Palangka Raya, 24/10 (Antara) - Kepala Operasi Manggala Agni Kalteng Gunawan Budi mengatakan per 21 Oktober 2013 di wilayah setempat terjadi kebakaran lahan seluas 327,5 hektare dan hanya mampu di padamkan sekitar 304,2775 hektare.
Jumlah tersebut mengalami peningkatan cukup signifikan dibandingkan tahun 2012 yang hanya berkisar 200 hektar, kata Gunawan di Palangka Raya, Kamis.
"Tapi meningkatnya lahan terbakar itu tidak menimbulkan kabut asap yang berdampak pada terganggunya aktivitas masyarakat maupun penerbangan," tambah dia.
Minimnya kabut asap tersebut karena dilakukan berbagai strategi, mulai dari menerjunkan tim pemadam kebakaran hingga melaksanakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) sehingga wilayah bergambut tetap tergenang air.
Ia mengemukakan hingga kini tetap dilakukan hujan buatan dengan menggunakan teknologi TMC hingga 30 Oktober. Hal itu dilakukan karena dari 1 hingga 22 oktober 2013 ada sekitar 948 titik kebakaran lahan, sehingga hujan buatan masih diperlukan.
"Sampai sekarang ini, tercatat sebanyak 63,5 ton garam yang disemai ke awan di atas pulau Kalimantan, termasuk Kalteng. Kami berharap kerja sama semua pihak untuk menjaga lahan dari api," kata Gunawan.
Kepala Operasi Manggala Agni Kalteng itu mengatakan beberapa hari terakhir memang beberapa wilayah terguyur hujan. Namun dirinya tetap mengingatkan kebakaran lahan masih rawan terjadi karena ada yang belum diguyur hujan.
"Di Kelampangan dan Tumbang Nusa Kabupaten Pulang Pisau belum diguyur hujan. Bahkan kemarin kami memadamkan kebakaran lahan di Pangkoh V seluas 300 hektare," kata Gunawan.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Tjilik Riwut Palangka Raya Hidayat, mengatakan wilayah setempat akan turun hujan dengan normal di akhir Oktober hingga November mendatang.
Dirinya menegaskan turunnya hujan dua hari terakhir masih bersifat sementara dan ada kemungkinan akan kembali panas, sehingga semua pihak harus tetap waspada terhadap kebakaran lahan.
"Saat ini Kalteng mulai memasuki masa pancaroba, sehingga hujan masih turun, tapi belum merata. Berdasarkan prediksi normalnya turun hujan akhir Oktober," demikian Hidayat.
(T.KR-JWM/B/Y008/Y008)
Jumlah tersebut mengalami peningkatan cukup signifikan dibandingkan tahun 2012 yang hanya berkisar 200 hektar, kata Gunawan di Palangka Raya, Kamis.
"Tapi meningkatnya lahan terbakar itu tidak menimbulkan kabut asap yang berdampak pada terganggunya aktivitas masyarakat maupun penerbangan," tambah dia.
Minimnya kabut asap tersebut karena dilakukan berbagai strategi, mulai dari menerjunkan tim pemadam kebakaran hingga melaksanakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) sehingga wilayah bergambut tetap tergenang air.
Ia mengemukakan hingga kini tetap dilakukan hujan buatan dengan menggunakan teknologi TMC hingga 30 Oktober. Hal itu dilakukan karena dari 1 hingga 22 oktober 2013 ada sekitar 948 titik kebakaran lahan, sehingga hujan buatan masih diperlukan.
"Sampai sekarang ini, tercatat sebanyak 63,5 ton garam yang disemai ke awan di atas pulau Kalimantan, termasuk Kalteng. Kami berharap kerja sama semua pihak untuk menjaga lahan dari api," kata Gunawan.
Kepala Operasi Manggala Agni Kalteng itu mengatakan beberapa hari terakhir memang beberapa wilayah terguyur hujan. Namun dirinya tetap mengingatkan kebakaran lahan masih rawan terjadi karena ada yang belum diguyur hujan.
"Di Kelampangan dan Tumbang Nusa Kabupaten Pulang Pisau belum diguyur hujan. Bahkan kemarin kami memadamkan kebakaran lahan di Pangkoh V seluas 300 hektare," kata Gunawan.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Tjilik Riwut Palangka Raya Hidayat, mengatakan wilayah setempat akan turun hujan dengan normal di akhir Oktober hingga November mendatang.
Dirinya menegaskan turunnya hujan dua hari terakhir masih bersifat sementara dan ada kemungkinan akan kembali panas, sehingga semua pihak harus tetap waspada terhadap kebakaran lahan.
"Saat ini Kalteng mulai memasuki masa pancaroba, sehingga hujan masih turun, tapi belum merata. Berdasarkan prediksi normalnya turun hujan akhir Oktober," demikian Hidayat.
(T.KR-JWM/B/Y008/Y008)