Singapura (ANTARA
News) - Aktor dan produser terkenal Hong Kong Andy Lau mengungkapkan
keinginannya untuk berinvestasi di industri film Singapura namun hanya
punya sedikit peluang untuk melakukannya.
"Saya telah menghubungi tokoh-tokoh industri film lokal selama ini, saya tidak tahu kenapa, tetapi sangat sedikit dari mereka yang mendekati kami untuk investasi," kata Lau saat konferensi pers tentang film barunya "Firestorm" di Singapura, Rabu (4/12).
Veteran film Hongkong yang memroduksi film pemenang penghargaan seperti "A Simple Life" itu juga mengaku pernah berinvestasi untuk produksi film di Singapura sebelumnya.
Lau juga menekankan bahwa ia tidak terlalu khawatir tentang pendapatan atas investasinya selama skenario film menarik baginya.
"Saya sudah berinvestasi sejak tahun 1991. Jika produksi tidak terlalu bagus di box office, itu tak jadi masalah," katanya seperti dilansir laman Channel News Asia.
"Itu membuat saya tahu seberapa besar rasa sakit dan kerugian finansial yang bisa saya cerna. Kadang-kadang, membuat kerugian bisa jadi hal baik," jelas Lau.
Selain investasi dalam film di Singapura, Lau mengatakan bahwa ia berharap bisa punya kesempatan untuk berbagi pengalaman dengan para pembuat film pemula di negara itu.
"Saya bisa berbagi ide dan teknik yang telah saya pelajari dalam 30 tahun terakhir dengan para sutradara muda. Kalau ada yang tertarik di sini, silahkan datang ke saya," kata aktor yang sampai sekarang telah muncul di sekitar 146 film itu.
(Uu.H-AK)
"Saya telah menghubungi tokoh-tokoh industri film lokal selama ini, saya tidak tahu kenapa, tetapi sangat sedikit dari mereka yang mendekati kami untuk investasi," kata Lau saat konferensi pers tentang film barunya "Firestorm" di Singapura, Rabu (4/12).
Veteran film Hongkong yang memroduksi film pemenang penghargaan seperti "A Simple Life" itu juga mengaku pernah berinvestasi untuk produksi film di Singapura sebelumnya.
Lau juga menekankan bahwa ia tidak terlalu khawatir tentang pendapatan atas investasinya selama skenario film menarik baginya.
"Saya sudah berinvestasi sejak tahun 1991. Jika produksi tidak terlalu bagus di box office, itu tak jadi masalah," katanya seperti dilansir laman Channel News Asia.
"Itu membuat saya tahu seberapa besar rasa sakit dan kerugian finansial yang bisa saya cerna. Kadang-kadang, membuat kerugian bisa jadi hal baik," jelas Lau.
Selain investasi dalam film di Singapura, Lau mengatakan bahwa ia berharap bisa punya kesempatan untuk berbagi pengalaman dengan para pembuat film pemula di negara itu.
"Saya bisa berbagi ide dan teknik yang telah saya pelajari dalam 30 tahun terakhir dengan para sutradara muda. Kalau ada yang tertarik di sini, silahkan datang ke saya," kata aktor yang sampai sekarang telah muncul di sekitar 146 film itu.
(Uu.H-AK)