Bogor (ANTARA News) - Atlet paralayang Indonesia, Dede Supratman berhasil meraih medali emas dalam Kejuaraan Dunia Ketepatan Mendarat (WPAC) ke-8 untuk kategori putra di Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu sehingga menjadi kado istimewa menyambut 70 Tahun Kemerdekaan RI.

"Saya tidak memprediksikan akan menang melihat lawan-lawan yang cukup tangguh dari Eropa dan Asia. Tapi ini menjadi kado istimewa selain untuk diri saya juga untuk negara di 70 Tahun Kemerdekaan Indonesia," kata Dede, usai penyerahan medali emas, di lokasi perlombaan.

Dede mengaku tidak memiliki ambisi untuk meraih juara dan hanya fokus untuk berlomba dan memperoleh hasil maksimal. Selama pertandingan, ia juga tidak pernah memperhatikan hasil perolehan sementara.

Menurutnya, hal itu sangat mempengaruhi konsentrasinya untuk melakukan yang terbaik selama kompetisi berlangsung.

Pada ronde pertama, Dede meraih nilai enam. Di ronde kedua, ia justru mendapat nilai 10, lalu pada ronde ketiga ia berhasil mendarat di titik nol.

Di ronde keempat Dede mendarat dengan nilai enam, dan babak penentu di ronde kelima dia berhasil mendarat sempurna di titik nol.

Dede berhasil mengalahkan Tomas Lednik dari Republik Ceko yang pada ronde pertama hingga ketiga masih memimpin perolehan sementara. Pada ronde pertama Tomas memperoleh nilai satu, begitu juga di ronde kedua.

Pada ronde kedua dan ketiga, Tomas meraih nilai empat dan di ronde kelima ia memperoleh nilai besar. Tomas meraih peringkat ketiga.

Juara kedua diraih oleh atlet gaek asal Slovenia, Matjaz Sluga, yang berhasil menggeser posisi Tomas Lednik dari peringkat kedua. Sluga memperoleh nilai sembilan, selisi satu angka dari Dede.

Dede mengaku ini pertama kalinya ia meraih gelar juara dunia untuk kategori Ketepatan Mendarat dalam WPAC ke-8.

Baginya ini sebagai pembuktian bahwa, ia mampu bersaing dengan juara dunia lainnya baik dari negara Eropa Timur maupun Asia.

Baginya, atlet yang hadir dalam Kejuaraan Dunia Ketepatan Mendarat (WPAC) ke-8 berjumlah 121 orang dari 19 negara adalah lawan yang berat. Beberapa negara yang menjadi lawan beratnya yakni Serbia, Republik Ceko, Slovenia dan Thailand.

"Haru rasanya, setiap kali mendengarkan Lagu Indonesia Raya dikumandangkan dalam kejuaraan besar. Dan saya merasa ada getaran di dalam hati saya bisa mempersembahkan prestasi untuk bangsa," kata dia.

Perolehan emas Dede Supratman disambut antusias oleh tim nasional Indonesia. Karena sejak awal, atlet asal Bogor tersebut hanya berada di peringkat keempat dan kelima. Namun, jelang ronde terakhir Dede berhasil mencetak nilai nol.

Ketua Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) bidang paralayang, Wahyu Yudha mengatakan Indonesia meraih medali emas untuk kategori putra dan perunggu untuk kategori beregu.

"Kita bangga atas perolehan atlet Indonesia, terutama untuk yang putra. Kita berhasil memperoleh emas, dan ini kami persembahkan untuk kemerdekaan Indonesia, jadi bukan hanya kebanggan prestasi tetapi untuk bangsa juga," kata Wahyu.

Pewarta :
Editor : Ronny
Copyright © ANTARA 2024