Sampit (Antara Kalteng) - Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, mengimbau seluruh nahkoda dan anak buah kapal untuk mewaspadai aksi perompak.

"Selain waspada saya harap mereka juga melakukan perlawanan terhadap aksi perompakan. Setiap kapal yang mendekat patut dicurigai," kata Kepala Kantor KSOP Sampit Benny Noviandinudin kepada wartawan di Sampit, Kamis.

Upaya itu sebagaimana yang dilakukan sejumlah kapal yang berlayar. Dan ada yang berhasil, di mana kawanan perompak tidak bisa naik ke kapal karena ABK gigih melakukan perlawanan mempertahankan kapal mereka.

Menurut Benny, perompak selalu mencari celah agar bisa mendekati dan naik ke kapal yang menjadi target kejahatan mereka.

Langkah lainnya adalah segera memberikan laporan menggunakan radio jika situasi darurat dan terjadi perompakan.

"Dengan meminta bantuan melalui radio dan melakukan perlawan diharapkan dapat mencegah terjadinya perompakan," katanya.

Sementara itu, terkait perompakan kapal Srikandi 515 yang mengangkut 3100 ton minyak mentah kelapa sawit atau CPO hingga kini keberadaan kapal tersebut masih misterius.

KSOP menduga dilihat dari jaraknya dan lokasi perompakan, kemungkinan kapal itu saat ini sudah berada di luar wilayah perairan Indonesia.

Hingga kini, KSOP masih berencana melakukan pemanggilan kepada nahkoda dan ABK Srikandi 515 untuk dimintai keterangan.

"Sampai sekarang belum datang ke Sampit. Nahkoda dan ABK masih di Jakarta," jelas Benny.

Nama-nama ABK Kapal SPOB Srikandi 515 yang selamat itu yakni Van Swandi (32), Simon Peter Kamasi (29), Mapparenta (38), Wahyudi (31), Febrian (25), Tri Endarjono (45).

Kemudian Thohari (44), Arkilaus (43), Irwan Purwanto (32), Taufik Surya Pharma (29), dan Agung Ari Wibowo (29).

CPO yang diangkut itu berasal dari perusahaan sawit BGA Group di wilayah Kotim, sedangkan agen pelayarannya adalah Spektra, dan pemilik kapal SPOB itu perusahaan PT Lima Srikandi Jaya.

Kapal itu dalam pelayarannya mengantongi Surat Persetujuan Berlayar (SPB) dari KSOP setelah kapal dinyatakan layak.

Kapal tersebut berlayar dari Sampit pada 8 Oktober, dan disebutkan mengalami peromapakan pada 9 Oktober. Kemudian ABK kapal ditemukan mengapung di perairan Malaysia pada 23 Oktober.




(T.KR-UTG/B/N002/N002)

Pewarta : Untung Setiawan
Uploader : Ronny
Copyright © ANTARA 2025