Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa sejumlah Ketum Golkar terdahulu, mulai dari Jusuf Kalla hingga Airlangga Hartarto selalu dekat dengan pemerintah.
Untuk itu, dia pun tidak ingin disalahkan terkait adanya anggapan bahwa dirinya bisa menjadi Ketum Golkar karena saat ini dekat dengan pemerintah. Menurutnya Partai Golkar dilahirkan karena instrumen politik pemerintah.
"Kenapa calon-calon terdahulu dinyatakan tidak salah, kok saya dinyatakan salah?" kata Bahlil saat menyampaikan pidato visi dan misinya pada Munas XI Partai Golkar di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu.
Baca juga: Munas setujui Bahlil jadi Keta Umum Golkar
Dia mengatakan pada tahun 2004 saat Munas Partai Golkar di Bali, Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla berkompetisi untuk menjadi ketua umum. Namun hasilnya Jusuf Kalla yang menang karena ada kedekatan dengan pemerintah.
"Beliau adalah Wakil Presiden, SBY adalah Presidennya," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral itu.
Pada Munas Partai Golkar selanjutnya, dia mengatakan ada dua kandidat calon ketua umum yakni Surya Paloh dan Aburizal Bakrie. Saat itu, Surya Paloh menurutnya didukung oleh Jusuf Kalla yang sudah selesai menjabat sebagai Wakil Presiden, sedangkan Aburizal Bakrie didukung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang masih menjadi Presiden.
Baca juga: Bahlil Lahadalia dilantik menjadi Menteri ESDM
"Setelah Pak Ical (Aburizal) selesai, muncul Pak Setya Novanto lewat Munaslub. Posisinya Pak Setya Novanto sebagai Ketua DPR dekat dengan Pak Jokowi, Alhamdulillah menang," kata dia.
Kemudian dia juga menilai bahwa Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar karena dekat dengan Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Perindustrian pada eranya.
"Senior-senior mohon maaf luruskan kalau saya salah," kata dia.
Adapun setelah pidato tersebut, Bahlil disetujui oleh peserta Munas XI Partai Golkar untuk menjadi Ketua Umum baru Partai Golkar dengan status ketua formatur yang akan menyusun kepengurusan pusat partai secara mandiri.
Pada agenda penutupan, Munas XI Partai Golkar pun rencananya akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto pada pukul 18.30 WIB. Di agenda tersebut Bahlil akan ditetapkan secara resmi sebagai pucuk pimpinan partai berlambang pohon beringin itu.
Baca juga: Bahlil: Saya sahabat baik dengan pak Airlangga
Baca juga: Bahlil sebut alasan tak masuk TKN Prabowo-Gibran
Untuk itu, dia pun tidak ingin disalahkan terkait adanya anggapan bahwa dirinya bisa menjadi Ketum Golkar karena saat ini dekat dengan pemerintah. Menurutnya Partai Golkar dilahirkan karena instrumen politik pemerintah.
"Kenapa calon-calon terdahulu dinyatakan tidak salah, kok saya dinyatakan salah?" kata Bahlil saat menyampaikan pidato visi dan misinya pada Munas XI Partai Golkar di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu.
Baca juga: Munas setujui Bahlil jadi Keta Umum Golkar
Dia mengatakan pada tahun 2004 saat Munas Partai Golkar di Bali, Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla berkompetisi untuk menjadi ketua umum. Namun hasilnya Jusuf Kalla yang menang karena ada kedekatan dengan pemerintah.
"Beliau adalah Wakil Presiden, SBY adalah Presidennya," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral itu.
Pada Munas Partai Golkar selanjutnya, dia mengatakan ada dua kandidat calon ketua umum yakni Surya Paloh dan Aburizal Bakrie. Saat itu, Surya Paloh menurutnya didukung oleh Jusuf Kalla yang sudah selesai menjabat sebagai Wakil Presiden, sedangkan Aburizal Bakrie didukung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang masih menjadi Presiden.
Baca juga: Bahlil Lahadalia dilantik menjadi Menteri ESDM
"Setelah Pak Ical (Aburizal) selesai, muncul Pak Setya Novanto lewat Munaslub. Posisinya Pak Setya Novanto sebagai Ketua DPR dekat dengan Pak Jokowi, Alhamdulillah menang," kata dia.
Kemudian dia juga menilai bahwa Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar karena dekat dengan Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Perindustrian pada eranya.
"Senior-senior mohon maaf luruskan kalau saya salah," kata dia.
Adapun setelah pidato tersebut, Bahlil disetujui oleh peserta Munas XI Partai Golkar untuk menjadi Ketua Umum baru Partai Golkar dengan status ketua formatur yang akan menyusun kepengurusan pusat partai secara mandiri.
Pada agenda penutupan, Munas XI Partai Golkar pun rencananya akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto pada pukul 18.30 WIB. Di agenda tersebut Bahlil akan ditetapkan secara resmi sebagai pucuk pimpinan partai berlambang pohon beringin itu.
Baca juga: Bahlil: Saya sahabat baik dengan pak Airlangga
Baca juga: Bahlil sebut alasan tak masuk TKN Prabowo-Gibran