Komisi III sebut perlunya terobosan untuk atasi kekurangan dokter di Kotim

id Komisi III sebut perlunya terobosan untuk atasi kekurangan dokter di Kotim, kalteng, dprd kotim, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur dadang Siswanto

Komisi III sebut perlunya terobosan untuk atasi kekurangan dokter di Kotim

Ketua Komisi III DPRD Kotim Dadang Siswanto. ANTARA/HO-DPRD Kotim

Sampit (ANTARA) - Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah menekankan pentingnya terobosan dalam mengatasi kekurangan dokter yang menjadi permasalahan di bidang kesehatan wilayah setempat.

“Kurangnya tenaga dokter ini menjadi pembahasan kami dengan Dinas Kesehatan kemarin, kami minta dinas terkait bisa melakukan terobosan-terobosan untuk mengidealkan rasio antara jumlah dokter dan penduduk di Kotim,” kata Ketua Komisi III DPRD Kotim Dadang Siswanto di Sampit, Selasa.

Komisi III DPRD Kotim yang bermitra dengan Dinas Kesehatan dan RSUD dr Murjani Sampit dengan masalah kekurangan dokter di wilayah setempat. Pihaknya menilai rasio ideal antara dokter dan penduduk penting guna menjamin ketersediaan layanan kesehatan yang memadai.

Oleh karena itu, pihaknya mendorong agar dinas terkait melakukan terobosan untuk memenuhi standar rasio tersebut. 

Sebagai upaya jangka panjang, pihaknya juga meminta pemerintah daerah untuk memberikan dukungan dalam bentuk beasiswa bagi tenaga dokter yang ingin melanjutkan pendidikan menuju dokter spesialis yang bisa memotivasi para dokter untuk bekerja di Kotim.

“Dengan kata lain pada dokter ini disekolahkan, dengan harapan selesai pendidikan dokter-dokter tersebut bisa kembali mengabdi di Kotim,” ujarnya.

Ia menambahkan, Komisi III DPRD Kotim senantiasa akan melaksanakan tupoksinya sebagai pengawas dan kontrol terhadap program dan kebijakan pemerintah daerah guna menilai efektivitas dan efisiensi program serta dampaknya bagi masyarakat.

“Kedepannya kami tetap pantau dan kontrol, apakah upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah tersebut memberikan dampak yang signifikan. Insyaallah dalam waktu dekat kami kembali mengadakan rapat dengan Dinas Kesehatan dan manajemen RSUD dr Murjani Sampit terkait hal-hal di bidang kesehatan,” demikian Dadang.

Baca juga: Pemkab Kotim uji coba Swalayan UMKM Sampit

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kotim Umar Kaderi menyampaikan bahwa  jumlah dokter yang ada di wilayah setempat masih jauh dari kata ideal, bahkan belum mencapai 50 persen dari kebutuhan.

Berdasarkan data Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kotim, jumlah dokter aktif yang ada di wilayah setempat saat ini hanya 181 orang. Secara rasio idealnya satu dokter melayani 1.000 penduduk, 

Sementara, data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) pada semester pertama 2024 setidaknya ada 443.000 penduduk di Kotim. Artinya, untuk mencapai jumlah ideal dan memberikan pelayanan kesehatan yang optimal di Kotim dibutuhkan 443 dokter.

“Saat ini kita masih kekurangan banyak dokter dan ini memang menjadi problematika di Kotim selama ini,” sebutnya.

Umar melanjutkan, akibat kekurangan jumlah dokter tersebut ada sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan di Kotim yang tidak memiliki dokter, di antaranya Puskesmas Tumbang Penyahuan dan Puskesmas Tumbang Kalang.

Sebagai solusi jangka pendek, pihaknya meminta dokter dari fasilitas pelayanan kesehatan terdekat agar bisa membantu di tempat-tempat yang belum tersedia dokter, supaya pelayanan kesehatan tetap bisa berjalan, karena pelayanan kesehatan adalah hak dasar setiap warga negara.

Kemudian untuk solusi jangka panjang, pihaknya berupaya merekrut tenaga kesehatan, khususnya dokter melalui penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). 

Meskipun, cara ini belum mencapai hasil yang diharapkan. Seringkali ketika perekrutan tenaga dokter untuk daerah-daerah terpencil dan sangat terpencil jarang ada yang mengisi atau kurang diminati.

“Di satu sisi kita kekurangan tenaga dokter, tapi di sisi lain minat dokter untuk mengabdi di daerah terpencil dan sangat terpencil itu sangat kurang. Salah satu yang bisa kami lakukan saat ini adalah menempatkan dokter paruh waktu di puskesmas yang belum ada dokter, sembari terus membuka formasi untuk penerimaan dokter,” demikian Umar. 

Baca juga: Lapas Sampit laksanakan penandatanganan putusan pengadilan 30 warga binaan

Baca juga: Bupati Kotim instruksikan evaluasi target pendapatan

Baca juga: Lagi tren, sensasi menikmati durian langsung di kebun