Prancis hukum mantan pemimpin ETA 20 tahun penjara

Kamis, 14 Maret 2013 10:05 WIB

Paris (ANTARA News) - Seorang mantan pemimpin militer kelompok separatis Basque ETA yang dikenal dengan sebutan "Txeroki" atau "Cherokee" dijatuhi hukuman 20 tahun penjara oleh sebuah pengadilan Prancis, Rabu, atas tuduhan penculikan dan pembuatan bom.

Miguel de Garikoitz Aspiazu Rubina ditangkap pada 2008 di daerah pegunungan Pyrenees dekat perbatasan dengan Spanyol dan dikaitkan dengan penculikan pasangan Spayol dan seorang anak di daerah itu pada tahun sebelumnya, lapor Reuters.

Pada saat itu, ia adalah orang yang paling diburu di Spanyol karena peranannya dalam serangan bom 2006 terhadap bandara Madrid yang menewaskan dua orang.

Pengadilan Prancis menyatakan terdakwa bersalah karena memiliki sekitar 500 kilogram peledak serta menculik pasangan Spanyol itu dan anak mereka yang berusia empat tahun.

Sembilan terdakwa lain dalam persidangan itu dijatuhi hukuman antara delapan dan 20 tahun penjara.

Bulan lalu, mantan pemimpin militer ETA itu menyatakan "menyesal" atas jatuhnya korban dalam kekerasan kelompok gerilya tersebut ketika mereka berusaha mendirikan sebuah negara merdeka di wilayah-wilayah Prancis dan Spanyol.

Txeroki menyampaikan penyesalan itu ketika ia muncul bersama sembilan tersangka anggota lain ETA di pengadilan Paris tersebut.

Sebuah pengadilan Spanyol pada 2011 memvonis in absentia Txeroki hukuman 377 tahun penjara karena 20 usaha pembunuhan.

ETA, yang didaftar sebagai organisasi teroris oleh AS dan Uni Eropa, dituduh bertanggung jawab atas kematian lebih dari 800 orang selama empat dasawarsa perjuangan bersenjata mereka untuk mendirikan sebuah negara merdeka Basque di wilayah Spanyol utara dan Prancis selatan.

Pada 20 Oktober 2011, kelompok separatis bersenjata itu mengumumkan "penghentian tetap kegiatan bersenjatanya" setelah serangan-serangan bom dan penembakan selama lebih dari 40 tahun.

Deklarasi itu menyoroti berakhirnya kelompok separatis besar keras terakhir di Eropa Barat yang dituduh bertanggung jawab atas kematian ratusan orang.

Madrid menolak melakukan dialog dengan kelompok itu, dengan menekankan bahwa mereka harus membubarkan diri secara sepihak tanpa pamrih.

Spanyol dan Prancis bekerja erat untuk menumpas ETA, yang bertanggung jawab atas kematian ratusan orang dalam perang gerilya 42 tahun mereka untuk mendirikan negara merdeka Basque di wilayah-wilayah Spanyol utara dan Prancis baratdaya.

ETA, yang beberapa waktu lalu memperingati setengah abad kelahiran mereka, dibentuk pada 31 Juli 1959 oleh sebuah kelompok nasionalis mahasiswa sayap kiri yang menentang kediktatoran sayap kanan Jendral Francisco Franco, yang menindas bahasa Basque.

Pasukan keamanan memperkirakan bahwa kelompok separatis itu melemah akibat penangkapan para pemimpin tinggi mereka dan telah lama relatif tidak aktif. (M014)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Kejaksaan tetapkan empat tersangka korupsi kantor Kapuas Barat

01 December 2024 8:24 Wib

Tak ada dasar hukum penangkapan Netanyahu

30 November 2024 14:34 Wib

20 warga binaan Lapas Sampit dipindah ke Palangka Raya

28 November 2024 18:57 Wib

Golkar pastikan taat hukum kadernya Gubernur Bengkulu terkena OTT KPK

25 November 2024 21:54 Wib

Menkum RI: Pemindahan napi WNA ke negara asal dalam kajian

25 November 2024 17:29 Wib
Terpopuler

West Ham tekuk tuan rumah Newcastle

Olahraga - 26 November 2024 15:56 Wib

Usai mencoblos di TPS, begini harapan peserta Pilkada Kapuas

Kabar Daerah - 27 November 2024 16:12 Wib

Dishub Kobar periksa kelaikan angkutan umum jelang Natal dan Tahun Baru

Kabar Daerah - 28 November 2024 7:46 Wib

Kylian Mbappe alami krisis kepercayaan diri

Olahraga - 28 November 2024 20:13 Wib

Imigrasi Palangka Raya raih penghargaan di anugerah Humas Imigrasi

Kabar Daerah - 29 November 2024 16:54 Wib