Sydney (ANTARA
News) - Kita semua sudah membaca tentang omega-3, dengan setumpuk
penelitian medis yang menghubungkan asam lemak ikan tersebut sebagai
obat segala penyakit mulai dari nyeri sendi ringan hingga nyeri berat
yang terkait DNA.
Dalam kebanyakan kasus, manfaat kesehatan dari omega-3 adalah seputar kemampuannya untuk meredam peradangan.
Tapi apakah suplemen minyak ikan memberi manfaat anti-peradangan yang sama dari omega3 alami dari ikan? Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Metabolism Australia telah melihat lebih dekat pada pertanyaan ini.
Para peneliti di Universitas Wollongong membagi 29 orang berkelebihan berat badan menjadi dua grup. Kelompok pertama memakan 590 gram ikan per minggu selama satu bulan, sementara kelompok lain menelan suplemen harian yang mengandung hampir 2.000 mg omega3.
Sebelum dan setelah periode penelitian, para peneliti mengukur tingkat hormon adiponectin masing-masing orang. Hormon tersebut pada penelitian sebelumnya dikaitkan dengan inflamasi yang lebih rendah.
Inilah yang mereka temukan: jumlah total hormon adiponectin melonjak 12 persen pada kelompok yang memakan ikan, sementara yang makan suplemen tidak mengalami kenaikan jumlah hormon itu. Ini penting karena rendahnya tingkat hormon adiponectin menandakan diabetes tipe2.
Jadi ada apa dengan suplemen?
Meskipun temuan ini masih awal, makan ikan tampaknya memberikan keuntungan yang lebih besar bagi anti-peradangan dibanding suplemen minyak ikan yang kini bermunculan di pasaran, demikian menurut salah satu peneliti Elizabeth Neale.
Kenapa? Itu karena ikan sarat dengan nutrisi lain, termasuk vitamin D, protein dan selenium yang semuanya memiliki manfaat kesehatan yang signifikan.
"Saya percaya sinergi semua bahan ini pada ikan lebih efektif daripada minyak ikan, yang memiliki hanya satu gizi," jelas Neale.
Jadi apakah sebaiknya Anda membuang suplemen omega-3 Anda? Tentu saja tidak, menurut Neale.
"Ada sejumlah besar bukti yang menyoroti manfaat dari omega-3 baik dari ikan utuh dan dari suplemen," tambahnya.
Dan meskipun makan ikan salmon dapat memberikan lebih banyak bantuan anti-perdangan, Neale mengatakan sebagian besar orang tidak mampu makan ikan dalam jumlah yang cukup besar secara teratur untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, sehingga suplemen adalah cara praktis untuk meningkatkan asupan omega-3.
Apakah Anda cukup makan ikan? Saat ini masih terlalu dini untuk membuat rekomendasi diet berdasarkan riset tersebut.
Tapi para peneliti menyarankan untuk mengikuti pedoman konsumsi Yayasan Jantung Nasional Australia; makan dua sampai tiga sajian 150g ikan berminyak seperti salmon, mackerel dan ikan todak-setiap minggu.
Bagi mereka yang tidak bisa (atau tidak suka makan ikan), peneliti merekomendasikan agar mereka makan suplemen omega-3 setiap hari, atau makan makanan seperti kenari dan biji rami yang juga merupakan sumber omega3 yang fantastis, demikian http://au.lifestyle.yahoo.com/prevention/health/article/-/18796621/the-facts-on-fish-oil/
Dalam kebanyakan kasus, manfaat kesehatan dari omega-3 adalah seputar kemampuannya untuk meredam peradangan.
Tapi apakah suplemen minyak ikan memberi manfaat anti-peradangan yang sama dari omega3 alami dari ikan? Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Metabolism Australia telah melihat lebih dekat pada pertanyaan ini.
Para peneliti di Universitas Wollongong membagi 29 orang berkelebihan berat badan menjadi dua grup. Kelompok pertama memakan 590 gram ikan per minggu selama satu bulan, sementara kelompok lain menelan suplemen harian yang mengandung hampir 2.000 mg omega3.
Sebelum dan setelah periode penelitian, para peneliti mengukur tingkat hormon adiponectin masing-masing orang. Hormon tersebut pada penelitian sebelumnya dikaitkan dengan inflamasi yang lebih rendah.
Inilah yang mereka temukan: jumlah total hormon adiponectin melonjak 12 persen pada kelompok yang memakan ikan, sementara yang makan suplemen tidak mengalami kenaikan jumlah hormon itu. Ini penting karena rendahnya tingkat hormon adiponectin menandakan diabetes tipe2.
Jadi ada apa dengan suplemen?
Meskipun temuan ini masih awal, makan ikan tampaknya memberikan keuntungan yang lebih besar bagi anti-peradangan dibanding suplemen minyak ikan yang kini bermunculan di pasaran, demikian menurut salah satu peneliti Elizabeth Neale.
Kenapa? Itu karena ikan sarat dengan nutrisi lain, termasuk vitamin D, protein dan selenium yang semuanya memiliki manfaat kesehatan yang signifikan.
"Saya percaya sinergi semua bahan ini pada ikan lebih efektif daripada minyak ikan, yang memiliki hanya satu gizi," jelas Neale.
Jadi apakah sebaiknya Anda membuang suplemen omega-3 Anda? Tentu saja tidak, menurut Neale.
"Ada sejumlah besar bukti yang menyoroti manfaat dari omega-3 baik dari ikan utuh dan dari suplemen," tambahnya.
Dan meskipun makan ikan salmon dapat memberikan lebih banyak bantuan anti-perdangan, Neale mengatakan sebagian besar orang tidak mampu makan ikan dalam jumlah yang cukup besar secara teratur untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, sehingga suplemen adalah cara praktis untuk meningkatkan asupan omega-3.
Apakah Anda cukup makan ikan? Saat ini masih terlalu dini untuk membuat rekomendasi diet berdasarkan riset tersebut.
Tapi para peneliti menyarankan untuk mengikuti pedoman konsumsi Yayasan Jantung Nasional Australia; makan dua sampai tiga sajian 150g ikan berminyak seperti salmon, mackerel dan ikan todak-setiap minggu.
Bagi mereka yang tidak bisa (atau tidak suka makan ikan), peneliti merekomendasikan agar mereka makan suplemen omega-3 setiap hari, atau makan makanan seperti kenari dan biji rami yang juga merupakan sumber omega3 yang fantastis, demikian http://au.lifestyle.yahoo.com/prevention/health/article/-/18796621/the-facts-on-fish-oil/
Penerjemah: Ida Nurcahyani