Sampit (Antara Kalteng) - Hujan deras berjam-jam membuat Kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah, "dikepung" banjir yang merupakan terparah jika dibanding banjir sebelumnya.
"Lima belas tahun saya tinggal di sini, baru kali ini banjir sampai masuk ke dalam rumah. Banjir kali ini benar-benar parah," kata Suryati, warga Jalan Christopel Mihing Sampit, Minggu.
Hujan deras terjadi sejak sekitar pukul 01.00 dini hari dan hingga 12.00 siang saat berita ini dibuat, hujan masih mengguyur Sampit meski curah hujannya berkurang dibanding saat dini hari.
Kawasan pusat Kota Sampit yang terdiri dari Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang, banyak terendam banjir cukup dalam. Jalan dan permukiman terendam, bahkan air masuk sampai ke dalam rumah sehingga warga terpaksa menyelamatkan barang-barang mereka ke tempat yang lebih tinggi.
"Kami terpaksa menyelamatkan barang-barang agar tidak basah. Ada yang ditaruh di atas kasur dan ada pula di atas meja. Jadi repot karena air masuk sampai dalam rumah," kata Rita, warga Perumahan Arjuno.
Hampir semua jalan utama terendam banjir, seperti Jalan Achmad Yani, MT Haryono, HM Arsyad, Pangeran Antasari, Kopi, Christopel Mihing, Walter Condrad, Kihajar Dewantoro dan lokasi lainnya. Bahkan Jalan Muchran Ali yang biasanya tidak pernah terendam banjir, kali ini juga tak luput dari banjir.
Sejumlah perkantoran juga tidak luput dari banjir. Tidak terkecuali sekitar lingkungan RSUD dr Murjani juga terendam, bahkan sejumlah ruangan di instalasi Gizi dan selasar juga kemasukan air sehingga mengganggu aktivitas petugas kesehatan dan keluarga pasien.
Selain tingginya curah hujan yang terjadi sejak dini hari, banjir cukup parah ini diduga terjadi karena Sungai Mentaya di saat bersamaan sedang mengalami pasang sehingga lajur pembuangan air dari kawasan kota tersendat.
Penyebab lainnya, belum maksimalnya fungsi drainase akibat tersumbat sampah, dituding memperparah banjir, khususnya di kawasan permukiman. Masyarakat berharap pemerintah daerah lebih serius membenahi drainase di kota ini.
"Lima belas tahun saya tinggal di sini, baru kali ini banjir sampai masuk ke dalam rumah. Banjir kali ini benar-benar parah," kata Suryati, warga Jalan Christopel Mihing Sampit, Minggu.
Hujan deras terjadi sejak sekitar pukul 01.00 dini hari dan hingga 12.00 siang saat berita ini dibuat, hujan masih mengguyur Sampit meski curah hujannya berkurang dibanding saat dini hari.
Kawasan pusat Kota Sampit yang terdiri dari Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang, banyak terendam banjir cukup dalam. Jalan dan permukiman terendam, bahkan air masuk sampai ke dalam rumah sehingga warga terpaksa menyelamatkan barang-barang mereka ke tempat yang lebih tinggi.
"Kami terpaksa menyelamatkan barang-barang agar tidak basah. Ada yang ditaruh di atas kasur dan ada pula di atas meja. Jadi repot karena air masuk sampai dalam rumah," kata Rita, warga Perumahan Arjuno.
Hampir semua jalan utama terendam banjir, seperti Jalan Achmad Yani, MT Haryono, HM Arsyad, Pangeran Antasari, Kopi, Christopel Mihing, Walter Condrad, Kihajar Dewantoro dan lokasi lainnya. Bahkan Jalan Muchran Ali yang biasanya tidak pernah terendam banjir, kali ini juga tak luput dari banjir.
Sejumlah perkantoran juga tidak luput dari banjir. Tidak terkecuali sekitar lingkungan RSUD dr Murjani juga terendam, bahkan sejumlah ruangan di instalasi Gizi dan selasar juga kemasukan air sehingga mengganggu aktivitas petugas kesehatan dan keluarga pasien.
Selain tingginya curah hujan yang terjadi sejak dini hari, banjir cukup parah ini diduga terjadi karena Sungai Mentaya di saat bersamaan sedang mengalami pasang sehingga lajur pembuangan air dari kawasan kota tersendat.
Penyebab lainnya, belum maksimalnya fungsi drainase akibat tersumbat sampah, dituding memperparah banjir, khususnya di kawasan permukiman. Masyarakat berharap pemerintah daerah lebih serius membenahi drainase di kota ini.