Palangka Raya (Antara Kalteng) - Pemerintah Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah melalui Dinas Ciptakarya, Tata Ruang dan Perumahan berencana menambah depo penampungan sampah pada 2016.
"Dalam rangka memaksimalkan pengelolaan sampah dan mencegah menumpuknya sampah di sisi jalan tahun depan, kita akan menambah depo sampah ditiga lokasi berbeda," kata Kepala Dinas Ciptakarya, Rojikinnor di Palangka Raya, Sabtu.
Ketiga lokasi tersebut direncanakan berada di wilayah Kelurahan Panarung, Kecamatan Jekan Raya dan Jalan Rajawali.
Pemerintah kota juga berencana mengembangkan bank sampah sebagai upaya menarik masyarakat terlibat mengolah sampah sebagai barang yang bernilai ekonomi. Selain itu juga memperluas sekitar 27 Tempat Penampungan Sementara (TPS).
Dia mengatakan, pemerintah "Kota Cantik" Palangka Raya juga menyediakan 70 tossa atau kendaraan roda tiga yang digunakan sebagai alat pengangkut sampah.
"Secara bertahap kami akan terus meningkatkan kebersihan dengan memaksimalkan pengolahan sampah. Tahun depan kita juga berencana menerima bantuan beberapa unit alat berat untuk penanganan kebersihan," kata Rojikin
Menurut dia, masyarakat Palangka Raya menghasilkan sampah rata-rata setiap hari sekitar 836 meter kubik, yang terdiri dari sampah organik dan nonorganik.
Dalam mengolah sampah, Palangka Raya masih menggunakan sistem "open dumping" dan "sanitary landfil". Sistem ini dilaksanakan di Tempat Penampungan Akhir Sampah (TPA) kilometer 14 Jalan Tjilik Riwut kota setempat.
Sementara anggota Komisi B DPRD Kota Palangka Raya, Sugianor selaku mitra kerja Dinas Ciptakarya mendukung upaya pemerintah dalam upaya mengatasi persoalan sampah.
"Tapi juga harus ada unit pengolahan yang mengubah limbah sampah menjadi barang bernilai ekonomi. Masyarakat juga harus peduli pada kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya serta memilah sampah sebelum dibuang ke TPS," katanya.
"Dalam rangka memaksimalkan pengelolaan sampah dan mencegah menumpuknya sampah di sisi jalan tahun depan, kita akan menambah depo sampah ditiga lokasi berbeda," kata Kepala Dinas Ciptakarya, Rojikinnor di Palangka Raya, Sabtu.
Ketiga lokasi tersebut direncanakan berada di wilayah Kelurahan Panarung, Kecamatan Jekan Raya dan Jalan Rajawali.
Pemerintah kota juga berencana mengembangkan bank sampah sebagai upaya menarik masyarakat terlibat mengolah sampah sebagai barang yang bernilai ekonomi. Selain itu juga memperluas sekitar 27 Tempat Penampungan Sementara (TPS).
Dia mengatakan, pemerintah "Kota Cantik" Palangka Raya juga menyediakan 70 tossa atau kendaraan roda tiga yang digunakan sebagai alat pengangkut sampah.
"Secara bertahap kami akan terus meningkatkan kebersihan dengan memaksimalkan pengolahan sampah. Tahun depan kita juga berencana menerima bantuan beberapa unit alat berat untuk penanganan kebersihan," kata Rojikin
Menurut dia, masyarakat Palangka Raya menghasilkan sampah rata-rata setiap hari sekitar 836 meter kubik, yang terdiri dari sampah organik dan nonorganik.
Dalam mengolah sampah, Palangka Raya masih menggunakan sistem "open dumping" dan "sanitary landfil". Sistem ini dilaksanakan di Tempat Penampungan Akhir Sampah (TPA) kilometer 14 Jalan Tjilik Riwut kota setempat.
Sementara anggota Komisi B DPRD Kota Palangka Raya, Sugianor selaku mitra kerja Dinas Ciptakarya mendukung upaya pemerintah dalam upaya mengatasi persoalan sampah.
"Tapi juga harus ada unit pengolahan yang mengubah limbah sampah menjadi barang bernilai ekonomi. Masyarakat juga harus peduli pada kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya serta memilah sampah sebelum dibuang ke TPS," katanya.