Buntok (Antara Kalteng) - Minat membaca buku warga kota Buntok Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah di kantor perpustakaan daerah dinilai masih rendah.
"Hal tersebut terlihat dalam sehari, rata-rata hanya 40 orang saja yang berkunjung ke perpustakaan Buntok," kata kepala kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Barsel, Drs Saifullah, di Buntok, Rabu.
Menurut dia, kurangnya minat membaca di perpustakaan tersebut lantaran adanya media elektronik dan kebanyakan warga Buntok lebih memilih membaca melalui handphone android yang langsung tersambung langsung ke jaringan internet.
"Supaya minat baca masyarakat Buntok ini lebih tinggi kata dia, pihaknya berencana akan membuat terobosan-terobosan baru seperti mengadakan pelayanan internet gratis," ucapnya.
Selain itu ia juga mengungkapkan, berbeda halnya dengan di desa, minat baca masyarakat pedesaan yang tersebar dienam kecamatan di wilayah Barsel ini cukup tinggi.
"Itu disebabkan karena fasilitas jaringan internet sebagian besar dipedesaan masih belum tersedia, sehingga masyarakat lebih memilih membaca buku diperpustakaan desa," ujarnya.
Oleh sebab itu, pihaknya akan terus berupaya membangun satu perpustakaan disetiap desa dan saat jumlah desa yang sudah dibangun hingga akhir tahun 2014 sebanyak 54 perpustakaan.
"Pada 2015 ini, kita rencananya akan membangun 10 perpustakaan di 10 desa dan pada tahun 2016 mendatang semua desa ditargetkan sudah memiliki perpustakaan," ungkapnya.
Sedangkan untuk kedepan, pihaknya juga akan membuat perpustakaan keliling menggunakan kelotok (perahu bermesin) untuk melayani warga yang desanya berada di bantaran sungai Barito.
(T.KR-BYU/B/S019/S019)
"Hal tersebut terlihat dalam sehari, rata-rata hanya 40 orang saja yang berkunjung ke perpustakaan Buntok," kata kepala kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Barsel, Drs Saifullah, di Buntok, Rabu.
Menurut dia, kurangnya minat membaca di perpustakaan tersebut lantaran adanya media elektronik dan kebanyakan warga Buntok lebih memilih membaca melalui handphone android yang langsung tersambung langsung ke jaringan internet.
"Supaya minat baca masyarakat Buntok ini lebih tinggi kata dia, pihaknya berencana akan membuat terobosan-terobosan baru seperti mengadakan pelayanan internet gratis," ucapnya.
Selain itu ia juga mengungkapkan, berbeda halnya dengan di desa, minat baca masyarakat pedesaan yang tersebar dienam kecamatan di wilayah Barsel ini cukup tinggi.
"Itu disebabkan karena fasilitas jaringan internet sebagian besar dipedesaan masih belum tersedia, sehingga masyarakat lebih memilih membaca buku diperpustakaan desa," ujarnya.
Oleh sebab itu, pihaknya akan terus berupaya membangun satu perpustakaan disetiap desa dan saat jumlah desa yang sudah dibangun hingga akhir tahun 2014 sebanyak 54 perpustakaan.
"Pada 2015 ini, kita rencananya akan membangun 10 perpustakaan di 10 desa dan pada tahun 2016 mendatang semua desa ditargetkan sudah memiliki perpustakaan," ungkapnya.
Sedangkan untuk kedepan, pihaknya juga akan membuat perpustakaan keliling menggunakan kelotok (perahu bermesin) untuk melayani warga yang desanya berada di bantaran sungai Barito.
(T.KR-BYU/B/S019/S019)