Turin (ANTARA News)
- Fenomen kutu loncat jelas-jelas berlawanan dengan loyalitas karena
keduanya bicara soal ketangguhan dan ketegaran seorang menghadapi
tantangan ketika berkarya di suatu institusi. Belajarlah dari pelatih
Juventus Antonio Conte.
Sukses membawa Juventus menjadi juara Serie A musim kompetisi 2013/14, Conte seakan berhak bicara soal loyalitas.
Pelatih I Bianconeri itu sontak disuguhi pertanyaan, apakah ia akan tetap berada bersama dengan Carlos Tevez dan kawan-kawan di musim depan?
Ketika bicara soal fenomen kutu loncat dalam mozaik perjalanan kariernya, Conte lebih memilih untuk menyebut bahwa raihan predikat sebagai "Scudetto bersejarah" itu tidak ada kaitannya sama sekali dengan masa depannya di Juventus.
"Saya akan selalu menjadi fan Juventus," katanya menegaskan sebagaimana dikutip dari situs Football Italia.
Conte tidak mengonfirmaskan lebih lanjut mengenai perpanjangan kontraknya di Juventus setelah perayaan Scudetto digelar.
"Kami senantiasa mengatakan, kami lebih ingin bersikap tenang ketika mengarungi situasi ini kemudian menelaah segala aspek. Sungguh tiga tahun sarat tekanan, yang membutuhkan perhatian intensif," katanya.
"Saya mengulangi bahwa kami harus melakukan evaluasi di seluruh aspek dan kita lihat saja nanti, apa yang akan terjadi," kata Conte.
"Melewati tahun istirahat? Tidak, saya hanya perlu bicara dengan klub dan kami akan menggelar evaluasi. Saya penggemar sejati Juventus. Sekarang saya pelatih Juventus dan saya siap menyongsong masa depan. Mereka adalah keluarga saya," katanya.
Loyalitas di mata Conte lantas diartikan secara kritis, bahwa pecinta sejati Juventus tidak ingin cepat-cepat bersikap habis manis sepah dibuang.
Fenomen kutu loncat dalam sebuah institusi sama dan sebangun dengan fenomen "kertas tisu", habis dipakai dibuang saja.
Conte ingin menunjukkan bahwa mentalitas juara amat menentukan maju mundurnya institusi, bukan lantas menganut fenomen kutu loncat.
Sukses membawa Juventus menjadi juara Serie A musim kompetisi 2013/14, Conte seakan berhak bicara soal loyalitas.
Pelatih I Bianconeri itu sontak disuguhi pertanyaan, apakah ia akan tetap berada bersama dengan Carlos Tevez dan kawan-kawan di musim depan?
Ketika bicara soal fenomen kutu loncat dalam mozaik perjalanan kariernya, Conte lebih memilih untuk menyebut bahwa raihan predikat sebagai "Scudetto bersejarah" itu tidak ada kaitannya sama sekali dengan masa depannya di Juventus.
"Saya akan selalu menjadi fan Juventus," katanya menegaskan sebagaimana dikutip dari situs Football Italia.
Conte tidak mengonfirmaskan lebih lanjut mengenai perpanjangan kontraknya di Juventus setelah perayaan Scudetto digelar.
"Kami senantiasa mengatakan, kami lebih ingin bersikap tenang ketika mengarungi situasi ini kemudian menelaah segala aspek. Sungguh tiga tahun sarat tekanan, yang membutuhkan perhatian intensif," katanya.
"Saya mengulangi bahwa kami harus melakukan evaluasi di seluruh aspek dan kita lihat saja nanti, apa yang akan terjadi," kata Conte.
"Melewati tahun istirahat? Tidak, saya hanya perlu bicara dengan klub dan kami akan menggelar evaluasi. Saya penggemar sejati Juventus. Sekarang saya pelatih Juventus dan saya siap menyongsong masa depan. Mereka adalah keluarga saya," katanya.
Loyalitas di mata Conte lantas diartikan secara kritis, bahwa pecinta sejati Juventus tidak ingin cepat-cepat bersikap habis manis sepah dibuang.
Fenomen kutu loncat dalam sebuah institusi sama dan sebangun dengan fenomen "kertas tisu", habis dipakai dibuang saja.
Conte ingin menunjukkan bahwa mentalitas juara amat menentukan maju mundurnya institusi, bukan lantas menganut fenomen kutu loncat.
Penerjemah: AA Ariwibowo