Lifter Li Fabin kembali pecahkan rekor dunia

id LiFabin,angkat besi,china,rekor dunia, snatch

Lifter Li Fabin kembali pecahkan rekor dunia

Suporter melintasi lambang olimpiade saat menyaksikan pertandingan bulu tangkis Olimpiade Paris 2024 di Porte De La Chapella Arena, Paris, Prancis, Senin (29/7/2024). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/tom (WAHYU PUTRO A/Wahyu Putro A)

Jakarta (ANTARA) - Atlet angkat besi asal China Li Fabin memecahkan rekor angkatan snatch saat mengangkat beban seberat 148 kg pada laga angkat besi kelas 61 kg putra Olimpiade Paris 2024 di South Paris Arena 6, Rabu waktu setempat.


Li Fabin memecahkan rekor dunia untuk angkatan snatch di kelas 61 kg yang sebelumnya ia torehkan dengan angkatan 143 kg.

Laga angkatan snatch sempat didominasi lifter andalan Indonesia Eko Yuli Irawan dengan angkatan 134 kg pada penampilan kedua, setelah sebelumnya gagal pada angkatan yang sama.

Li Fabin kemudian mengambil alih pada penampilan pertamanya dengan angkatan 137 kg, namun Eko kembali unggul pada penampilan terakhir dengan angkatan 139 kg.

Li Fabin berhasil memanfaatkan kesempatan pada penampilan terakhir dengan angkatan 148 kg sekaligus membukukan rekor baru angkatan snatch.

Sementara pada angkatan clean and jerk, lifter asal Amerika Hampton Morris gagal memecahkan rekor yang ia torehkan dengan angkatan 176 kg, saat ia gagal mengangkat beban 178 kg.



Meski demikian, Morris mencatatkan poin tertinggi pada angkatan clean and jerk dengan angkatan 172 kg, mengalahkan lifter Thailand Theerapong Silachai yang sebelumnya memimpin dengan angkatan 171 kg.

Pada angkat besi Olimpiade Paris 2024, lifter China Li Fabin berhasil meraih medali emas dengan total angkatan 310 kg, sedangkan medali perak diraih lifter Thailand Theerapong Silachai dengan total angkatan 303 kg, dan perunggu diraih lifter Amerika Serikat Hampton Morris dengan total angkatan 298 kg.

Sementara, lifter andalan Indonesia Eko Yuli Irawan untuk pertama kalinya gagal meraih medali setelah tidak menghasilkan angkatan untuk tiga kali penampilannya pada angkatan clean and jerk.

Tradisi menyabet medali (perunggu dan perak) yang kerap ditorehkan Eko selama empat kali Olimpiade yang diikuti sebelumnya kini harus terhenti pada ajang kompetisi olahraga tertinggi dunia yang diikuti untuk kelima kalinya di Paris.