Pangkalan Bun (Antara Kalteng) – Kerja sama penanaman jagung antara Kodim 1014 Pangkalan Bun dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kotawaringin Barat mendapatkan respon yang sangat baik dari masyarakat, yang terlihat dengan antusiasnya masyarakat yang ingin membudidayakan kembali tanaman jagung di daerah ini, meski sebelumnya dikecewakan dengan kurang profesionalnya PT.Agrotama Mandiri, perusahaan daerah yang menampung hasil jagung petani.

Wakil Bupati Kotawaringin Barat, Bambang Purwanto, melihat antusiasme masyarakat itu menyatakan pihaknya akan berusaha membenahi kelemahan dalam arus budidaya dan pemasaran jagung ini.

Ia telah meminta dinas terkait untuk selalu berkoordinasi mencari solusinya, terutama dalam penyediaan mesin pemipil disetiap kecamatan.

Selain itu pabrik pemipilan yang masih ada milik Perusda di Desa Pasir Panjang, akan segera difungsikan kembali, dan tentunya akan direnovasi terlebih dahulu.

"Bahkan jangkauan usaha jagungnya akan diperluas dengan akan dibangun pembuatan tepung jagung sebagai industri hilirnya," katanya.

sementara itu salah satu petani jagung di Desa Sei Tendang mengungkapkan, dirinya ingin menanam jagung kembali, namun dirinya juga tidak menginginkan bila telah menanam jagung untuk yang kedua kalinya ini, akan mengalami nasib yang sama dengan kejadian dahulu, yakni tidak ada yang membeli jagungnya saat masa panen.

“Jangan sampai nanti, kami panen dan tidak tahu siapa yang akan membeli jagung kami,. Ini kan rugi, sementara menanam dan pemeliharaannya yang cukup lama, tapi tidak ada yang membeli,” ujar salah satu petani.

Kegagalan budidaya jagung pada tahun 2010 akibat pabrik pemipilan jagung milik Perusahaan Daerah Kotawaringin Barat lambat melangsir dari truk pengangkut jagung ke pabrik, sehingga petani rugi dalam pengangkutan, disamping ada salah manajemen Perusda PT Agrotama Mandiri yang berdiri sejak tahun 2008.

Akhirnya pabrik pengolahan pemipilan jagung itu hancur sejak terkena angin puting beliung pada tahun 2011, dan sampai sekarang sudah tidak beroperasi lagi. Bahkan Direktur Utamanya beralih sebanyak dua kali, tidak juga dapat mengubah pengoperasian pabrik yang telah menelan kurang lebih Rp 7 Miliar dengan permodalannya.


Pewarta :
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2024