir?